Chapter 20 : Save Both of Mashiho and Asahi

254 44 9
                                    

Segeralah mengakui segala kesalahan yang diperbuat sebelum penyesalan menggiring ke permasalahan lainnya

●◊●●◊●●◊●●◊●●◊●



Jeongwoo benar-benar gemetar saat ini. Tidak seperti sebelumnya dimana ia sangat bersemangat untuk menolong anggota Treasure, kali ini Jeongwoo menjalani kejadian yang dialaminya berulang-ulang dengan penuh ketakutan. Bayangan Asahi yang mengakhiri nyawa Mashiho masih terngiang-ngiang di pikirannya.

Saat ini, mereka semua sedang bersiap-siap untuk pergi berlibur bersama. Terlihat wajah bahagia dari setiap anggota Treasure untuk dapat berkumpul kembali seperti ini. Tanpa disadari, air mata menitik satu demi satu dari bola mata Jeongwoo.

"Jeongwoo, kamu kenapa??" ucap Junkyu panik menyadari Jeongwoo menangis saat ini.

Jeongwoo hanya menggelengkan kepalanya.

"Jeongwoo sakit?" ucap Yoshi sambil menempelkan tangannya di pipi Jeongwoo, memastikan apakah suhu tubuh anak itu meningkat atau tidak.

Jeongwoo kembali menggelengkan kepala.

"Jeongwoo mungkin terharu kita semua bisa berkumpul disini. Kalian tahu kan, sepanjang Jeongwoo di Korea, ia menghabiskan waktunya untuk menolong setiap permasalahan kita. Wajar jika saat ini dia lega bisa menghabiskan waktunya bersama kita semua," ucap Hyunsuk. Semua lantas memeluk Jeongwoo dan mengelus kepala Jeongwoo untuk meredakan tangisan anak tersebut. Haruto yang melihat semua ini merasa dadanya sangat sesak. Bagaimana kami bisa menghadapi pertikaian antar kita nanti? batin Haruto.

Dan setelah peristiwa haru tersebut, mereka melakukan perjalanan ke rumah liburan yang disewa Jeongwoo. Di sepanjang jalan, mereka mulai saling bercerita satu sama lain, menjelaskan pengalaman masing-masing. Hyunsuk yang sedang menyetir menikmati segala celotehan sahabat-sahabatnya tersebut. Di lain pihak, Asahi menatap tajam Mashiho yang asik berbicara dengan yang lain. Bagaimana bisa kamu seceria itu, Mashiho? batin Asahi.

1.5 jam adalah waktu yang mereka tempuh untuk sampai di tempat liburan mereka. Setibanya disana, seperti biasa Junkyu akan mengecek kamar yang paling nyaman dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur pilihannya. Biasanya, Junkyu hanya merebahkan diri dan memejamkan mata 5 menit. Sayangnya, akibat perjalanan yang mungkin melelahkan baginya, tanpa sadar pemuda manis tersebut terlelap di atas ranjang.

Anggota lain yang menyadari bahwa Junkyu terlelap, tidak berusaha mengganggu Junkyu dan memilih untuk mengistirahatkan tubuh mereka juga. Mashiho yang kebagian tidur di kamar Junkyu, merebahkan dirinya di tempat tidur kosong lain di ruangan tersebut.

Kuharap Asahi tidak berbuat ulah, batin Mashiho sambil memainkan handphone-nya asal. Tanpa Mashiho sadari, ada sesosok bayangan anak kecil yang memperhatikannya dengan wajah sedih. Anak tersebut dapat membaca segala pikiran Mashiho.

Waktu bergulir dengan cepat ketika mereka semua sudah memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Junkyu yang terbangun, menyadari bahwa matahari cerah hampir digantikan seluruhnya oleh rembulan malam. Junkyu lantas melihat Mashiho yang tertidur dengan sangat nyenyak. Junkyu pun beranjak ke kamar lain untuk membangunkan sahabat-sahabatnya sebelum kembali ke kamarnya untuk membangunkan Mashiho. Di lain sisi, Mashiho terbawa ke mimpi yang memutar tanpa izin memori lamanya.

Kepala Mashiho terasa sangat sakit ketika ia terbangun. Ia juga mendengar suara gemuruh petir dan derasnya hujan dari luar rumah. Ketika sadar, Mashiho menyadari bahwa ia tidur di kamar Asahi dimana sang empunya kamar tertidur lelap di sampingnya. Mashiho pun menggeser tubuhnya perlahan dari atas ranjang dan pergi keluar kamar. Entah kenapa, ia merasa tidak tenang dengan kejadian Asahi menabrak sesuatu saat perjalanan mereka. Mashiho memang tidak sepenuhnya sadar, tapi ia dapat mengingat semua yang terjadi pada mereka sepanjang jalan menuju rumah Asahi.

Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang