T I G A E N A M

86 15 1
                                    

Kayaknya author gak jdi up telat nih hehehe... Sekrang udha jem 23.24, author buru2 nulis dan trnyata bisa selesai seblum bsk. Udah ngantuk nih, mau bobo bsok skola :(

HOPE YOU ENJOY!

_________


BRUMM... BRUMM... BRUMM...

Perempuan dengan pakaian tanktop dan hotpants itu sedang berdiri di antara kedua peserta balapan hari ini. Perempuan itu mengangkat tangan ke atas yang sudah terdapat kain di genggamannya. Ia segera menurunkan kain itu setelah hitungan ketiga.

"Satu,"

"Dua,"

"Tiga,"

Dua orang yang sudah bersiap di atas motor masing-masing langsung melaju dengan cepat ketika perempuan itu selesai dengan hitungannya. Semua orang yang menonton bersorak kencang mendukung salah satu dari kedua orang itu.

Mereka berdua berlomba-lomba untuk menuju garis finish lebih dulu. Mereka saling menyalip satu sama lain, bahkan mereka rela melakukan cara apapun hingga bisa memenangkan balapan kali ini.

Motor berwarna merah itu memperpendek jarak dengan motor hitam yang ada di sebelahnya. Jarak kedua motor yang sangat dekat membuat salah satu dari mereka hampir terjatuh.

"Kali ini gue yang menang," ucap pengendara motor berwarna merah.

"Gak akan."

Mereka saling menyalip satu sama lain tanpa mempedulikan betapa bahaya nya jika mereka melakukan hal tersebut.

Salah satu orang terjatuh ketika pengendara motor berwarna hitam dengan sengaja menendang motor lawannya.

"Arghh...," ringisnya kesakitan ketika tubuhnya menyentuh aspal.

Pengendara motor berwarna hitam itu berhenti, lalu turun dan mengulurkan tanggannya untuk membantu. Wajahnya terukir senyum kemenangan yang terlihat sangat menjengkelkan.

"Lo gak bakal menang," ucapnya sambil membantu teman sekaligus lawannya berdiri.

"Bangsat lo Daf."

Dafin terkekeh, "Sorry bro."

"Elvano," panggil seseorang kepada lelaki yang baru saja terjatuh tadi.

"Lo gakpapa?" tanya orang itu dengan raut wajah khawatir.

"Gue gakpapa Rin."

"Arghh... Sakit bego." El memegang lengan kiri dan kakinya yang terasa sakit ketika Dafin dengan sengaja menyenggol dan menendangnya.

"Katanya gakpapa?" tanya Dafin dengan kepolosan yang disengaja.

"Daf, lo bisa serius gak. El kesakitan," bela Karin sambil menatap Dafin dengan tajam.

Dafin memutar bola mata nya malas dan memapah El berjalan menuju garis finish yang tidak terlalu jauh.

El duduk di salah satu kursi yang telah disediakan. Karin memberikan sebotol air mineral dan El meminum hanya sekali teguk. El meringis kembali ketika tak sengaja menggerakkan lengan nya yang membuat rasa nyeri kembali hadir.

"Gue obatin ya," pinta Karin dan ditolak oleh El. Dafin menatap interaksi kedua temannya itu, sebelum bertanya. 

"Gimana perkembangan lo sama cewe itu?" tanya Dafin dengan senyum miringnya. Ia penasaran seberapa jauh perkembangan El dengan Feli.

"She need times to answer, but ya now gue jadi deket sama dia."

Karin menatap Dafin dengan tatapan yang sulit diartikan. 

Only You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang