48.New thing

Mulai dari awal
                                    

"Kalau di kejar?" tanya Anya.

"Ya udah kejar-kejaran," jawab Galang enteng. Raut wajah Anya langsung datar.

Anya mengepal tangannya dan ia arahkan pada Galang. "Mau dikubur pakai kafan motif apa? batik atau doraemon?"

Galang terkekeh kecil. "Eh iya-iya nya nggak jadi kejar-kejaran deh gue!" jawab Galang panik. Anya menurunkan tangannya.

"Anya ... detak jantung seseorang itu penyebabnya nggak melulu tentang ketakutan, tapi ada juga reaksi hati yang menjalar ke jantung, ketika hati mulai bereaksi diri gue yakin kalau ini yang disebut cinta, mau pernyataan yang lebih panjang dari itu?" tanya Galang.

"Ada?" tanya Anya.

Sebagai balasan Galang mengangguk. "Karena gue suka cara bicara lo, gue suka cara lo ngedipin mata, gue suka saat rambut lo berantakan, gue suka saat kaki lo melangkah, gue suka sama bola mata lo, gue suka senyum lo, gue suka liat lo bingung, gue suka liat alis lo, gue suka sama semua hal-hal kecil yang ada di diri lo, Anya."

Sungguh mata Galang sama sekali tak menunjukan kebohongan, Anya senang ada yang menyukai hal-hal yang bahkan dia sendiri tak sadar. "Galang-" lidah Anya seperti kelu saat ingin melanjutkan ucapannya. Mereka bertatapan.

"Lo itu bersinar banget Nya, dan hal itu yang paling gue suka dari lo," ucap Galang lalu mengusap puncuk kepala Anya.

Anya mengedipkan matanya berulang-ulang, ia terkena mantra cinta dari Galang. "Bersinar yang Galang maksud itu apa?" tanya Anya.

"Gue bisa jelasin itu sampai pagi disini, mau denger?" tanya Galang. Anya menggeleng.

"Kelamaan tau!" ucap Anya.

"Yaudah, masuk gih," kata Galang. Anya mengangguk lalu membalikan badannya. "Jangan kepikiran sama ucapan gue tadi, gue tau hati lo masih penuh nama Kale," lanjut Galang membuat Anya membeku di tempat.

Anya membalikan badannya. "Lagian Galang bercanda kan? Kita cuma temen kan?" tanya Anya sambil menyengir kuda untuk mencairkan suasana, wajah serius Galang malah terlihat menakutkan.

Mungkin sebaiknya untuk beberapa saat ia harus berbohong agar pertemanannya dengan Anya tidak hancur, ia janji hari demi hari yang ia lewati bersama Anya akan menunjukan bukti cintanya.

"Yaelah ketebak," jawab Galang lalu tersenyum.

Hati Anya bingung dan resah saat Galang mengatakan jika itu hanya bercanda, senang dan sedih rasanya jadi bercampur.

"Basi Lang!" kesal Anya. "Udah sana pulang, makasih traktirannya," ucap Anya.

Galang mengangguk lalu memakai helem dan tancap gas menuju rumahnya.

"Kenapa hati Anya maunya serius ya?" tanya Anya pada dirinya sendiri.

Saat Anya membuka pintu sudah ada Kale yang berdiri tegak sambil menatap Anya dengan mata tajamnya.

"Ka-le?"

Bukan menjawab laki-laki itu malah mendekati Anya dan mengedus-ngedus bahu Anya, Anya jelas menjadi kebinguangan. "Ada-"

"Dari mana lo?" tanya Kale dengan wajah sinisnya.

"Ah-itu Anya dari rumah temen!" jawab Anya lalu tersenyum lebar agar Kale percaya.

"Siapa namanya?" tanya Kale ingin lebih jelas.

Anya menggaruk pelipisnya, Kale langsung tahu Anya berbohong. "Masih nggak nurut buat jauhin Galang?"

"Bu-"

"Gue tahu wangi tubuh lo kalau kecampur sama orang lain," seka Kale. Mata Anya membulat sepertinya Kale pantas jadi detektif.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang