Prepossess - 9

104K 14.6K 4.3K
                                    

Setelah tajamnya patah itu menghantam, dihampirimu terkadang membuatku bertanya,
"Apakah benar ini yang kurasa?"
"Apakah kamu obatnya?"

🔥

Bella menghubungi Sandra, mengirimi wanita itu beberapa pesan tapi tidak berujung balasan. Ia juga menanyakan kabar ibunya, tapi sama seperti Sandra, sepertinya semua orang sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Bella menyerah dengan mengantongi ponsel. Tidak ada yang bisa membantunya mengalihkan perhatian atau pun membunuh kecanggungan.

Sudah sepuluh menit Bella duduk di sofa putih gading yang empuknya membuat mengantuk. Televisi di hadapannya tidak menyala, membuat sunyi mengirimkan suara samar dari langkah kaki Romeo di dalam kamar yang tertangkap oleh telinganya.

Pengamatan Bella berkeliling. Tempat itu masih sama seperti waktu terakhir yang ia ingat. Bella sangat menyukai lantai kayunya. Juga jendela dengan tirai putih seperti memang dibuat untuk menciptakan ketenangan di sana.

Bella sekali lagi melihat ke arah pintu kamar Romeo yang masih tertutup, lalu beranjak ke sudut ruang. Tidak ada foto seperti yang Bella harapkan. Hanya ada beberapa lukisan abstrak berbingkai kayu yang mengesankan. Tempat itu terlihat sangat rapi karena minim pajangan.

Hanya saja di sebelah meja TV, ada sebuah Turntable dengan piringan hitam masih terpasang yang menarik perhatiannya. Bella jadi mengingat musik intrument yang pernah menemaninya duduk di luar tempo hari pasti berasal dari alat itu.

 Bella jadi mengingat musik intrument yang pernah menemaninya duduk di luar tempo hari pasti berasal dari alat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karena penasaran, Bella mencoba menyentuh pinggiran kotak berwarna putih itu. Ia belum pernah mengenal alat itu sebelumnya. Dan memikirkan seorang Romeo menyukai mendengarkan musik lewat benda itu cukup membuatnya terkejut.

Suara pintu kamar Romeo terdengar membuka, menjadi sesuatu yang mengejutkan lainnya untuk Bella. Ia hampir melompat kembali duduk tapi kakinya menyenggol ujung kaki meja dan membuat Bella terjatuh ke sofa.

"A-aku tidak apa-apa." ucap Bella menutupi rasa malunya.

Romeo melihatnya. Tapi tidak mengatakan apa-apa dan berlalu diam menuju sisi sebelah kiri ruangan yang Bella tebak adalah dapur.

Mungkin memang lebih baik Bella menunggu di luar saja.

"Kemarilah, Bella." panggil Romeo setelahnya.

Bella melepaskan jaketnya sebelum mendatangi Romeo di dapur. Laki-laki itu tengah mendidihkan teko dan mengambil cangkir di lemari atas.

"Kau sudah menelpon Mr. Wilson?" Bella bertanya.

"Sudah."

PrepossessWhere stories live. Discover now