fagal [part25]

369 56 22
                                    

Tidak sedih, tidak bahagia, hanya kehilangan selera untuk apapun.

-o0o-

Fagal kembali ke rumah dengan pikiran bercabang, ia mengetuk pintu rumah yang tertutup.

"Assalamualaikum Bun," ucap Fagal.

Ia mengetuk pintu hingga beberapa kali tetap tidak ada sahutan dari dalam rumah. Tiba tiba pintu terbuka menampilkan seseorang yang sangat tak ingin Fagal lihat.

"Waalaikumsalam," jawabnya acuh.

"Dari mana lo?" tanya Belva.

Fagal langsung memasuki rumah tanpa menghiraukan Belva, "Ngepet!" jawabnya.

Belva mengedikkan bahunya acuh lalu kembali membantu Bunda memasak di dapur. Sedangkan Fagal langsung memasuki kamar membersihkan diri dan mendinginkan pikirannya.

Setelah selesai ia membaringkan tubuhnya di atas kasur, pikirannya tetap bercabang ia tak berselera melakukan apapun untuk saat ini. Ia memejamkan matanya memperbaiki mood yang sudah hilang hari ini.

Sedangkan Belva heran pada Bunda yang menurutnya memasak banyak padalhan hanya akan dimakan tiga orang.

"Bunda tumben masak banyak," ujarnya.

"Iya Bel, soalnya temen Fagal nanti kesini." ujar Bunda Zara dengan senyum merekah.

"Siapa pun? tumben biasanya maen juga langsung nyelonong aja," ucap Belva.

"Kamu ni kalo ngomong suka jujur," kekeh sang Bunda.

"Temen lama Fagal, dia kesini mau kasi surprise" jelas Bunda Zara.

"Cwek atau cwok, Bun?" tanya Belva masi penasaran.

"Nanti kamu tau sendiri," Bunda mengedipkan sebelah matanya lalu kembali pokus memasak cumi.

Belva memanyunkan bibirnya sesaat, "Bunda gamau berbagi, tau ga Bun berbagi itu indah."

"Wani piro?"  tanya Bunda Zara menggoda.

"Udah Bunda lanjut masak bentar lagi selesai, kamu siap-siap sholat."

Belva mengganguk lalu mencuci tangannya berjalan kearah kamarnya tepat di depan pintu kamar Fagal ia mengingat gadis yang Cafe.

"Apa hubungan Fagal sama gadis itu? Jangan-jangan dia yang mau dateng," Belva menebak nebak dalam hati.

Banyak sekali tebakan dalam otaknya, lelah menebak-nebak Belva langsung memasuki kamar dan melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.

Selesai sholat Belva berjalan menuju meja makan karna sebentar lagi jam makan malam, saat menuruni tangga ia melihat punggung seseorang yang sedang berbincang-bincang dengan Bunda Zara.

"Siapa Bun?" tanya Belva sambil berjalan.

"Bel sini, ini temen deket Fagal." ujar Bunda Zara mengintruksi  Belva agar mendekat.

Punggung yang Belva lihat tadi berbalik menunjukkan wajah cantik sang gadis yang tak asing dimata Belva. "Cwe ini."

Fagal Stef MorganWhere stories live. Discover now