58.Permintaan

323 27 8
                                    

Teruntuk Kale-ku

                             ********

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

                             ********

Kaki Galang melangkah menuju kamarnya untuk mengisi daya baterai, ia terdiam beberapa detik untuk meresapi apa yang selama ini telah terjadi dan banyak ia lewati hingga membuat Anya seaneh itu padanya, apa Anya tak mengerti Galang tengah sibuk dengan berbagai rutinitas.

"Terakhir gue peluk dia di bawah hujan? apa itu terlalu India buat dia yang Korea?" tanya Galang nyeleneh. Ia kembali berpikir.

Selama ini ia selalu gagal mencari tahu informasi tentang Ray, apa alasan kuatnya? Galang coba berpikir keras.

"Cindy selalu larang gue buat datang malem, bahkan hari itu pas gue ngeyel mau malem dia malah kerumah gue, tengah malem berarti ada ... ah gue mulai paham!" kata Galang. Otak Galang yang cemerlang itu sungguh membantu.

Anak itu segera mengganti pakaiannya dan bergegas pergi ke bar tanpa bicara lebih dulu pada Cindy, Galang mengambil ponselnya yang telah terisi penuh daya baterai, mungkin akan mendapatkan info dengan cara seperti ini.

Bule yang bilangnya lelah habis berlatih hanya berbohong, buktinya ia baru saja backstreet dengan Chika.

"Makasih calon orang yang memperbaiki keturunan gue," ucap Chika pada Bule yang duduk di motornya.

Bule terkekeh kecil, mereka belum resmi berpacaran tapi sudah seromantis ini. "Biasain bilang gitu sampai sah ya," ucap Bule. Chika mengangguk.

"Latihannya jangan males, kan di sekolah sering tidur," ucap Chika.

"Saat lo tau tempat itu gue jadi jarang tidur, paling rebahan. Gue takut...." ucap Bule.

Alis Chika bertautan. "Takut?"

"Takut lo unboxing," kata Bule dengan entengnya.

"Rencananya sih gitu," balas Chika. Mata Bule membulat ia hanya bergurau saja.

"Wahhh, besok kita praktik ya?" tanya Bule dan keduanya tertawa. Ingat, itu hanya guruaan.

"Masuk gih," perintah Bule. Chika mengangguk dengan senyumnya.

Bukan masuk Chika malah menatap Bule dengan tatapan yang sangat bahagia, begitupun sebaliknya. Sejujurnya kedekatan mereka berdua itu seperti real cinta pandangan pertama walau Chika sebenarnya punya maksud tertentu.

"Ngapain?" tanya Chika dengan pipi yang merah merona.

Cup....

Tiba-tiba saja Bule mengecup kening gadis berambut panjang tersebut. Chika terdiam seperti patung, jantungnya berdetak tidak karuan. Sadar Chika! jangan pergunakan hatimu.

Bule turun dari motornya dan berdiri di depan Chika, ia mendekati kupingnya. "Lo harus denger ini dengan jelas, i liked you from the start of the meeting hingga detik ini," kata Bule. Chika semakin dibuat terdiam dan wajahnya memanas. Bule tersenyum melihat gadis yang ia sukai gugup.

KALE [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat