18. Ancaman

224 37 35
                                    

Happy Reading♥

Jangan lupa untuk meninggalkan vote dan commentnya yah, temen-temen♥

Thank you, aku sayang kalian♥🐥

***

Dengan langkah pelan dan sembari menatap megah keindahan Villanya, tak sengaja telinganya mendengar suara kebisingan dari arah belakang Villa yang dia datangi.

Glutak.

"Suara apaan tuh?" gerutu Zahra sembari melangkahkan kakinya pelan memasuki Villa besar ini. Dan karena penasaran Zahra akhirnya berjalan ke arah sumber suara tersebut.

"Siapa disana?"

Suara Zahra tak mendapat sahutan sama sekali dari arah suara kebisingan tersebut.

"Nggak damage banget kalo villa sebagus dan seindah ini dihuni sama makhluk halus yang tak kasap mata," ucap Zahra masih dengan melangkahkan kakinya menghampiri suara kebisingan itu.

"Andaikan gue indihome, mungkin gue bisa ngeliat yang kayak acara di luar nalar itu," tambahnya lagi sambil terkekeh geli.

Brak.

"Woy, lo setan atau mbak kunti sih? Zahra Mau kenalan dong, kalo perlu Zahra ajak pulang sekalian, biar nanti Zaham kalo di rumah ada temennya," teriak Zahra tanpa ada rasa takutnya sama sekali. Ingat guys! Zahra itu nggak takut sama sekali sama setan, jin dan sebangsanya. Yang dia takuti adalah gagal move on sama mantannya, hiks curhat.

"Bodo ah, gue capek, mending gue duduk aja." ucap Zahra sambil mendudukan dirinya di sofa.

"Buat kalian si para mbak kunti, mas jin, dek tuyul, mbah gendruwo atau yang lainnya? Kalian kalo mau keluar, keluar aja deh, Zahra tunggu disini. Zahra capek main petak umpet sama kalian, kalian kalo mau kenalan samperin Zahra aja sini," ucapnya lagi sambil terkekeh.

"Lumayan buat kerjain si Farhanjingan juga." tambahnya sambil mengusap keringat dipelipisnya.

"Panas juga hari ini, Ish. Ini kenapa juga si Almira lama sih..." gerutunya sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

Glutak.

Brak.

Dak.

Netra mata Zahra menangkap bayangan seseorang dengan badan tinggi tegap dari arah samping villa tersebut. Angker juga, eh kenapa gue jadi parno gini dah. Batin Zahra agak merinding.

Zahra segera berdiri, "Suara apa woy?! Gak usah malu-malu, maju aja sini kalo berani," teriak Zahra dengan nada menantang sok berani, sembari menggulung lengan seragamnya ke atas.

"Kalo lo nggak keluar, berarti emang lo ce---" Zahra memberhentikan ucapannya dan tercengo di tempat dengan matanya yang membelalak lebar ke arah seseorang yang sedang berjalan gontai dan sepertinya akan menghampiri dirinya.

"Mal--Anggara?"

"Kenapa? Lo mau nantangin gue?" tanya Anggara dengan tangan menyilang di depan dada seraya menatap Zahra dengan pandangan datar. Lebih datar dari tembok maybe, wkwk.

Zahra hanya terkekeh sebagai jawaban.

"Jadi---lo yang dari tadi glatak, glutuk, brak kedubrak itu?" tanya Zahra sambil tertawa ngakak. Namun Anggara hanya tetap pada posisinya, yaitu memandang datar gadis yang tengah menertawai dirinya.

Setelah tertawa puas, dahi Zahra seketika mengernyit kembali. "Kok lo di s--"

"Ini villa gue." potong Anggara cepat yang membuat Zahra hanya ber-oh ria.

ANGGARA Where stories live. Discover now