[BC] The first time I celebrate my birthday with them [Hyunsuk's Focus]

170 28 2
                                    

"Eomma, kenapa eomma meninggalkanku?" Hyunsuk kecil menangis sambil menarik-narik rok ibunya, dimana wanita berparas lembut tersebut menitikkan air mata dan berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan Hyunsuk kecil.

"Hyunsuk selalu bilang akan menjadi pria yang hebat, pria yang tegar, pria yang akan melindungi eomma dan appa. Lalu kenapa menangis seperti ini?" ucap wanita tersebut sambil mengusap air mata yang membanjiri wajah anak semata wayangnya tersebut.

"Hyunsuk maunya eomma dan appa bersama," ucap Hyunsuk kecil sambil menundukkan kepalanya. Sang ibu lantas memeluknya dengan erat.

"Maafkan, eomma, kali ini eomma tidak bisa mengabulkan permintaan Hyunsuk," ucap wanita tersebut.

"Kalau begitu, bawa Hyunsuk bersama eomma," ucap Hyunsuk kecil sambil menggenggam tangan ibunya dengan erat. Sang ibu menatap anaknya sendu, kemudian melepaskan gengggaman tangan kecil itu perlahan.

"Maafkan, eomma," ucap sang ibu sambil meninggalkannya. Hyunsuk kecil menjatuhkan dirinya di lantai dengan air mata yang masih membanjiri wajah imutnya.

"Hyunsuk, kamu tidak bisa menangis seperti ini," ucap pria muda yang menghampirinya dan mengusak lembut rambutnya. Hyunsuk kecil menepis usapan lembut tersebut.

"Appa tidak bisa menjaga eomma. Appa membiarkan eomma meninggalkan kita. Hyunsuk benci appa," teriak Hyunsuk kecil sambil berlari ke arah sang ibu. Begitu Hyunsuk melihat ibunya yang sudah akan naik ke mobil bersama pria lain, Hyunsuk kecil mempercepat laju larinya.

"Kenapa tidak kamu perjuangankan Hyunsuk dengan kita? Aku bersedia merawat anak tersebut seperti anakku sendiri," ucap pria di samping sang ibu yang berhasil menghentikan derap langkah Hyunsuk kecil.

Sang ibu menatap priat tersebut sembari menggelengkan kepalanya, "Wajahnya terlalu mirip dengannya. Aku tidak akan bisa melupakan dia jika Hyunsuk bersama kita."

Hyunsuk kecil tertegun mendengar dua kalimat yang terlontar dengan gamblang dari mulut sang ibu. Apa sebegitu tidak berartinya aku di mata ibu?

.

.

Aku terbangun dengan nafas memburu. Kulirik jam dimana jarum pendeknya menunjuk ke arah angka 12. Mimpi itu kembali lagi, batinku. Trauma yang kualami semasa kecil selalu berhasil mengganggu kenikmatan tidurku. Akupun menatap pil tidur yang bertengger manis di atas meja belajarku. Berapa banyak pil yang harus kuminum untuk menghapus ingatan ini, gumamku dalam hati. Di kala lamunan masih menguasai pikiranku, terdengar pintu kamarku yang diketuk perlahan.

"Bibi, kenapa mengetuk malam-malam?" ucapku ketika melihat salah satu bibi yang mendiami rumah sedang berdiri di depan pintu kamarku.

"Tuan muda Hyunsuk, tolong ke ruang tamu sekarang ya," ucap sang bibi sambil membungkukkan badannya dan meninggalkanku.

Untuk apa aku harus ke ruang tamu tengah malam begini, batinku kembali. Akan tetapi, karena rasa penasaran, aku meraih jaket jeans dan handphone, dan kemudian melangkahkan kaki ke ruang tamu. Dari kejauhan, aku melihat bahwa lampu ruang tamu masih padam.

Apa tadi benar-benar bibi yang memintaku kesini? bulu kudukku berdiri menandakan ketakutan menguasai pikiranku. Akan tetapi, aku berusaha memberanikan diriku, mendekati ruang tamu dan menyalakan lampu ruangan tersebut.

HAPPPPPYYY BIRTHDAAAAYYYYYYY, HYUUUUNNNNGGGGG. 

Teriak Jeongwoo, Junghwan, Haruto, dan Jaehyuk berbarengan dimana Yedam, Doyoung, Mashiho serta Yoshi meniupkan terompet yang entah mereka dapatkan darimana. Jihoon dan Junkyu masih sibuk berusaha menyalakan lilin di atas kue tart yang mereka beli, sedangkan Asahi hanya duduk di salah satu sofa dengan mata yang belum terbuka seluruhnya.

"Kalianꟷ" ucapku tertahan dimana Jihoon serta Junkyu segera membawa kue tart yang lilinnya sudah berhasil mereka nyalakan kehadapanku.

"Hyunsuk, cepat make a wish sebelum lilinnya padam," ucap Junkyu.

"Hyung, cepetan make a wish. Junghwan udah ngiler ngeliat kuenya," ucap Junghwan yang langsung mulutnya dibungkam oleh tangan Jeongwoo serta Haruto.

"Ngga usah sok shock begitu, hari ini ulang tahunmu jadi wajar kalau kita beri surprise. Cepet make a wish dan tiup lilinnya, tanganku pegal ini megang kue," ucap Jihoon to the point. Aku yang masih tidak paham dengan serangan mendadak dari mereka semua, lantas menutup mata dan melipat tangan, menuruti keinginan mereka untuk melakukan make a wish. Kuharap, kuharap, aku akan kembali merasakan rasa sayang yang tulus. Meskipun itu cuma singkat. Ketika kalimat itu selesai kupanjatkan, aku membuka mata dan bersiap untuk meniupkan lilin. Sayangnya, belum sempat aku menghembuskan nafas, lilin dihadapanku sudah padam sempurna.

"BANG YEDAMMMM" teriak Jihoon dan Junkyu berbarengan dimana Yedam hanya tersenyum manis.

"Aku hanya berusaha membantu Hyunsuk hyung. Kalian semua tahu Hyunsuk hyung tidak jago untuk meniup lilin," ucap Yedam santai. Jihoon dan Junkyu memberi tatapan horror ke arah Yedam.

"Tidak apa Jihoon Junkyu. Makasih banyak Yedam sudah membantuku meniup lilin. Makasih juga buat semuanya atas surprise yang kalian berikan. Aku tidak menyangka kalian akan ke rumahku malam-malam untuk melakukan ini semua," ucap Hyunsuk sambil tersenyum.

Yoshi lantas menepuk bahu Hyunsuk, "Itulah gunanya sahabat, Hyunsuk. Akan menjadi orang pertama untuk merayakan hari spesialmu."

Hyunsuk tersenyum cerah dan meraih pisau kue lalu memotong kue tersebut, "Aku tidak akan membuat Junghwan mati kelaparan karena terlambat mendapatkan kue," ucap Hyunsuk menggoda sambil memberikan kue pertamanya pada Junghwan. Junghwan menerima kue tersebut dengan riang dimana Jeongwoo, Doyoung dan Haruto menatap iri. Setelah Junghwan, Hyunsuk kembali memotong kue dan memberikan ke seluruh sahabat-sahabatnya. Mereka akhirnya mengisi waktu dengan menyantap kue dihadapan masing-masing.

"Ngomong-ngomong, Hyunsuk hyung make a wish apa?" ucap Asahi.

Hyunsuk terdiam sejenak, "Maaf, Asahi, tetapi aku akan menjaga kerahasiaan dari permohonanku,"

"Sok rahasia-rahasiaan kamu, Suk," sidir Jihoon yang dibalas tawa dari Hyunsuk.

"Hyunsuk hyung minta jodoh kah? Kalau iya, seharusnya Mashiho titip nama Mashiho tadi untuk ikut didoakan jodoh," ucap Mashiho.

"Anak kecil belum cukup umur untuk cinta-cintaan," balas Junkyu yang berhasil membuat tawa gelak dari yang lainnya.

"Siapa yang anak kecil ya!!" gerutu Mashiho yang semakin membuat semangat Junkyu untuk meledeknya. Hyunsuk yang melihat kelakuan bocah sahabat-sahabatnya itu hanya tertawa tertahan. Tak lama handphone Hyunsuk bergetar, menandakan ada pesan yang ditunjukkan untuknya.

.

From: Beauty Nuna

Hyunsuk-ie, selamat ulang tahun ya. Nuna akan luangkan waktu Nuna besok seharian untuk menemani Hyunsuk kemanapun Hyunsuk mau. Ini semua sebagai hadiah ulang tahunmu. KJ.

.

Ulang tahunku kali ini benar-benar beruntung, permohonanku langsung dikabulkan, batinku dalam hati setelah membalas dengan emoticon tersenyum pada sang pengirim pesan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hyunsuk menggenggam erat pisau di tangannya. Mengapa aku harus memohon untuk merasakan rasa sayang jika pada akhirnya aku harus menerima kembali kepahitan, batin Hyunsuk. Ia merasa sosok yang mendatanginya tiap malam mengatakan hal yang benar. Ia tidak perlu lagi ada di bumi untuk menghadapi kepahitan tersebut.

-------------------------------------------------------------------------------

Save YouOnde as histórias ganham vida. Descobre agora