Happiness (행복)

501 45 9
                                    

Matahari mencercakan cahaya di mata seorang wanita yang baru pulang kemarin setelah 2 minggu di rumah sakit, memaksakan untuk terbuka perlahan. Membelakangi suaminya yang juga tertidur sambil menjatuhkan tangannya di perut besarnya. Setelah sholat dini hari tadi, entah mengapa mereka semua seperti ambruk dan memutuskan untuk tidur. Mungkin karena kelelahan di rumah sakit.

"Sudah bangun?" Lirih Suga dengan suara paraunya, khas bangun tidur. Masih memeluk perut buncit Mine. Tetapi Mine tidak menjawab. Suga terus mendekatkan diri ke Mine, agar ia bisa mencium bau harum istrinya yang paling ia suka itu.

"Oppa." Mine ingin memulai kalimatnya, matanya sudah terbuka penuh. Sekarang, Mine lebih sering memanggil suaminya Oppa daripada Yeobo. Suga sendiri tidak suka dipanggil Oppa, rasanya tidak cocok saja.

"Hm?" Balas Suga, menenggelamkan wajahnya ke leher Mine.

"Aku merindukan Kak Jefri." Mine mengatakan hal yang tadi muncul dimimpinya. Ia memang sungguh merindukan Jefri, selama berbulan-bulan ia tak mengobrol dengan kakaknya.

"Ingin menghubunginya?" Tawar Suga, sambil mengambil ponselnya di nakas, dan langsung mencari nama hyungnya itu.

"Anieyo." Mine membalikkan badan dan dengan paksa mengambil ponsel Suga.

"Wae?" Merubah keputusan selanjutnya.

"Molla, lupakan saja, Yeobo. Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan rumah tangga Kak Jefri." Mine yang sekarang memeluk Suga, kali ini tak memakai bantal hamil. Sepertinya Seori sudah akur dengan ayahnya.

"Kita tunggu saja, siapa tahu mereka yang menelpon dahulu." Suga membalas pelukan yang diganjal oleh perut buncit itu. Ia mengelus lembut surai pendek Mine hasil kerja kerasnya.

"Yeobo, aku sudah lama tidak melihat Afi dan Firman." Guman Suga berbincang.

"Di Indonesia, mereka memutuskan kerja disana." Mine melepas pelukan. "Oppa, mandilah!" Ketus Mine menjauh.

"Yeobo, aku sudah tidak muda lagi. Aneh rasanya dipanggil, Oppa." Suga protes.

"Biar awet muda." Mine mendudukkan diri, di bantu Suga dari belakang untuk menahan punggung Mine. "Lagi pula dulu aku juga memanggilmu Oppa."

"Ppali, mandilah, Yeobo! Baumu membuatku..." Mine masih menyuruh Suga mandi, padahal ia tadi sudah mandi sebelum shubuh.

"Membuatmu apa?" Suga bangkit menghadap Mine.

"Membuatku ingin ppoppo." Ucap Mine—tersenyum lebar. Mine benar-benar menggoda Suga. Mereka harus diberi penghargaan pasangan tergemes sepertinya.

'Cup.' tanpa basa-basi ia langsung mengecup bibir Mine. "Kamu semakin pintar aegyo sekarang." Gemas Suga.

"Gomawo, morning kissnya. Cup" Mine berterima kasih dan memberi balasan di pipi kanan Suga dan mulai berdiri.

"Yeobo, yang kiri." Suga meminta lebih.

"Kamu juga hanya sekali." Mine memutar balik.

"Bibirmu hanya satu, kan?" Suga mengatakan fakta.

"Alhamdulillah, normal." Mine keluar kamar.

"Tapi, pipiku ada dua. Seharusnya dua, Yeobo!" Teriak Suga dari dalam kamar yang dapat didengarkan jelas oleh Mine. Suga juga ikut keluar tanpa merapikan kamarnya.

"Mau salad?" Mine menawari salad yang baru saja ia buat kepada Suga yang menghidupkan TV di ruangan besar itu setelah mencuci muka dan sikat gigi. Ia duduk di samping Suga dengan mangkok besar berisi salad buah. Mine hanya membawa satu garpu jadi mereka berbagi.

Mine~Suga | Fan-fiction [BTS X Muslimah]Where stories live. Discover now