Lembayung sih terserah Senja saja, karena katanya dia sangat merindukan Ayahnya dan mengajak Lembayung ikut menginap di sini.

"La."

"Apa lagi?" Pelangi menyahut dengan ketus. Pasalnya Lembayung memang suka sekali mengganggunya, meledeknya, menertawakannya. Pokoknya nyebelin, deh!

Katanya sih karena dia anak tunggal, jadi merasa senang memiliki Pelangi yang notabennya adalah adik ipar. Kalau begitu kenapa tidak membuat anak saja dengan Kakaknya Pelangi? Menyebalkan.

"Habis ini ngevlog, yuk?"

Ngevlog? Malam-malam? Sembari mencari hantu, begitu?

"Males."

Oh, ya. Lembayung merupakan seorang YuoTubers yang cukup diminati banyak pengguna YuoTube. Sementara Senja memiliki usaha reustaurant yang sudah memiliki beberapa cabang.

"Nggak kakak nggak ade sama aja, susah banget diajak ngonten." Dia mencibir dengan pelan, yang tentu masih bisa didengar semuanya.

Senja melotot, Lembayung nyengir. Lantas mengelus sebelah pipi istrinya. "Kamu cantik banget, deh," ucapnya merayu. Tapi Senja malah tidak merespon sama sekali.

"Sukurin!" Pelangi meledek, mumpung ada kesempatan.

Ayah senyam-senyum.

Di tengah suasana ini, Pelangi hanya bisa berharap, andai saja Ibunya ada di sini.

***

"RAYDEN!"

"WOY, DEN!"

"BAZENGG!"

"KALENG SARDEN, MAU KEMANA LO?!"

"TAI LO, DEN!"

"JINGAN TUH ORANG!"

Umpatan yang saling bersahut-sahutan itu bukanlah untuk yang pertama kalinya. Semacam sudah seperti kebiasaan kala Rayden pergi meninggalkan pertandingan begitu saja.

Cowok itu cukup unggul dalam olahraga futsal. Tanpa adanya Rayden, timnya akan kalah. Dan saking bangsatnya cowok itu, mentang-mentang dia merasa hebat, Rayden sering kali meninggalkan permainan begitu saja.

Bukan tanpa alasan. Rayden merupakan spesies manusia yang cukup unik.

Jika kebanyakan orang akan takut melihat kilat yang merupakan cahaya menakutkan, atau mungkin menutup telinga saat suara guntur menggaung begitu kencang, Rayden tidak seperti itu.

Justru dia akan berlari keluar. Melihat kilat, menikmati suara guntur yang sangat-sangat menenangkan baginya.

Seperti namanya, dia adalah Dewa Guntur.

Ceraunophile.

Seperti itulah ciri khas seorang Rayden Hesperos.

Dia bahkan rela menerobos hujan, berlari menuju halte supaya bisa menyaksikan kilatan di langit dengan jelas.

Kakinya menubruk sesuatu karena pandangannya terus mengarah pada langit yang menggelap. Tapi Rayden tetap tidak menolehkan kepalanya. Dia tidak suka diganggu jika sudah berhadapan dengan guntur dan kilat seperti ini.

Tapi menyebalkannya, suara rintihan justru mengusik telinga cowok itu. Aih, kenapa pula harus ada suara lain jika suara guntur saja sudah sangat cukup baginya? Itu sangat mengganggu.

Mau tak mau, Reyden menundukkan kepalanya. Mendapati perempuan yang meringkuk di bawahnya, tepat di sebelah kaki cowok itu.

Rayden sudah menebak jika cewek itu pasti ketakutan dengan aungan langit. Berbanding terbalik dengannya yang justru menikmatinya.

CERAUNOPHILE [Completed]Where stories live. Discover now