Closer (가까이)

507 66 5
                                    

Saddam sudah tertidur di babyseat. Mereka sudah selesai dari café tadi, kali ini yang menyetir Jefri. Beruntungnya Jefri sudah mengurus SIM internasionalnya, tinggal mengikuti navigasi saja. Suga juga menyandarkan kepalanya yang terasa lelah.

"Tidurlah, jika nanti sudah sampai kubangunkan." Jefri perhatian, apalagi melihat Suga yang terlihat lelah.

"Hyung, bagaimana caranya menghibur Mine?" Pertanyaan yang selalu terngiang-ngiang diingatan Suga, sembari melirik Saddam di babyseat dalam tidur pulasnya-memastikan tak terbangunkan karena suaranya.

"Sejauh ini, Mine selalu mencoba menyembunyikan tangisnya di depanku. Tapi aku selalu mengetahuinya. Jujur saja ya, aku tidak pernah yang namanya menghibur agar Mine bahagia kembali. Yang aku tahu Mine orang yang akan bahagia dengan hal-hal sederhana. Kita telah kehilangan Papa kita lama, tapi selama ini yang menghiburku justru Mine. Ia yang membuatku bangkit, padahal aku tahu ia juga lebih sedih daripada aku saat itu. Aku bertahan karena Mine masih membutuhkanku dulu, dan sekarang ada kamu yang akan selalu di samping Mine. Mine sama sepertimu, ia jarang mengatakan bahwa dirinya sakit. Mamapun tidak pernah menerima aduan tentang Mine sakit atau yang lainnya. Ia perempuan yang kuat, tapi sebenarnya sangat rapuh. Aku melihatmu sama seperti aku melihat Mine, kamu cerminan Mine versi laki-laki." Jefri bercerita panjang.

"Lalu?" Suga masih ingin mendengarkan.

"Aku tanya, kamu terhibur saat sedih oleh hal apa?" Suga menaikkan bahunya-tanda tidak tahu.

"Berarti aku juga tidak tahu Mine akan terhibur oleh apa, karena Mine adalah kamu." Jefri menarik kesimpulan. "Cari jalan keluarnya dengan caramu, Mine sudah memilihmu, dan kamu sudah memilih Mine. Aku ingin kamu lebih mengenal Mine dengan caramu." Nasihat Jefri.

"Kalau Noona?" Suga menanyakan kakak ipar perempuannya.

"Rosyi?" Suga menganggukkan kepala. "Rosyi kebalikan dari Mine, jika ia sedih sudah pasti aku kena salah. Menghiburnya malah aku dianggap gila, karena katanya tidak tahu situasi, kan aneh." Suga terkekeh. "Bahkan saat Saddam sakit panas waktu umur beberapa bulan, dia menangis keras sampai satu kompleks mendengarnya dan mengira ada hal mencurigakan, padahal itu hal biasa saat bayi bukan? Ya itulah istriku. Tapi aku mencintainya karena Allah. Dia takdirku." Suga mengambil hikmah dari kisah itu, ia ingin menjadi Jefri yang penyabar, yang selalu mengerti istrinya.

Selama ini keluarga Mine tidak tahu tentang kejadian malam itu, malam pertama Suga dan Mine bertemu. Malam penuh kesedihan untuk Mine. Suga berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengungkit masalah lama Mine itu. Itu menyakitkan untuk Mine, dan tentu untuknya. Jika ia menemukan laki-laki itu lagi, sudah pasti ia tidak akan membiarkannya hidup. Siapapun yang mencoba melukai Mine, harus berhadapan dengannya dulu.

"Hyung, tentang Madfir?" Suga menyinggung hal itu-masih penasaran.

"Madfir, laki-laki pengangguran yang hanya menerima warisan orang tuanya. Ia anak orang kaya di Malang. Ia tampan, ia berbakat di dunia olaraga, dan sangat terobsesi dengan Mine. Sebelum kamu datang ke rumah untuk melamar Mine hari itu, sebenarnya ia berkunjung ke rumah dan menanyakan keberadaan Mine pada Mama. Saat itu aku sedang menjemputmu, bukan? Ya saat itulah ia datang. Entah apa yang membuatnya terobsesi dengan Mine. Dan aku pernah melihatnya keluar dari klub malam bermabuk-mabukan bersama beberapa wanita, sejak saat itu aku tidak akan sudi adikku bersamanya."

"Bagaimana denganku, Hyung? Aku juga pernah minum." Suga menunjuk dirinya.

"Ini berbeda kasus. Madfir muslim dan kamu minum sebelum masuk islam."

"Tapi awas saja kamu minum alkohol setelah ini!" Jefri memberi peringatan. Suga mengerti.

***

Suga sudah sampai dan hendak berbaring di samping Mine, Mine masih terlihat pulas dengan tidurnya. Karena pergerakan Suga, sedikit membangunkan Mine.

Mine~Suga | Fan-fiction [BTS X Muslimah]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum