○Part-37○

2.2K 310 8
                                    

Aku kembali, hihi.
Happy 38k readers manteman🎉. Terima kasih untuk supportnya buat kalian semua. Apalagi yang suka komen-komen, dapet makasih plus love deh wkwk.

Hargai karya seseorang dengan cara vote dan komen setelah selesai baca:)

Sebelumnya minta maaf jika banyak typo.

****

"Mari rayakan Adillah pratama setelah kecelakaan dan sekarang pake tongkat!" Adil bersorak sambil mengangkat gelasnya ke udara, "lah, ayo sorak! Alhamdulillah!"

Andri menatap satu persatu orang yang tengah satu meja dengannya secara bergantian. Semuanya hanya cengo.

"Ouh iyah, ALHAMDULILLAH! AYO SAHABAT, ALHAMDULILLAH!" Andri mendorong bahu Malik, lalu berteriak seakan memberi komando.

"ALHAMDULILLAH!"

Celsa menatap Adil sekilas. Satu kata terlintas dipikirannya. Gila. Mungkin karena terbentur di aspal cukup keras, otaknya geser atau pindah tempat jadi ke sikut. Tak mau ambil pusing, Celsa memutuskan ingin memesan makanan saja.

"Kalian mau makan apa? Biar gw aja yang pesen, sekalian," ujar Celsa.

"Stres," ujar Malik singkat pada Adil, "baru tau ada orang kena musibah malah seneng,"

Mendengar itu, Adil menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Sebenernya gw seneng kecelakaan karena... karena Celsa ngrawat gw..." nada suara lelaki itu makin mengecil, lalu diakhiri dengan cengiran giginya.

Malik menoyor kepala Adil pelan.

"Mantap! Gw bangga yang ke beberapa kalinya sama lo!" Andri mengangkat telapak tangan Adil paksa, kemudian kompak bersama.

"Ouh iyah, makasih," jawab Adil cengo. Asli, sebenarnya dia tak paham apa yang dimaksud Andri.

"Dari kemaren lo ngomong bangga terus sama Adil, apa yang dibanggain?" Malik bertanya sambil geleng kepala. Sementara para cewek hanya mendengarkan percakapan unfaedah itu.

"Yang pertama, gw bangga karena Adil udah belajar poligami sejak dini, mana tau pas nikah dia udah profesional menyembunyikan selingkuhannya," terang Andri memainkan jari jemarinya untuk menghitung.

"Sialan lo!" Adil menoyor kepala Andri, "kalo gw nikah nya sama Celsa, mana ada gw selingkuh. Betah gw," sambungnya sambil mengangkat alis sebelah menatap Celsa. Namun Celsa membuang wajahnya agar tak terjebak pada percakapan itu.

"Ngayal aja terus sampe sukses," ledek Malik bercanda.

"Gw kurangin traktir an buat lo hari ini," ancam Adil pada Malik membuat lelaki itu jadi memohon, "udah, hari ini gw traktir berhubung gw lagi seneng,"

"Jangan bilang lo mau traktir kita-kita cuman nasi putih doang? Yaelah, gw aja gak setega itu sama kucing peliharaan gw," tebak Adel jadi nyerocos.

"Enggak Ya Allah, gak baik berprasangka buruk sama orang ganteng kayak gw," jawab Adil, "niatnya emang nasi putih doang, tapi... yaudahlah, gw tambahin kentang goreng,"

"Mukanya gak usah kayak orang kepaksa," kelakar Andri diakhir tawaan bersama.

"Bu! Kentang goreng plus es jeruk nya tujuh!" teriak Adil memesan. Lelaki itu memesan dengan cukup cepat, kentara sekali kesal karena ditertawai.

Beberapa menit kemudian makanan dan minuman itu sudah sampai di hadapan mereka masing-masing. Andri yang sudah kelaparan, tangannya sudah mulai ancang-ancang untuk makan. Namun lelaki itu mendengkus ketika tangannya dihentikan oleh Reva.

Pacar Koplak [TERBIT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum