41

1.6K 159 21
                                    

"Thi, lepas dulu bajumu, kau akan kedinginan." kata Pharm. Dia tengah menyeka badan Thi dengan handuk kering.

"Tidak, Thi akan menunggu Thorn yang sedang memanggil ayah."

"Thi!" panggil Win saat ia tiba.

"Ayah!"

"Apa ada yang sakit?" Thi menggeleng.

Win Mendesah Lega, "Terima kasih N'Pharm."

"Tak apa Phi. Semua baju Thi basah, aku khawatir dia kedinginan."

"Ayo ganti bajumu dulu!"

"Dia hanya shock Win." kata Dean yang keluar setelah mengganti bajunya.

"Ya, Makasih Dean N'Pharm, aku kembali dulu." Win bersama kedua anaknya meninggalkan pasangan Dean Parm.

Setelah mengganti baju Thi yang basah, Win kembali ke ruangan di mana ia tadi meninggalkan Team bersama Jessy, ia datang bersama Thi juga Thorn yang berjalan di sisi kiri kanannya.

"Mommyyy!" Panggil keduanya, mereka berlari menuju ibunya lalu memeluknya.

"Thi apa kau baik-baik saja?" Jessy mengusap kepala Thi yang kini duduk di sebelahnya bersama saudaranya.

"Ya."

"Kau ingat apa pesan ayahmu?" tegur ibu.

"Ya, Thi salah." sesalnya.

"Di mana Team?" tanya Win saat tak menemukan nongnya di ruangan itu.

"Dia keluar, mungkin cari angin segar." Jawab Jessy.

Win merasa ada yang aneh dengan jawaban Jessy. "Jess, apa yang kau katakan padanya?"

"Kami hanya mengobrol biasa."

"Tidak, kau pasti mendesaknya!" ujar Win tajam, ia sangat tahu nongnya itu. Team tak akan pergi begitu saja jika sedang dalam suasana hati yang baik dan saat ia bersamanya tadi, Team tak terlihat kesal ataupun marah.

"Win, aku hanya mengkhawatirkanmu juga anak-anak."

"Jess, apa yang kau pikir akan Team lakukan hingga aku dan anak-anak perlu dikhawatirkan?"

"Win, tak ada hal baik tentangnya juga keluarganya."

"Itu bukan urusanmu!"

"Itu juga urusanku karena ada anak-anak!"

"Aku bisa menjaga mereka!"

"Win, apa kau lupa apa yang sudah mereka lakukan padamu juga keluargamu? Apa kau akan terus menutupinya dari Team? Apa kau akan terus melindunginya? Membuatnya menjadi seorang anak yang seolah tak bersalah? Apa kau akan tetap menutup mulutmu dan membawanya sampai kau mati?"

"Dengar Jess, Team tak memiliki kesalahan apa pun padaku juga keluargaku, semua itu tidak ada hubungan dengannya."

Jessy mencibirnya, "Jika Team tak bersalah, ia tak perlu menanggung kesalahan orang tuanya. Tapi kenapa kau dan seluruh keluargamu harus menanggung perbuatan keji mereka? Apa kesalahan yang keluargamu buat? Apa kesalahanmu sampai mereka terus mengincarmu?"

"Sudah kubilang Team tak ada hubungan dengan itu, aku mengenali dia dengan baik lebih dari siapa pun!"

"Lalu apa sekarang? Aku sudah mengatakan semua padanya, apa yang harus ia tahu, apa yang harus ia dengar karena kau tak akan pernah mengatakannya sendiri. Dan lihatlah! Dia hanya bisa melarikan diri dan bersembunyi seperti pecundang!"

"Jess, kau melewati batas! Aku tak akan membiarkan siapa pun menyakiti nongku." Win pun sudah berada pada batas kesabarannya.

"Thi Thorn, pergilah ke uncle Dean, jangan pergi kemana pun meski mommy kalian yang mengajak. Tetap tinggal sampai ayah datang!" Win berpaling pada kedua anaknya yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan orang tuanya.

Win ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang