[BC] The first time I forgive him [Jaehyuk's Focus]

149 20 1
                                    

Tubuhku lemas dan tanganku bergetar dengan kencang. Aku hanya dapat menyaksikan sebuah mobil melaju dengan kencang, meninggalkan tubuh orang yang kusayangi tergeletak tak berdaya di tengah derasnya air hujan.

"Ireneꟷ" ucapku tertahan sambil menghampiri sosok tersebut. Dapat kulihat ia membuka matanya sedikit dengan seluruh kekuatan tenaganya.

"Kak, jangan menangis," ucap Irene ketika melihat wajahku yang meneteskan air mata, sederas air hujan yang mengguyur tubuh kami berdua.

"Diaꟷ" ucapku tertahan sambil menggenggam tangan Irene kuat-kuat. Mobil itu, mobil yang sangat familiar bagiku maupun Irene.

"Kak, berjanjilah padaku," ucap Irene di tengah-tengah sisa tenaganya. Ia juga berusaha menggenggam tanganku yang gemetar. "Tolong maafkan dia. Aku tahu dia sama sekali tidak berniat menyakitiku."

"Ireneꟷ" ucapku dengan suara yang parau akibat tangis yang kuciptakan.

"Kakak, ingatlah apa saja yang sudah ia perbuat padaku. Jangan sampai semua hal itu sirna akibat kejadian ini," ucap Irene yang kemudian menutup matanya sambil tersenyum. Aku yang tidak siap dengan semua ini, berteriak sekencang-kencangnya.

Aku terbangun dengan nafas yang tersenggal-senggal. Keringat dingin mengalir dari tubuhku. Jam dinding di ruangan sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Maafkan aku Irene, aku masih belum sanggup melakukan permintaanmu, batinku sambil menyeka keringat yang menghiasi tubuhku. Aku pun segera bangun dan bersiap-siap karena ada seseorang yang sudah menantiku dengan setia di tempatnya.

.

.

Begitu aku sampai di kediaman gadis yang menungguku, sebuah botol kosong melayang dengan sempurna dan mengenai tembok di samping pintu yang kubuka.

"Sayangkuꟷ" teriaknya begitu melihatku dan serta-merta ia berlari untuk memelukku dengan erat.

"Jaehyuk, tolong ya," ucap kedua kawanku yang sebenarnya juga bertugas pagi sepertiku. Sebagai informasi, aku adalah pegawai magang rumah sakit jiwa dan gadis yang memelukku saat ini berstatus sebagai pasien.

Aku pun hanya menganggukkan kepala. Semangat Jaehyuk, ucapku dalam hati.

"Sakura, sudah kubilang jangan mainan lempar-lempar barang. Kalau barangnya mudah pecah, bisa-bisa tanganmu yang terluka," ucapku sambil melepaskan pelukannya dengan perlahan dan mengusap tangannya.

"Sayang, jika aku mati apa kamu akan memaafkanku?" ucapnya padaku. Aku terkejut dengan ucapannya.

"Sakuraꟷ" ucapku dan ia berjalan perlahan untuk duduk di tempat tidurnya. Aku pun mengikutinya dari belakang.

"Tentu saja aku tidak pantas untuk mati. Aku harus selalu seperti ini, selalu merasa bersalah untuk menebus segala kesalahanku," ucapnya dengan nada lirih. Sejak Sakura datang ke rumah sakit ini, dia selalu mengatakan hal yang sama. Memohon permintaan maaf dan menyatakan bahwa ia pantas menderita. Aku selalu berusaha menanyakan mengapa ia berkata seperti itu, tetapi ia tidak pernah menjawabnya.

Aku memposisikan duduk di sampinya dan ia lantas menempelkan tangan lembutnya di dahiku, "Aku berharap kamu amnesia selamanya seperti ini sehingga aku tidak melihat wajah kebencian darimu, sayang."

Ketika aku masih terpaku dengan segala perbuatannya, ia lantas membuka mulutnya dan mengarahkan jari telunjuknya ke arah mulut. Aku yang paham akan kode tersebut lantas meraih nampan berisikan sup di atas meja dan menyuapkan perlahan sup tersebut ke Sakura. Sesekali Sakura tersenyum ketika aku melakukan hal ini padanya. Aku sungguh penasaran apa yang menyebabkanmu seperti ini, batinku.

Save YouWhere stories live. Discover now