[BC] The first time I give up my rights [Yoshi's Focus]

180 23 3
                                    

Sudah hampir 1 tahun semenjak Jeongwoo memutuskan untuk berpisah dengan kami. Sudah hampir satu tahun pula hubungan persahabatan kami cukup meregang. Tak pernah satu kalipun kami kembali kumpul bersama secara full-team. Bertemu dengan Yedam, misalnya, hanya terjadi ketika kami sama-sama ditugaskan untuk mewakili sekolah dalam ajang perlombaan. Selebihnya? Aku hanya mendengar kabarnya dari kabar-kabar burung siswa lainnya.

Bulan-bulan ini sebenarnya cukup melelahkan bagiku. Mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan dan ujian untuk masuk universitas benar-benar menyita hidupku. Terlebih lagi, sebagai ketua klub seni sekolah menambah jatah kesibukanku. Mempersiapkan kepengurusan selanjutnya juga bukanlah hal yang mudah. Di saat seperti ini, aku sebenarnya merindukan orang terdekat untuk menyemangatiku. Tidak hanya para sahabatku, anggota Treasure, melainkan terdapat satu orang gadis pengisi hari-hariku yang turut menghilang.

Aku bertemu dengan gadis tersebut semenjak masuk tahun pertama sekolah menengah atas. Saat itu, aku sedang iseng berjalan-jalan sendirian dan menemukan sebuah toko antik dengan berbagai barang vintage yang dijual. Gadis tersebut bekerja disana dan caranya menerangkan barang-barang yang dijual membuatku semakin mengenalnya, dan berakhir dengan hubungan kami yang semakin dekat.

Gadis tersebut putus sekolah, diakibatkan seluruh keluarganya yang berpulang ke surga. Aku cukup prihatin mengenai hal tersebut, sekalipun aku memiliki nasib yang similar dengan ending yang berbeda. Ibuku meninggalkanku sebatang kara di dunia ini, tetapi aku memiliki kepintaran yang membuatku mendapat berbagai beasiswa serta beberapa sokongan dari keluarga mediang ibuku untuk melanjutkan study hingga saat ini. Aku dapat melihat sebersit kecemburuan darinya saat mengetahui bagaimana Tuhan menggariskan nasib ini padaku, tetapi kelapangan dadanya untuk menerima takdir hidupnya benar-benar membuatku salut. Terlebih lagi, semangat belajarnya yang membara, terpancar dari bagaimana ia memohon padaku untuk mengajarinya pelajaran di sekolah, membuatku semakin betah untuk berlama-lama bercengkrama dengannya.

Pertemananku dengan gadis ini bagaikan terumbu karang di dalam lautan. Sangat indah tetapi tidak terlihat. Aku tidak pernah menceritakan gadis ini dan pertemuanku dengannya pada siapapun, termasuk sahabat-sahabatku. Terkadang, ketika aku tanpa sengaja menceritakan kepada gadis tersebut bagaimana keributan yang ditimbulkan Jeongwoo-Junkyu, bagaimana only Jaehyuk yang dapat meng-handle sang robot savage Asahi, atau bagaimana manisnya kedekatan Yedam-Doyoung, gadis itu bertanya-tanya dan ingin bertemu dengan mereka. Tapi entah kenapa, aku sama sekali tidak tertarik untuk mengenalkannya pada yang lainnya. Ada sebersit perasaan di hatiku yang tidak rela untuk melakukan hal tersebut.

Terhitung dari sekarang, sudah lebih dari 1 tahun gadis tersebut menghilang. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk menghubunginya, seperti mengirimkan pesan singkat, melakukan call, maupun mendatangi toko tempatnya bekerja, tetapi itu semu nihil. Pemilik toko juga mengatakan bahwa gadis itu mendadak resign, tanpa memberikan alasan yang jelas. Awalnya aku cukup terusik dengan keadaan tersebut, akan tetapi lambat laun aku mencoba merelakannya menghilang. Merelakan menghilang bukan berarti melupakan. Berkali-kali aku masih teringat dengannya, apalagi ketika aku mengalami masa lonely, tanpa ada siapapun di sisiku.

Aku tidak tahu apakah ini sebuah ikatan batin, akan tetapi aku mendapatkan sebuah pesan ajakan pertemuan dari seseorang. Jihoon. Anak itu pasti juga merindukan kebersamaan kami. Tanpa pikir panjang, aku pun langsung menyetujui ajakannya. Dan tanpa diduga pula, seluruh anggota lain mengiyakan pertemuan tersebut. Alhasil, malam ini kami semua berada disini, di rumah Hyunsuk, berkumpul bersama.

.

.

"Aku kangen banget sama kalian!!!!" teriak Junkyu sambil memeluk erat Mashiho yang berada di sampingnya.

Save YouWhere stories live. Discover now