4. Asmara Kayonna

20 5 0
                                    

4. Asmara Kayonna

⋆  💜  𝒟𝑒𝓋𝒶𝓈𝓂𝒶𝓇𝒶  💜  ⋆

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

⋆  💜  𝒟𝑒𝓋𝒶𝓈𝓂𝒶𝓇𝒶  💜  ⋆

Kayonna. Sudah lama sekali Asmara tidak mendengar nama panggilan itu. Terakhir kali dia mendengarnya saat kelas 1 SMP dimana kejadian terburuk dalam hidupnya menimpa Asmara. Setelah kejadian itu Asmara enggan dipanggil Kayonna oleh siapapun termasuk Devan. Panggilan itu hanya akan membuat Asmara terjebak di masa lalu, ingatannya masih amat sangat jelas dalam pikirannya meskipun Asmara selalu terlihat baik-baik saja di depan Devan tapi itu tidak menutupi bahwa Asmara kerap kali bermimpi buruk di malam hari.

"Kayonna benalunya Devan."

"Kayonna, lo itu jelek nggak pantes ada disisi Devan."

"Sadar diri dong Kayonna, pindah sekolah sana."

"Apa sih yang lo kasih ke Devan sampai tuh cowok lengket banget sama lo?"

"PERGI DARI SINI KAYONNA! PERGI DARI SISI DEVAN. GARA-GARA LO DEVAN HAMPIR MATII!"

"Ra."

Panggilan Devan tidak dia hiraukan, suara-suara itu lebih mendominasi dibanding suara ribut di sekitarnya. Dada Asmara bergemuruh, keringat dingin mulai bercucuran, dia ketakutan.

"Ra," panggil Devan khawatir.

Asmara masih sibuk dengan pikirannya, suara panggilan Devan seolah tersamarkan begitu saja. Asmara menutup kedua telinganya, berusaha mengusir semua suara yang selalu membuatnya bermimpi buruk. Tingkah Asmara yang seperti ini membuat Devan makin panik.

"RA LO KENAPA?" Devan berteriak sambil memegang bahu Asmara.

"Van," lirih Asmara pelan.

Gadis itu mendongak menatap mata Devan yang terlihat panik, Asmara menghembuskan napas berat. Dia melihat teman-temannya yang juga sedang menatap khawatir. Mereka sedang berada di kantin. Asmara lalu tersenyum meskipun bibirnya terlihat pucat pasi.

"Lo sakit Ra?" tanya Devan memegang tangan Asmara yang terasa dingin.

Asmara menggeleng, "Gue nggak pa-pa."

Devan mengerutkan keningnya, sudah lama sekali dia tidak melihat Asmara seperti tadi. Devan seolah tahu apa yang dirasakan Asmara itu karena trauma masa lalunya. Gadis ini mungkin mendengar suara-suara yang tidak nyata lagi seperti dulu padahal Asmara sudah lama sembuh. Tapi kenapa itu terjadi lagi? Apa ada yang membuat Asmara kembali mengingat masa lalunya?

"Kita ke uks, lo keliatan nggak sehat," ujar Devan.

"Nggak usah Van gue nggak pa-pa," cegah Asmara berusaha meyakinkan.

Devan akhirnya luluh dan kembali duduk di sisi Asmara, memperhatikan wajah pucat pasi gadis itu. Wajah Asmara memang selalu terlihat pucat tapi tidak pernah sepucat ini. Gadis yang selalu berusaha terlihat baik-baik saja di depan Devan, tidak pernah mau bersedih di depan cowok itu. Tanpa Asmara sadari sebenarnya Devan tahu apa yang selalu di sembunyikan oleh Asmara.

DEVASMARAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz