38 🌻🌻 Double D [Upload Ulang]

32.6K 4.5K 1.9K
                                    

🌻🌻🌻🌻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌻🌻🌻🌻

“Kenalin, saya Diana.”

Dinara hampir saja meraih jemari dan telapak tangan indah yang terjulur ke arahnya itu sebelum seseorang muncul di antara mereka. Menepis cepat tangan yang hampir bertaut dan menggenggam tangannya lalu berdiri membelakangi.

“Mas...”

“Mas Arya...”

Diana dan dirinya hampir berucap serempak menanggapi kekagetan masing-masing atas kemunculan Arya yang tiba-tiba. Perkumpulan di sana otomatis bubar, para pegawai Arya kembali ke kubikel mereka masing-masing tanpa berpamitan. Sementara itu Dinara, Arya dan Diana masih di ruang tengah kantor, belum menggaungkan apa-apa.

“Mas, kenapa?” tanya Diana. Ada nada tersinggung di suaranya. “Saya cuma ajak kenalan, nggak akan saya apa-apain.”

Jangan bilang Arya takut Dinara akan ditindas oleh Diana, mohon maaf dia tidak selemah itu.

“Hati-hati kamu. Istri saya lagi hamil.”

“Saya tahu.” Diana tampak melirik tonjolan di perutnya sekilas. “Apa saya sehama itu?”

“Kamu bisa nularin penyakit ke dia.”

“Mas!” Tanpa sadar, Dinara memekik di belakang suaminya. Itu membuat Arya menoleh dengan mimik wajah kaget, bingung atas reaksi tidak terduga barusan. “Mas nggak boleh gitu,” ucapnya tak suka.

“Mas mencoba melindungi kamu dari dia.”

“Caranya nggak gitu!” bantah Dinara cepat.

“Oh, terus caranya gimana? Mas bahkan rela repot gonta-ganti baju sampai mobil tiap mau berurusan sama dia. Demi jagain kamu.”

“Mas!” pekik Dinara sekali lagi. Entah kenapa hatinya nyeri mendengar Arya bicara begitu, dia melirik Diana beberapa nano detik dan ada luka berdarah-darah di matanya. Pasti kaget mendengar orang yang pernah dia sayangi sampai bicara seburuk ini di tempat umum. “Mas bisa omongin baik-baik, pelan-pelan, jangan gini.”

“Mas takut kamu ketularan, Di. Penyakitnya bisa menular lewat sentuhan, droplets. Dan kamu lagi hamil.”

Dinara langsung menatap perutnya sendiri saat ini, pikirannya kacau sekali. Arya pasti melakukan ini hanya karena dia sedang hamil, hanya karena menitipkan benih di perutnya, bukan karena alasan lain. Dia hanya tidak mau rugi, tidak mau anaknya tertular, dan kenyataan itu sangat menyebalkan.

“Masker kamu mana?” tanya Arya ketus sambil berbalik ke arah Diana.

Demi Tuhan, Dinara ingin menangis saat ini melihat seorang wanita diperlakukan seperti itu di depan matanya sendiri.

“Oke, saya pakai sekarang. Saya jaga jarak.”

“Mas nggak boleh gitu.” Dinara menggeram dengan suara bisikan tertahan. Dia benci karena Arya belum mengerti kenapa situasinya mendadak panas seperti ini padahal mereka sudah dewasa, mereka bisa bersikap tenang dan bicara baik-baik, menghindari kegaduhan. “Mas nggak boleh mengumumkan penyakit orang lain di depan umum kayak gitu. Mas nggak boleh mempermalukan orang kayak gini.”

DINARA [Tersedia Di Gramedia] ✔Where stories live. Discover now