T I G A P U L U H

114 17 1
                                    

Dilema, siapa yang seharusnya kupilih?
-Felisya Sherly Alexander

_________

HAPPY READING

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 dan Gara masih berada di rumah Defan, hanya tersisa mereka berdua. Teman-temannya yang lain sudah pulang. Gara sedari tadi sibuk memainkan ponsel nya, ia sedang berusaha menaikkan level game yang sedang ia mainkan. Sesekali Gara berdecak kesal karena Defan tak henti-hentinya berjalan bolak-balik di hadapannya. 

"Lo ngapain sih Fan?" kesal Gara menatap Defan dengan jengkel. 

Defan tidak menghiraukan perkataan Gara, ia sedang memikirkan perkataan El dengan seseorang di telepon tadi. Defan berniat untuk menceritakan hal ini kepada Al, tetapi ia mengurungkan niat tersebut. Ia tidak mau menaruh curiga dan menambah beban pikiran sahabatnya itu, apalagi membuat ikatan persaudaraan antara Al dan El menjadi rusak. 

Lalu dirinya harus bercerita kepada siapa? Sejak tadi ia pusing memikirkan hal ini dan selalu timbul kecurigaan di dalam hatinya.

Defan melirik ke arah Gara yang masih sibuk dengan ponselnya. Ide jahil terlintas di benaknya. Defan diam-diam mendekati dan mengambil ponsel milik Gara. Gara yang usdah terbiasa dengan tingkah sobatnya itu hanya berdecak kesal dan berusaha merampas ponselnya kembali.

[Defan mirip kek author, isengg xixi]

"Balikin woy!" Hilang sudah mood Gara. Ia kembali duduk di sofa dan membiarkan Defan mengambil ponselnya. Toh, nanti juga dikembalikan. 

"Nah, gitu dong duduk. Good doggy," Defan merasa puas melihat sahabatnya kesal.

"Sekalian gua mau ngomong," ucap Defan mulai serius. Gara hanya diam, menunggu apa yang ingin Defan bicarakan. 

"Gue curiga sama El, Ga," ucap Defan yang membuat Gara bingung. 

"Ada yang aneh sama El. Pas gue tadi mau ambil minum buat kalian dan gue gak sengaja liat El lagi teleponan. Gue heran kenapa dia harus angkat telepon di depan rumah gue," jelas Defan.

"Karena gue penasaran, gue nguping hehehe," cengirnya. Gara memutar bola matanya malas.

"Dosa lu nguping," satu jitakan mendarat di jidat Defan.

"Sakit bego, makanya dengerin dulu."

"Gue denger kalau El bilang kalau dia udah nembak cewek. Cewek itu sih katanya belum jawab dan minta dikasih waktu. Gue makin curiga lagi pas El bilang supaya orang di seberang telepon nepatin janjinya setelah dia berhasil jadiin cewek itu pacar. Jadi kesimpulannya, El nembak cewek itu bukan dari kemauan diri dia sendiri," jelas Defan.

"Kasian dong cewenya," gumam Defan prihatin.

Gara terdiam, ia juga baru tahu mengenai hal ini. Siapa perempuan yang didekati El? Apa yang dimaksud dengan janji itu? Banyak pertanyaan yang timbul di benaknya. 

"Siapa aja yang tahu tentang ini?"

"Gue dan lo," jawab Defan. 

"Eitsss, bentar. Jangan kasih tahu Al sama yang lain ya Ga. Gue gak mau mereka jadi kepikiran, apalagi Al," Defan memasang puppy eyes yang membuat Gara merinding seketika. 

"Mata lo pengen gue colok Fan." Defan menyengir dan mengeluarkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V. 

"Tentang ini, kita berdua aja yang tahu. Sebelum kita bener-bener yakin apa yang lo denger, kita harus cari bukti," ucap Gara dan disetujui oleh Defan. 

Only You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang