23

2.2K 208 15
                                    

Team nampak tak tenang dalam tidurnya, kepalanya bergerak-gerak gelisah, air matanya meleleh membasahi pipinya yang gembul, tangannya mencengkeram erat jemari ibunya yang berada dalam genggaman.

"Team...Team..ibu disini.." panggil ibunya agar membuat Team tenang.

Win mendekat, menepuk pipinya dengan lembut. "N'Pao...Pao.."

"Hia..hia...hiaaaa!!" Teriak Team. Ia membuka matanya.

"Hia disini...disamping N'Pao." ucap Win.

"Hia...!" Win mengangguk. Team melepas tangan ibunya, berganti memegang lengan Win yang membungkuk disebelahnya. Team akan bangun dari tidurnya tapi dicegah oleh Win.

"Jangan bergerak! perutmu akan sakit!" Team meringis merasakan sakitnya.

"Hia...apa kau baik-baik saja?"

Win memukul pelan kepala Team, "Khawatirkan dirimu sendiri baru khawatir tentang orang lain."

"Tapi...tapi hia..." Team tergagap.

"Apa kau bodoh! Sudah kubilang untuk lari kenapa hanya berdiri diam dengan bodohnya? Apa kau tak lihat orang itu membawa pisau?"

"Aku hanya ingin membantu.."

"Membantu apa? Kau mencelakai dirimu sendiri!"

"Mereka mengeroyokmu."

"Aku sudah besar bisa melindungi diriku sendiri."

"Aku juga sudah besar, aku bisa membantumu.."

Win menyentil dahi Team, "Besar apanya? Kau hanya tumbuh semakin gendut! Berdiam diri di tempat aman itu lebih membantuku."

"Hia! Kau menyebalkan! Ibu..." Mata Team terbelalak, baru sadar ada ibunya disamping.

"Kenapa ibu bisa ada disini?"

"Kau anak nakal! Baru bangun dan bertemu hia mu kau melupakan ibumu."

"Ibu, lihatlah hia...dia terus mengomeliku!"

"Tentu saja dia akan mengomelimu, karena kau yang salah!"

"Bu...kau tak membelaku, aku terluka.." Win tersenyum.

"Bocah gembul yang tumbuh masih merengek." ledek Win.

"Hia kau lebih cerewet dari ibuku."

"Apa kau juga mengatai ibumu cerewet ai Team?" Ibu Team bersiap menarik telinga Team.

Team menghindar, "Bukan bu..hia yang cerewet!"

"Huhh anak ini!" keluh ibunya.

"Karena kau sudah bangun, aku akan pergi."

"Hia mau kemana?"

"Pulang."

"Win, apa kau akan kembali bersama kami?" 

"Tidak bi, aku akan tinggal. Ada yang harus aku kerjakan, titip salam saja untuk paman."

"Ya."

"Dan kau N'Pao... jauhi masalah, aku tak selalu ada untuk menjagamu." lanjutnya.

"Hmm" Team cemberut mendengar perkataan Win.


Win kembali ke tempat tinggalnya, dimana teman-temannya menunggunya.

"Bagaimana N'Team?" tanya Dean.

"Baik."

"Apa rencanamu sekarang?" tanya Korn.

"Masih sama seperti semula, aku akan menyerahkan ini ke atasan ayah, aku khawatir dengan keselamatan Team, tapi aku akan kembali dulu untuk memastikan sesuatu."

Win ObsessionWhere stories live. Discover now