Prepossess - 19

70.3K 11.6K 2.1K
                                    

Sesungguhnya dari semua, sepertinya aku tahu mengapa kamu menghabiskan ruang berpikirku di kepala.
Karena aku menyukaimu, dan aku menginginkanmu juga begitu.

🔥

🎶  call you mine - Jeff Bernat 🎶

Selamat membaca 💜

🔥

Keadaan sore itu mendung. Langit berwarna muram juga angin bertiup kencang. Seolah menggambarkan hatinya, agar terlihat jelas di mata. Ia menutup pintu Kafe terlalu kencang, mungkin kesal karena kedatangan wanita itu bisa menjadi sangat menjengkelkan dari pada biasanya.

"Aku tidak tahu ada pegawai wanita di sana." Ucap Wanita itu setelah mereka memasuki mobil.

"Karena itu bukan urusanmu."

Lilian tertawa dan memberi perintah pada orang di belakang kemudi untuk menjalankan mobil.

"Kau terlihat menyembunyikannya. Apakah seperti yang ada dibayanganku? Kau sedang menyukainya?"

Romeo tetap mempertahankan tatapannya ke depan. "Apa yang sebenarnya kau inginkan?"

Lilian menyalakan rokok dan menghembuskan asapnya ke arah Romeo. "Mengapa menanyakan sesuatu yang sudah kau ketahui jawabannya?"

Romeo tahu, dan ia harus menahan tangannya untuk tidak mencekik wanita itu sekarang.

"Aku memiliki pekerjaan untukmu," Lilian menarik amplop cokelat besar dari kursi depan lalu memberikannya pada Romeo. "Habisi dia."

Romeo bahkan tidak ingin melihat wajah siapa lagi yang ada di amplop tebal itu. "Kau jelas memiliki orang-orang yang lebih baik dari pada aku untuk pekerjaan ini."

"Dan aku juga berhak memintamu."

Romeo diam. Bertarung sendirian dengan emosi di dalam dirinya seperti biasa. Tangannya mengepal sebagai cara menahan diri yang selalu ia lakukan berulang kali.

"Aku tidak ingin melakukannya."

"Romeo," Lilian bergeser merapat dan menyentuh sisi wajahnya dengan jari berkuku cat merah. "Aku selalu menyukai caramu menolakku," Lilian juga sengaja menyentuhkan tubuhnya di lengan Romeo. "Lihatlah dirimu sekarang, kau tumbuh dengan sangat baik. Kau bukan lagi anak kecil berumur sepuluh tahun. Tubuhmu tegap dan aku berani menjamin kau juga sangat kuat." Lalu wanita itu berbisik di telinganya. "Tapi bukankah percuma bagimu menentangku?"

Romeo sadar apa yang dilakukannya. Termasuk mendorong Lilian ke sudut lain mobil dengan mencekik leher wanita itu. Hal itu membuat mobil seketika berhenti. Dan dua orang yang duduk di kursi depan berbalik dan menodongkan pistol tepat di kepalanya.

Nyawanya bisa saja melayang saat itu juga, tapi Romeo tetap mencekam leher Lilian dan sangat ingin mematahkannya. "Jangan pernah menyentuhku!"

Lilian memang gila, terbukti dari tawa wanita itu setelahnya. "Kemarahanmu tidak ada artinya untukku, Romeo. Kau bisa membunuhku sekarang. Itu pun jika kau mampu melakukannya."

Cengkaman Romeo mengencang, bersamaan dengan moncong pistol yang kini melekat di pelipisnya. Lilian sudah menunjukkan dirinya kesulitan mengambil napas dan seharusnya tinggal beberapa menit lagi pasti ia berhasil membunuh wanita itu.

"Kau... lupa... ibumu..." patahan kata yang terucap dari Lilian-lah yang membuat tangannya melonggar dan membuat Romeo mundur dengan gemetar.

PrepossessOù les histoires vivent. Découvrez maintenant