fagal [part16]

799 144 85
                                    

Ada yang memilih memendam sebagai jalan paling aman.

-o0o-

Belva berjalan sambil menyumpah serapahi laki laki yang berjalan didepan nya. Sedangkan Fagal berjalan dengan cuek sambil menarik ujung bibirnya.

"Belva, akhirnya kamu pulang." sambut Bunda Zara saat melihat Belva memasuki rumah.

Fagal mengalihkan perhatian nya pada Zalfa yang bermain handphone.

"Khusuk, amat neng," goda Zalfa.

Zalfa melirik Fagal lalu kembali ke layar handphone nya, tidak ada yang menarik perhatian kecuali handpone ditangannya.

Fagal melirik handphone Zalfa yang memutar video tik tok taratakdung 2020.

"Nama saya Almira, dari gugus 9 taratakdung 2020, Taratakdung, taratakdung tara tak tak dung,"

"Pararunten akang, teteh."

Fagal dengan iseng menipu Zalfa, "buwung apa tu Man?" tunjuk Fagal.

Zalfa dengan lugunya menengok ke arah yang di tunjuk abangnya.

"buwung taratakdung." lanjut Fagal, lalu berlari ke tangga menuju kamarnya.

"ABANGG!"

"Apa?" tanya Fagal dengan wajah tampa dosa.

"Abang gendang kalo aku bilang sayang, jangan ngilang ya." ujar Zalfa.

"Ganjen!" kekeh Fagal.

Bunda Zara tersenyum walaupun Zalfa anak pesantren ia tak mau ketinggalan zaman. Slalu bisa cepat berinteraksi dengan mudah.

"Kamu ke kamar gih" ucap Bunda Zara pada Belva.

Belva mengangguk lalu menaiki tangga dimana kamarnya berada mengistirahatkan diri dan pikirannya.

Malam harinya Belva membantu Bunda Zara menyiapkan makan malam, sedangkan Fagal dan Zalfa sudah duduk manis di meja makan.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu, Fagal lalu bangkit dari duduknya untuk membuka pintu.

"Siap-" ucapan Fagal berhenti ketika melihat sosok dibalik pintu.

"AYAH!" seru Zalfa mengalihkan pandangan sang ayah.

Zalfa segera merentangkan tangannya berlari ke arah sang ayah, Nadim ayah Fagal dan Zalfa ia pulang ke rumah setiap tiga bulan sekali untuk melihat keluarga kecilnya.

Bibir Fagal berkedut ingin tersenyum tapi ia menahannya, ia menutup pintu lalu mengikuti ayah dan adiknya ke ruang makan.

"Bun-" panggil Nadim.

"Kok pulang yah?" sambut Bunda Zara pada suaminya.

Nadim mendengus kesal "suaminya pulang bukannya disambut kok ditanya gitu si Bun,"

Zara terkekeh geli melihat tingkah suaminya, "inget ada anak, ga malu banget." ujarnya.

"Biarin!" ucap Nadim dengan nada merajuk.

"Eh, ini siapa Bun?" tanya Ayah Nadim melihat Belva yang tersenyum padanya.

"Anaknya Aldo sama Shofi, yah." jawab Bunda Zara.

"Eh, mereka udah punya anak Bun?" pertanyaan spontan itu membuat suasana menjadi canggung.

"Ayah!" tegur sang Bunda memberi kode.

Fagal melirik ekspresi wajah Belva yang berubah, ia kembali teringat dimana ia mencaci Belva bahwa ia anak pungut. Pertanyaan itu spontan seperti apa yang dikatakan ayahnya sedetik yang lalu.

Fagal Stef MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang