Cowok itu mulanya hanya diam, tapi lama-lama merasa iba juga. Akhirnya ia sedikit menunduk. Membungkukkan badan dengan posisi kepala berada tepat di hadapan gadis asing itu.

Ekspresinya seperti tengah menahan sesuatu yang minta dikeluarkan dengan segera.

"Kenapa Lo? Mau e'ek?"

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Kenapa Lo? Mau e'ek?"

Rayden tidak mendapat jawaban.

"Jangan cepirit di sini ya!"

"Ta-takut...."

"Apaan? Yang kenceng ngomongnya!"

Ini hujan deras, bahkan disertai guntur. Tapi gadis ini malah berbicara dengan suara sekecil entut yang ditahan-tahan agar tidak keluar tapi nyatanya tetap menerobos keluar.

"T-takut."

Benar, kan, tebakan Rayden. Cewek ini takut guntur. Tapi tidak takut berdekatan dengan Rayden. Padahal Rayden sendiri saja Dewa Guntur.

"Nggak usah takut kali."

Cowok itu sampai bertanya-tanya, memangnya apanya yang menakutkan, sih? Padahal ia menyukainya. Sangat.

Rayden beralih duduk di kursi halte. Ia memandang cewek asing itu penuh tanya. "Sini, jangan duduk di situ. Kayak orang mau ngemis aja duduk di bawah."

"Takut."

"Aih, nih cewek!"

Rayden kembali beranjak. Berjongkok di sebelah cewek itu. "Kalo takut sama yang begituan jangan kelayapan deh, Lo!" Dia bersungut-sungut.

Tatapan Rayden tiba-tiba saja teralihkan, ia tak sengaja melihat permen gula kapas yang ada di tangan cewek itu. "Unyu banget."

Tangannya terjulur, sebagian orang yang melihat mungkin akan berpikir jika Rayden akan menyomotnya tanpa izin

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Tangannya terjulur, sebagian orang yang melihat mungkin akan berpikir jika Rayden akan menyomotnya tanpa izin. Tapi tidak saat tiba-tiba saja dia justru mencubit sebelah pipi gadis itu seraya nyengir. "Salah pegang weheheh."

Modus dikit tidak pa-pa, lah.

"Boleh minta, nggak?" tanyanya tanpa ragu.

Ia tersenyum saat gadis itu menyodorkan tangannya, Rayden segera meraihnya dengan cepat. Tentu tidak mau menyia-nyiakan barang gratis. Lengan besarnya tanpa sengaja menyenggol lengan gadis itu. Keningnya berkerut, terasa dingin.

Tapi Rayden bodo amat. Dia langsung saja melahap makanan gratis hari ini.

"Emang biasanya kalo ketakutan ngapain? Minta peluk mamak apa gimana?" tanyanya kemudian.

Kacang. Rayden sama sekali tidak mendapat jawaban.

"Ya udah deh, gue temenin biar nggak takut lagi."

Setelahnya hening. Rayden sibuk memakan permen kapas. Sedangkan gadis di sampingnya anteng, menahan takut.

"DEN!"

Si pemilik nama menoleh ke samping, lalu berdiri. Tubuh menjulangnya tentu bisa dengan mudah menutupi gadis asing yang berjongkok di belakangnya.

"Apaan?" tanyanya kelewatan santai.

Dengan keadaan setelah basah, temannya misuh-misuh. "Gara-gara Lo kabur kita jadi kalah, goblok."

"Lagian kalian bego," sahut Rayden sembari melanjutkan acara makan gratisnya dengan begitu santai. Tentu membuat temannya semakin jengkel.

"Kok Lo jadi nyalahin orang lain, sih?!"

"Ya kalo kalian nggak bego, pasti nggak bakal kalah, lah."

"BODO AMAT!" Zoe berteriak. Lalu tatapannya mengarah pada benda di tangan Rayden. Terasa tidak asing.

Zoe langsung mendorong tubuh Rayden ke samping, dugaannya ternyata benar.

"Ya ampun, La!"

Sebut saja ini memang refleks, saat Zoe menyentuh bahu Pelangi. Berniat membantunya berdiri. Tadi yang dilakukan gadis itu cukup membuat Zoe terkejut, meski seharusnya sudah biasa. Bahkan Rayden sampai terbengong-bengong.

Pelangi langsung menepis tangan Zoe, bahkan terkesan terlalu kencang.

Rayden mencium bau-bau keretakan rumah tangga di sini.

Ini cukup seru.

Cowok itu bergerak cepat, duduk di kursi halte sembari memakan permen kapas dan menyaksikan hal menarik.

"Ngapain di sini?" Zoe memekik setelah Pelangi berdiri sendiri tanpa bantuannya. "Ini hujan, La. Jangan keluar rumah. Lo, kan, takut petir. Kalo kenapa-kenapa gimana? Gimana kalo ada orang jahat? Hujan-hujan jalanan sepi, La. Terus Lo mau minta tolong siapa kalo ada orang jahat, hah?"

"Dia... siapa?" tanya Pelangi dengan pandangan melirik Rayden. Seolah tidak mempedulikan kekhawatiran Zoe.

Demi apa pun, Zoe tidak pernah menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut Pelangi.

Karena sebelumnya, Pelangi sama sekali tidak pernah merasa penasaran dengan laki-laki manapun.

****

Lagi suka banget sama Cole xixi

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Lagi suka banget sama Cole xixi.

30-10-20

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

30-10-20.

CERAUNOPHILE [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن