🌻 Kata Pembaca: Happy or Sad Ending?🌻

58.8K 1.5K 474
                                    

Ini semua aku kumpulkan dari percakapan via chat di Whatssap maupun DM Instagram, aku mencatatnya ulang dan merangkumnya di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini semua aku kumpulkan dari percakapan via chat di Whatssap maupun DM Instagram, aku mencatatnya ulang dan merangkumnya di sini. Selamat membaca, ditunggu komentar kalian juga ya!

**


Apa yang kamu harapkan dari akhir cerita Dinara?

"Aku mau Dinara bahagia, bisa meneruskan hidupnya, sehat dan selamat sama anaknya, dengan atau pun tanpa Arya." – Inggit, ibu rumah tangga yang bijaksana.

Menurut kamu, apa Arya pantas diberi kesempatan kedua?

"Arya layak dimaafkan. Kesalahannya juga bukan yang fatal gimana, ya. Hubungan Arya sama Dinara sendiri belum kokoh, mereka menikah cuma karena sama-sama terdesak aja pada awalnya, jadi kemunculan Diana dan Haikal itu adalah bumbu sekaligus ujian sih buat rumah tangga mereka yang fondasinya aja dibangun secepat kilat. Kalau membangun rumah tangga itu diibaratkan membangun sebuah rumah, ada fondasi, tiang, dinding dan sebagainya, versi Arya Dinara adalah rumah Roro Jonggrang. Dibangunnya nggak pake bantuan jin memang, tapi tetap terburu-buru, terlalu cepat untuk jadi istana kalau nggak diuji dulu. Hehe, versiku sih sesebel-sebelnya aku sama Arya, aku mau Dinara memaafkan dan kasih dia kesempatan kedua. Nyari yang sultan, ganteng, bucin, dan baik gini di mana lagi coba? Hahaha." – R (nama disamarkan untuk kepentingan privasi. Cungpret yang mengisi kegiatan dengan membaca wetpet.)

"Ini aneh ya, tapi di novel ini tuh aku malah sebel sama Dinara, sumpah! Hahaha. Arya nggak perfect memang, ada sisi-sisi di mana dia jadi cowok yang totally cowok banget, nggak peka dan logika-logika aja, dibilang nggak apa-apa, ya udah doi lempeng karena mikir Dinara tuh mandiri. Manusiawi sih, kenal juga baru, sementara Diana tuh mantan terindahnya. Lima tahun, cuy! Dikira gampang apa lupain segalanya? Tapi meski sebel sama Dinara, aku tetap mau dia bahagia kok, kalau bisa sih sama Arya, nggak sama Arya juga nggak apa-apa. Biar Arya jadi duda terus aku daftar jadi sugar baby-nya." – W (karyawan swasta yang udah capek kerja dan obsessed jadi sugar baby Mas Arya.)

"Wah, kalau diinget lagi awal baca novel ini, gue emosi jiwa! Terutama sama Arya dan Diana! Pasti banyak nih yang sekubu sama gue di sini. Tapi ini novel gue baca udah lama, dan karena mau terbit ulang, gue jadi baca lagi buat nostalgia, terus ... setelah baca lagi, gue yang mungkin pola pikirnya agak bagusan setelah diserang pandemi, jadi bisa melihat sudut pandang lain yang waktu itu masih ketutup karena gue terlalu empati sama tokoh Dinara. Sebenarnya, dilihat dan ditelaah lagi, Diana sama Arya tuh nggak salah-salah banget. Diana datang bukan mau ngerebut, dia jelasin maksudnya datang lagi di awal tuh mau apa, tujuannya jelas. Memang nggak dibenarkan sih jadi mantan rese yang gangguin rumah tangga orang lain, tapi kan di sini konfliknya, ini daya tariknya, kalau nggak ada Diana, ini lapak nggak akan rame begini kayaknya wkwkwk. Arya juga empati sesama manusia aja sih ya, nggak ngeliat gelagat selingkuh atau mau ngasih kesempatan kedua. Ini cuma perkara hal yang belum kelar aja di antara mereka, sayangnya di sini benang merahnya perasaan, rumit tuh jadinya. Beda sama Dinara dan mantan lakinya duh gue lupa namanya siapa tuh, mereka kek urusannya utang piutang gitu kan. Nah, intinya gitu. Akhir kata, gue mau semua tokohnya bahagia. Diana juga udah tenang di sana, jangan dihujat lagi ya pemirsah, lo pada cuma nambahin dosa wkwkwk." – Y (Dulu pas baca Dinara masih pengangguran dan sekarang udah jadi karyawan BUMN. Tersadarkan oleh pandemi dan cinta damai, jangan sampai ada perpecahan umat manusia lagi!)

DINARA [Tersedia Di Gramedia] ✔Where stories live. Discover now