2. Altair Alvares Adelio

220 184 199
                                    

Bel istirahat bergema seantero sekolah, membuat murid-murid berhamburan keluar kelas. Ada yang memilih ke perpustakaan, ada yang ke kantin, ada pula yang memilih tetap di dalam kelas.

Hari ini, Ila bersama Friska dan Nia memilih kantin untuk mengisi perut mereka. Dengan segera mereka memilih tempat duduk, karena telat sedikit saja mereka tidak akan kebagian tempat untuk makan.

"Gue cariin tempatnya kalian yang pesan, gimana?" tanya Ila bersemangat. Nia yang melihat tingkah Ila tertawa melihatnya, "Iya-iya anak baru. Lo mau pesen apa?"

"Gue ikut kalian aja deh. Yang paling enak ya!" Ila berjalan menuju meja ya telah ia pilih.

"Oke, La!" jawab Friska memesan ice blend, sedangkan Nia memesan makanannya.

Saat Ila duduk, banyak pasang mata yang jelas-jelas melihat dirinya dengan pandangan tak suka. Mungkin karena gue anak baru, pikirnya.

Dibalik ruangan bertuliskan XI MIPA 1 terlihat lima cowok dengan gayanya yang berantakan, namun sangat menawan. Mereka kini tengah berjalan menuju kantin.

Semua mata langsung tertuju pada segerombolan cowok yang baru saja memasuki kantin. Tak sedikit pun cewek-cewek yang memuji ketampanan mereka.

Mereka adalah anggota inti dari CLY. Ada Altair, Evan, Fadhly, Ravael, dan Rega. Mereka merupakan cowok-cowok most wanted di SMA Yudistira. Mereka juga memiliki aura yang berbeda dan keahlian masing-masing yang membuat banyak pasang mata kagum melihat mereka berlima. Apalagi cewek, udah pasti klepek-klepek!

"Eh Bos itu ada yang duduk di tempatnya kita Bos!" adu Rega, salah seorang cowok yang kini langsung menatap Ila dengan tatapan tajam.

"Minggir." suara berat itu memaksa Ila untuk melepas earphone yang ia pakai dan mendongakkan kepalanya.

Manik mata Ila menatap lekat tiap inci wajah Al. Ya Allah ganteng banget sih! Gaya sederhana juga tetep keliatan keren. Tapi ngapain Al berdiri di sini? Aquila tidak ingin mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak sia-sia kakaknya memilihkan SMA Yudistira untuknya.

Al mengubah posisi tangannya dari yang semula dimasukkan ke dalam saku celana, kini Al melipat kedua tanganya di depan dada. "Minggir!" katanya ulang.

"Kenapa?" tanya Ila sarkas.

"Ini tempat kita-kita, Lo pergi sana!" ujar Fadhly malas.

"What? Gue yang deluan duduk di sini, kok Lo main usir-usir aja sih!" sanggah Aquila. Ia berdiri dari kursinya dan menjajarkan tubuhnya dengan Al.

Ila memperhatikan Al dari atas sampai bawah, lalu gadis itu menunjuk meja yang masih kosong dan berkata, "Lo kenapa gak duduk di tempat lain sih! Tuh lihat masih—" ucapan Ila tiba-tiba terhenti saat Rega mendorong tubuhnya kasar. "Gak usah tunjuk- tunjuk! MAU GUE TONJOK LO, HAA!?" ancam Rega penuh penekanan.

"Aquila!!" Nia berteriak khawatir.
"Apa sayang?" goda Evan.

For your information, Evan adalah pacarnya Nia. Mereka baru saja jadian satu minggu yang lalu. Ya masih terbilang baru sih.

"Gue panggil Ila bukan Lo." kata Nia malu-malu kucing.

Evan mengedipkan mata kirinya berkali-kali membuat Rega tertawa, "Mata lo kedutan, Van?! HIYAAA!! Ganteng-ganteng kedutan. Mana mau Nia sama Lo. Mending Nia sama gue aja!" kekeh Rega pada Nia membuat Nia membulatkan matanya.

"Ihhh pede banget sih Lo! Sebenernya gue males pacar-pacaran! Kalau ujung-ujungnya gitu doang!" ungkap Nia dengan mengerutkan keningnya.

Friska menarik tubuh Ila ke belakang, berusaha agar Ila tidak memperkeruh suasana. "Ila! Lo diem aja deh, jangan ribut dulu. Lo kan masih anak baru, nanti gak enak loh! Udah rame banget yang liat, malu." desak Nia menasehati.

Ila memperhatikan sekelilingnya dan memang benar bahwa Ila dan Al tengah menjadi tontonan. Ila memutar bola matanya malas dan berjalan melewati Al, "Ck! Ganteng-ganteng tapi ngeselin!"

"Jaga omongan Lo! Nggak ingat Lo, tadi pagi siapa yang nolongin Lo?! Dasar amnesia!" sindir Evan yang sekarang benar-benar marah.

"Anak baru aja songong, tai Lo!" maki Rega pada Ila.

Ingin sekali bagi Ila untuk melawan mereka semua, namun ia kembali teringat pesan Nia yang benar adanya, Ila! Lo diem aja deh, jangan ribut dulu. Lo kan masih anak baru, nanti gak enak loh! Udah rame banget yang liat, malu.

Al mendekati Ila yang ada lima langkah darinya. Aroma tubuh Al membuat Ila de-javu. Jarak antara Ila dan Al hanya tinggal sejengkal, terlalu dekat. Bahkan Ila bisa merasakan deruan napas hangat Al menyentuh rambutnya.

Ila menggigit bibir bawahnya yang kering. Kakinya tidak lagi bisa berdiri dengan seimbang saat Al menundukkan kepalanya dan mensejajarkan wajah mereka, kurang lebih hanya 8 cm jaraknya.

Al menatap manik mata Ila dengan tajam, "Jangan ganggu kita, kalau Lo mau aman!"

Jantung Ila berdegup kencang. Tatapan Al dengan netra coklat miliknya mampu menghipnotis Ila begitu lama. Dengan cepat Ila mendorong dada Al sampai Al mundur beberapa langkah, terkejut dengan tindakan Ila.

"Gu-gue pe-pergi du-dulu." kata Ila terbata-bata dan berlari secepatnya disusul Nia dan Friska.

Sepeninggal Ila, Al benar-benar kesal. Apa yang barusan ia lakukan? Ia pasti akan menjadi bahan tertawaan oleh teman-temannya. Dasar teman laknat!

"Ekhem! Gaspol, Al!" seru Evan.

"Rejeki anak soleh! Habis ini langsung makan-makan!" kata Fadhly semangat.

"Minta PJ-PJ ya Bos! Pokonya teraktir nasi ayam di Resto Bu Darmo tiga, es teh dua, kopi satu, rokok tiga!" cerocos Rega tak mau kalah.

"CPP nih!" sahut Fadhly membuat teman-temannya menoleh. "Apaan tu?" tanya Rega kepo. "CINTA PANDANGAN PERTAMA!!" lanjutnya.

Al menjitak kepala Rega dan Fadhly pelan, "Enak aja lo!" katanya.

Ravael hanya diam melihat kelakuan teman-temannya. Ia tidak berniat sama sekali untuk membahas hal-hal yang tidak penting baginya.

"Goyang terus Sob! Musik!" Rega mulai berjoged tak karuan sambil bernyanyi membuat teman-temannya langsung duduk dan mengalihkan pandangannya, malas.

Ravael memutar-mutar layar hpnya. Ia benar-benar bingung dengan dirinya sendiri, "Gue ke Salsa dulu ya," kata Ravael yang akhirnya bicara.

"Eh akhirnya si hantu bucin ngomong juga!"ejek Fadhly sembari menepuk bahu Ravael.

"Jangan nyerah! Perjuangkan sampai dapat Sob." kata Al dengan bijaksana.

Di CLY, Sob adalah panggilan akrab diantara mereka. Daripada "bro" mereka lebih memilih "sob" karena bagi mereka sebutan ini lebih netral. Mereka bisa mengobrol, bercanda, belajar, dan menghadapi semuanya bersama. Itulah gunanya teman yang sebenarnya, bukan cuman datang waktu butuh saja.

oOo

A/N : Hallo Guysss
Gimana kabar kalian hari ini?

Jangan lupa follow dulu sebelum membaca <3

Tolong jangan sider yaa :)

Vote dan comment sebanyak-banyaknya

Love u all❤❤❤

KALIAN harus bantu vote dan comment loh !!!

Biar akunya tambah semangat, Spam Next yukkk

Aquila dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang