04 ° Siapa Dia?

570 73 352
                                    

Jangan lupa vote dan komen readers ku~
Satu vote dan komen kalian itu moodbooster buat aku

So, spam komen yuk

Mengandung sedikit bawang bagi yg menghayati :)

Typo tandain aja


💕Happy Reading 💕

💕Happy Reading 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

SUASANA benar-benar mencekam. Cherry dibuat bingung dengan ketiga lelaki ini.

"V-Van, i-ini arwahnya Tiffany masuk ke tubuh orang apa gimana?" bisik Rolan dengan tatapan yang terus tertuju pada Cherry.

"G-gue juga nggak tau," balas Vano ikut berbisik.

Tatapan ketiga lelaki itu terus tertuju pada Cherry yang duduk di sofa tunggal di ruangan itu. Sementara Cherry benar-benar dibuat bingung dan merasa ... tak nyaman karena tatapan itu.

"L-lo siapa?" tanya Rolan setelah memberanikan diri untuk bertanya. Pasalnya siapa yang tak takut melihat orang yang sudah meninggal 5 tahun lalu, kini kembali hidup dan duduk bersama mereka?

"S-saya Cherry, sekretaris barunya pak Galen," jawab Cherry sedikit gugup.

Galen, Vano, dan Rolan mendesah pelan. Mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Rolan pun menatap kedua sahabatnya. "Lo berdua mikir nggak sih? Jangan-jangan Tiffany minta dijenguk, makanya dia masuk ke tubuh orang buat nyampein pesannya," ucap Rolan absurd.

Plak!

Vano memukul paha Rolan dan membuat sang empunya meringis pelan. "Jangan ngadi-ngadi lu!" sinis Vano.

Sementara Galen hanya diam. Matanya benar-benar tak berpaling dari Cherry. Perempuan itu benar-benar mirip dengan Tiffany.

Kalau pun Galen hanya terbayang wajah Tiffany, mengapa Vano dan Rolan juga melihat hal yang sama?

"Apa jangan-jangan..." Rolan menggantung ucapannya sambil menoleh ke arah Cherry. "T-Tiffany mati suri lagi!"

Plak!

"G*bl*k! Yang masukin Tiffany ke liang lahat siapa? Ya kita bertiga ogeb!" kesal Vano karena tak habis pikir dengan isi otak Rolan. Bagaimana bisa cowok itu menjadi CEO dengan otak anehnya itu?

Sementara Rolan terus mengusap pahanya yang terasa panas. "Ya abisnya gimana dong?! Ini Tiffany ada dihadapan kita!" teriak Rolan kesal.

"Diem!"

Can We? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang