Tangan Dyba bergerak untuk mengelus rambut yang agak basah itu. "Salah siapa buat orang capek semalam?"

Sam meringis, ia kemudian mencium perut Dyba. "Kan biar cepet ada dedek di sini."

Dyba tersenyum sambil mengangguk. "Aku juga berharap gitu."

Sam mencium perut Dyba sekali lagi dengan lama kemudian berdiri. "Dah, ayok bangun jangan bobok terus."

Dyba merentangkan tangannya. "Bangunin."

Sam terkekeh, ia dengan lembut menarik tangan Dyba. "Manja banget istrinya Sam."

"Aku bukan istrinya Sam, aku istrinya Song Joong-ki."

Sam menaikkan kedua alisnya bingung. "Saha itu?"

Dyba menyengir. "Kapten Yoo Si-jin."

Sam menggaruk tengkuknya. "Astaghfirullah, itu siapa sih? Gak kenal aku. Lagian kamu kenal kapten-kapten itu dari mana?"

"saranghaeyo. gomawoyo,
ttatteushage nareul anajwo,
i sarang ttaemae naneun sal su isseo."

"Oh paham aku kalau ini! Astaghfirullah drama itu mulu sih, Dy!"

Dyba tertawa. "Lagi bucin sama drakor itu Sam padahal itu udah lama banget."

"Dan kamu udah nonton lebih dari sepuluh kali."

Dyba menyengir. "Gak papa dong, tapi tumben banget waktu itu kamu bolehin aku nonton drakor, biasanya kan gak boleh."

Sam menjawil hidung Dyba. "Karena aku tau dia gak mungkin bisa sama kamu."

Dyba berdecak. "Kan semua film atau drama yang ku tonton gak bakalan juga ada yang bisa aku dapatin Sam. Lagian ngapain ngeharap yang gak pasti dari layar padahal di depan mata udah ada yang sempurna?"

Dyba dengan cepat berdiri, ia langsung menangkup pipi Sam. "Sam, kamu blushing?!"

Sam melepas tangan Dyba dari pipinya, ia dengan cepat berlari ke kamar mandi. "Enggak! Tadi aku cuma kepanasan aja! Mulai sekarang tonton aja drama atau film sana aku gak ngelarang lagi!" Setelah itu pintu kamar mandi tertutup dengan keras.

Dyba tertawa. Ia tidak percaya dapat membuat suaminya itu blushing.

"Dy, jangan ketawa! Kamu mending sarapan sana!"

Dyba menatap pintu kamar mandi dengan geli, kelakuan Sam kadang di luar batas. "Iya sayang. Nanti jangan lupa ya blush on nya dihapus, pipi kamu merah terus entar."

"Dyba, aku buat kamu gak bisa jalan lagi nanti malam!"

Dyba tertawa, ia keluar dari kamar masih dengan sisa tawanya. Dyba berjalan ke bawah, ia menemukan mbak Ana yang sedang membersihkan ruang tamu.

"Pagi menjelang siang, Mbak."

Mbak Ana membalas sapaan Dyba itu. "Pagi menjelang siang juga, Non. Baru bangun?"

Dyba menyengir. "Iya, Sam buat ulah semalam."

Mbak Ana mengangguk sambil terkekeh. "Paham kok saya, Non. Gak papa buat aja terus supaya cepet ada dedek di rumah ini."

"Aamiin mbak, do'ain aja supaya cepet dapatin momongan. Dy mau sarapan dulu ya mbak, laper soalnya."

"Mau disiapin gak, Non?"

Dyba menggeleng pelan. "Gak usah atuh mbak, Dy masih punya tangan kok."

"Ya udah, silahkan Non."

Dyba mengangguk, ia berjalan ke ruang makan dan menemukan pancake di sana. Dyba tersenyum, pancake yang dibuat Sam memang bentuknya gak pernah bener. Dyba mengambil susu di kulkas dan menuangnya ke gelas. Dyba duduk dan mulai memakan sarapannya.

Dyba mendongak saat melihat susunya melayang ke atas. Melihat pelakunya membuat Dyba mengerucutkan bibirnya. "Itu masih ada susu di kulkas, Sam, kenapa harus ambil punya aku sih?"

Sam ikut duduk di depan Dyba, gelas susu Dyba masih ada di tangannya. "Dari pada aku ambil yang ada di situ mending aku ambil yang ini dong."

Dyba mengikuti arah pandang Sam, tetapi kemudian ia mendengus sebal. Pandangan Sam ke arah dadanya. "Mesum amat! Semalam padahal udah."

"Kan itu udah hak milikku, jadi gak papa dong."

Dyba menganggukkan kepalanya. "Terserah sayang, terserah kamu."

Sam memajukan tubuhnya. "Dy, mau."

Dyba menyodorkan potongan pancake ke depan bibir Sam. "Buka mulutnya, ayo pesawat mau masuk, aaa ..."

Sam terkekeh, ia membuka mulutnya dan mulai menerima suapan Dyba. Setelah suapan Dyba memasuki mulutnya Sam bertepuk tangan. "Yey, pesawatnya udah masuk!"

Dyba tertawa mendengar itu. Ia menyuapi Sam dan dirinya sendiri, begitu seterusnya. "Sam, ambilin minum."

"Siap tuan putri!"

Dyba menerima gelas yang berisi susu itu dari tangan Sam. "Makasih sayangnya Dyba."

Sam mengecup gemas kedua pipi Dyba. "Sama-sama sayang."

***

Sampai jumpa di part selanjutnya
(❁'◡'❁)

Jangan lupa vote and comment
Terima kasih yang udah mau baca, vote, and comment ceritaku ♡♡

05 November 2020





DySam (After Marriage)  [Selesai]Kde žijí příběhy. Začni objevovat