CHAPTER 25

1.9K 205 3
                                    

-AUTHOR POV-


.
.
.

HAPPY READING GUYS



Vin yang masih di rumah sakit sudah mulai pulih dan sudah mulai bisa bergerak lebih leluasa

Sudah 1 bulan Vin dirumah sakit ditemani oleh bau obat menyengat hidung dan dengan  warna putih memenuhi ruang tersebut

sering kali dia bosan dengan hanya
Berada diruang tersebut

Dia selalu minta pulang pada mamanya tapi dimarahin habis habisan oleh mereka dengan Omelan -omelan yang masuk ke telinga Vin sampai membuat dia bosan

Untuk mengurangi rasa bosan Vin biasanya menonton tv atau main game di hp nya

Mama Vin dan Venna sudah pulang ke Jakarta tapi pada hari tertentu untuk menjaga Vin tidak mungkin Venna terus izin untuk menjaga Vin maka mereka bergantian dengan Naura dan Daninta yang harus kuliah

Walaupun Vin sudah menyuruh mereka untuk tetap pulang kejakarta untuk pergi karena keluarga mereka pasti khawatir dan kuliah mereka terabaikan tapi tidak membuat pilihan mereka tergoyahkan karena mereka keras kepala tidak mau mendengar perkataan Vin

Vin hanya diam dan membiarkan apa mau mereka tanpa bertanya dan juga hubungan antara mereka semakin dekat cuma Vin lebih membatasi
dirinya sebagai teman  dengan mereka karena orang tua mereka sudah memberikan kode bahwa mereka tidak akan menyetujui hubungan  pasti melarang hubungan mereka ke jenjang serius

Walaupun Vin tidak pernah berfikir untuk memiliki hubungan serius dengan mereka hanya perasaan bersalah yang selalu datang saat melihat mereka membuat Vin tidak menolak apa yang mereka beri

"Hai Vin "kata Naura dengan senyum diwajahnya yang membuat orang semakin terpesona karena senyum nya yang tulus dan mata yang memancarkan kehangatan langka di mata Naura

Menghampiri Vin dengan tas putih

"  hai Naura "kata Vin memberi senyum tipis
Melihat ke arah Naura karena daninta sudah pulang ke Jakarta dan digantikan oleh Naura

"Ini ada titipan dari mama aku , bagaimana  kabar kamu hari ini ?"kata Naura menatap manik hijau yang menenangkan
Dengan sorot mata berbinar

"Lebih baik ,hanya bosan saja dan terimakasih atas hadiah dari ibumu tidak perlu repot-repot memberikan hadiah padaku "kata Vin mengalihkan pandangannya dan memandang ke jendela memperlihatkan langit yang cerah dengan langit biru dan awan

"Apa kamu mau keluar untuk menghirup udara segar ?"kata Naura tetap Memandang Vin  tanpa mengalihkan tatapannya

Entah apa yang membuat Naura tidak bosan untuk menatap sosok Vin
Sosok Vin yang sempurna seakan itu adalah harta yang sangat berharga
Dia takut bila mengalihkan tatapannya ke arah lain sebentar saja akan membuat orang tersebut menghilang tanpa jejak dari hadapan nya 

"Ya aku bosan "kata Vin melihat ke arah sosok Naura membuat mata mereka bertemu

"Baiklah ,aku akan membawa kamu keluar tapi apa kamu sudah makan ?"kata Naura tersenyum

"Sudah tadi suster bawa makanan buat sarapan"kata Vin singkat

"Baiklah"kata Naura lalu pergi mengambil kursi roda di tersimpan pojok lalu membawa ke arah Vin
Lalu membantunya untuk duduk ke kursi roda tapi ditolak oleh Vin

"Tidak perlu aku bisa sendiri "kata Vin menolak dengan lembut lalu berdiri tapi dia masih memegang dadanya merasa nyeri

"Hati-hati ,Kan sudah aku  bilang jangan banyak bergerak makin sakit kan"kata Naura khawatir dan kesal pada  Vin selalu ingin bersikap mandiri dan tidak mau menyusahkan orang lain

Bencana atau BerkatWhere stories live. Discover now