Cuti ½ Hari (반나절 휴가)

667 87 2
                                    

Bunga-bunga di jalanan mulai bersemi seperti hati Mine yang berjalan dengan Afi sekarang. Ia ingin benar-benar memastikan apakah benar ia hamil. Ia sendiri tidak ingin menyalah artikan alat itu.

"Mine, apakah tidak apa, ke spesialis kandungan tanpa suamimu? Suamimu pasti juga ingin tahu." Afi mengomel.

"Aku tidak bisa membiarkan dia ikut, ia akan melakukan tour minggu depan. Hawa rumah sakit tak baik untuknya." Afi hanya berohria saja.

Mereka masuk ruangan dokter saat nama Mine dipanggil, dan sebelumnya terdapat tambahan ibu. Ia merasa seperti seorang ibu sungguhan, ya memang sungguhan, ia hamil.

Dokter melihat hasil test pack kedua, yang sebelumnya Mine harus buang air kecil dahulu. "Bagaimana, Dok?" Mine sangat penasaran.

"Dua garis." Jawaban yang sangat melegakan Mine, dengan senyum dokter yang menyejukkan. Afi di sana sangat terkejut menatap Mine😳. Tapi Mine hanya tersenyum.

"Mari saya USG agar lebih yakin, ya." Dokter mempersilahkan Mine untuk ke atas brankar rumah sakit yang di sampingnya lengkap dengan alat USG.

"Ini janinnya." Dokter menunjuk tangannya di layar itu, membuat Afi terperangah dan Mine lega.

Setelah selesai dan hasilnya dicetak, Mine turun dari brankar. "Saya lihat punya riwayat diabetes ya?" Mine mengangguki, "Untuk masalah suntik insulin ke Mine-ssi, tidak ada masalah. Tapi, kontrol pola makannya ya. Ini gula darahnya sedikit tinggi, dan gula darah juga dapat membahayakan janinnya." Mine mengerti.

"Usia kandungannya sudah masuk minggu ke tujuh, perkembangannya cukup baik sampai sekarang. Detak jantung juga baik. Semuanya normal, semoga dapat berkembang dan tumbuh dengan baik ya, Mine-ssi. Sehat selalu." Setelah penjelasan dokter perempuan itu, Mine ke apotek membeli vitamin yang telah diresepkan. Ia tidak berhenti memandangi hasil USG itu.

"Mine! Kenapa kamu tidak terlalu terkejut?!" Afi mulai mengomel kembali.

"Karena aku sudah lelah terharu kemarin." Jawab Mine santai.

"Yoon-gi, suamimu sudah tahu?"

"Tentu belum, aku akan menghadiahkan ini." Sembari menunjukkan hasil USGnya.

"Wah, setelah ini aku punya keponakan, dari anggota BTS woy! Bukankah itu hal terkeren dalam hidupku?" Afi mulai tidak jelas.

***

Afi sudah kembali ke kantornya setelah makan, sebenarnya Afi hanya memanfaatkan jam makan siangnya. Mine membeli beberapa puding untuk anggota BTS, ia berencana untuk mengunjungi Suga yang sedang latihan. Ia masuk kembali ke Bighit setelah sekian lama. Mengenang bagaimana ia memberi Suga pembelajaran di sana.

"Annyeong haseyo." Mine masuk, dan melihat mereka yang baru selesai istirahat. Mine menyerahkan oleh-olehnya yang telah dibelinya tadi. Member BTS dengan senang hati menerimanya.

Suga mengajak Mine ke ruangan yang lebih privasi. "Bagaimana hasilnya? Kamu sakit apa?" Tanya Suga khawatir.

"Geogjeong hajima, Yeobo. Aku hanya lelah saja. Fighting, Yeobo! Aku akan selalu mendukungmu." Mine terlihat bersemangat.

"Kamu masih ingin disini, atau mau kuantar pulang?" Suga berjalan mendahului Mine kembali ke lokasi rehearsal.

"Aku akan di sini sementara, nanti aku pulang sendiri saja." Mine mengikuti Suga.
Mine ingin melihat Suga melakukan latihan. Ia ingin benar-benar di samping Suga kapanpun.

"Mine-ah, gomawoyo." Mereka secara bergantian mengucapkan itu saat Mine masuk didahului Suga. Mine hanya mengiyakan.

Suga kembali dan hendak mengambil satu puding. Tapi kotak tersebut sudah kosong padahal Mine beli 14, berjaga-jaga jika mereka ingin lagi.

"Ya! Kalian menghabiskan bagianku." Suga marah, ia melihat tersangkanya, Jin.

"Anieyo." Jin mengelak.

"Yeobo, biarkan saja." Mine menenangkan suaminya ini, seperti apa yang mamanya bilang. "Ini untukmu, khusus." Mine mengeluarkan 2 wadah puding lagi yang memang ia khususkan untuk Suga, karena ia tahu akhir-akhir ini Suga tidak ingin berbagi dengan member lain.

"Ah, istriku terbaik." Suga menerimanya.

"Mine-ah, aku?" Jimin masih menggoda Mine. "Aku?" V juga ikut menengadahkan tangannya. "Aku?" J-Hope.

"Ya...!" Suga marah lagi, namun mulutnya ditutup oleh Mine. Membuat semua orang tertawa. Sebenarnya Mine tidak ingin anak yang dikandungnya mendengar Suga marah-marah.

"Yeobo, jangan teriak-teriak. Suaramu habis nanti." Alasan Mine. Suga langsung diam tidak berkutik. Yang dapat mengalahkan Suga hanya Mine.

***

6 hari setelah pertengkaran puding itu.
Hari ini Suga akan mulai berangkat untuk world tournya. Keluarga Mine dan Suga sudah tahu kehamilan Mine, kecuali Suga. Ia ingin memberi kejutan untuk ulang tahun Suga meskipun ia tidak bersama.

"Aku masih ingin tidur." Suga masih berbaring di atas ranjangnya, padahal sudah berpakaian rapi dan siap berangkat, sifatnya sangat tidak berubah, sepertinya semenjak Mine hamil. Sedangkan Mine yang merapikan pakaian yang ia butuhkan, termasuk skincare dan lain-lainnya.

"Fighting, Yeobo! Ingatlah Army menantikan kehadiranmu." Mine orang yang selalu bersemangat.

"Ne..." Suga bangkit.

"Yeobo, ini bukalah saat ulang tahunmu, ya. Jangan dibuka sebelum waktunya." Mine memberi kotak kado berwana hitam dengan pita emas. Suga menerimanya.

"Tidak bisakah kubuka sekarang?" Suga membolak-balikan kotak itu.

"Jangan! Tidak surprise." Mine menarik kotak itu kembali dan meletakkannya di koper Suga. "Maaf ya, aku hanya bisa memberi itu saja." Mine menutup koper.

"Gwenchana, kamu saja sudah cukup untukku. Gomawo kadonya." Suga melemparkan badannya kembali ke ranjang. "Entah mengapa, rasanya aku tidak bisa lepas dari kasur ini." Suga masih berleha-leha.

Mine tahu, mungkin itu perasaan seorang ayah yang tidak ingin pisah dari anaknya.

"Kamu jangan lupa insulin, makan jangan terlambat, selalu hubungi aku, jangan terima tamu kecuali keluarga, jangan pulang terlalu malam, jika tidak bisa tidur atau ada apa-apa hubungi aku saja ya?" Suga berpesan saat akan berangkat.

"Aish... Jjinja arraseo, Yeobo." Mine memeluk Suga. Ia juga merasa berat ditinggal suaminya, apalagi saat ini ia sedang berbaan dua. Tapi ia tidak ingin menjadi wanita manja.

"Neomu neomu saranghae, Yeobo." Suga membalas peluk Mine, dan terus mengecupi wajah Mine di setiap sisinya.

"Nado saranghae." Mine membalas ucapan Suga. "Jeosimhae, jangan buka kadonya sebelum ulang tahunmu lho." Mine memperingatkan Suga lagi yang mulai menjauh masuk lift.

***

"Eomma, boleh tidak aku minta tolong?" Suga menelpon ibunya saat masuk ke lift.

"Apa?"

"Tolong sekaki-kali jenguk Mine ya, Eomma. Aku mengkhawatirkannya."

"Tentu saja, dia kan sedang... Ah, dia kan memang menantu Eomma." Hampir saja mertua Mine ini keceplosan tentang kejutan itu.

"Eomma, Appa, Hyung, jaga kesehatan ya. Gamsaheyo Eomma."

"Ne, jeosimhae."

Suga harus benar-benar menjaga Mine meskipun tidak di sampingnya. Ia juga menghubungi Afi dan Firman untuk selalu menemani Mine. Ia tidak ingin Mine kesepian. Bahkan Suga juga meminta Afi untuk tinggal dengan Mine, sayangnya Afi tidak bisa. Urusannya juga banyak, Suga dapat memaklumi itu.

BTS sudah terbang dengan private jet mereka. Suga masih penasaran dengan kotak hitam di genggamannya sekarang.

"Hyung, itu hadiah untukku?" V hendak mengambilnya.

"Ya! Kembalikan." V masih mengocoknya, dan memprediksi isinya dengan pendengarannya. Suga langsung mengambilnya.

"Ini untukku dari Mine." Suga menjelaskan tanpa memandang V, fokus dengan kotak hitamnya.

***

Mine~Suga | Fan-fiction [BTS X Muslimah]Where stories live. Discover now