• Kehidupan seorang gadis yang biasa-biasa saja. Sebelum seseorang membuat hidupnya kacau. Akankah ia sanggup menerima semua itu?
_______________________
"Hutang temanmu akan lunas dengan satu syarat." katanya dengan angkuh dikursi kebesarannya.
"A...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cahaya mulai menusuk melalui celah jendela di kamar yang luas. Wanita yang tengah terlelap itupun dengan perlahan membuka kedua matanya. Beranjak dari kasur setelah menyadari ia hanya sendiri di kamar. Entah kemana Reynand pergi.
Setelah membersihkan diri, Rara berjalan menuju lantai dasar. Beberapa maid tengah menyiapkan sarapan. Tapi sesuatu mengganggu penglihatannya saat ia tak sengaja melihat Grace—maid yang kegenitan—tengah membuat secangkir coffe.
"Itu untuk siapa?"tanya Rara sembari berjalan menghampirinya dengan melihat apa yang tengah dilakukan Grace.
Grace melirik sekilas pada istri tuannya. Ia memang sudah tahu siapa wanita disampingnya. Walaupun Reynand sudah menikah, itu tak membuatnya menyerah untuk mendapatkan hati Reynand dan tentunya harta dan kekuasaan yang pria itu miliki.
"Tentu saja untuk tuan Reynand."balasnya dengan sedikit malas. Sungguh tidak sopan. Lantas ia membawa coffe itu sebelum Rara mencegahnya.
"Biar aku yang membawanya." Rara hendak mengambil alih nampan di tangannya. Tapi, dengan cepat Grace menahannya kuat dengan menatap tajam Rara. Terjadilah aksi tarik-menarik sampai membuat coffe itu tumpah dan menghasilkan bunyi yang cukup nyaring sampai Reynand terlihat berjalan menghampirinya dengan keadaan shirtless.
"Ada apa ini?"Reynand melihat kebawah. Pecahan gelas dan coffe berserakan mengotori lantai dapur.
