24 🌻🌻 Pendekatan dan Huru-hara

37.4K 4.4K 1.3K
                                    

Hai! Cie, ditinggal libur satu hari sama mbak Di

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai! Cie, ditinggal libur satu hari sama mbak Di. Kangen nggak nih? 😆

Itu fotonya uwu banget, kapan mas Arya ajak mbak Di ke kantor, ya?

Kalian semua siap?

Ramaikan komentar di paragraf seperti biasa.

Vote juga ya!

Selamat membaca 😘😗

🌻🌻🌻

“Kamu harus istirahat, Di. Ingat, bed rest. Tahu artinya bed rest? Atau perlu mas terjemahin? Tiduran, rebahan, duduk pun nggak boleh. Laptopnya jauhin dulu, siapa yang punya perusahaan tempat kamu kerja itu? Sini mas hubungi, kamu cuti, mas udah kasih kelonggaran, kan? Boleh kerja asal nggak berjam-jam di luar rumah, boleh kerja asal kamu sehat. Dan untuk sekarang dua syarat itu nggak terpenuhi jadi kam—”

“Udahan ngomelnya,” potong Danish dengan rambut setengah basah saat muncul di depan pintu kamar mereka. Detik itu juga Arya berhenti mengoceh, melipat bibirnya segera, mengangkat dua jari ke udara sebagai tanda berdamai dengan adik iparnya. “Aku udah bikinin sarapan, cuma roti, Mas Arya makan habis itu cepetan pergi kerja.”

Dinara mengulum senyum diam-diam melihat hubungan suami dan adiknya, sementara itu Arya—setelah menarik napas dalam-dalam, mengangguk dan mengiakan perintah Danish barusan.

“Mas berangkat dulu, duh... kalau aja ini bukan soal tender sama Diamanta, mas pasti bolos kerja. Kamu ingat pesan mas tadi, oke? Jangan terlalu ba—”

“Buruan!”

Suara Danish menginterupsi untuk kali kedua. Arya memejamkan mata, terlihat menahan kesabaran, lalu melayangkan kecupan di dahinya.

“Hati-hati di jalan, Mas,” ucap Dinara sembari melambaikan tangan, mengawasi Danish dan Arya menghilang ditelan pintu kamar.

Sungguh, mereka terlihat lucu. Danish menyebalkan memang, tapi sebenarnya dia jauh lebih baik dibanding adik kembar Arya. Setidaknya Danish mengomeli iparnya untuk hal-hal yang menjurus saja, tidak seperti Pradnya dan Pramudya yang senang mengusiknya dalam hal tidak penting sekalipun. Maka dari itu Arya pun tidak bisa protes, Danish melakukan semuanya dengan alasan yang jelas. Dia juga harus merasakan sesekali bagaimana rasanya ada di posisi Dinara yang tertekan akan tingkah si kembar lewat Danish sebagai media pembalasan dendam.

Setelah Arya dan Danish dipastikan jauh dari kamarnya, Dinara cepat-cepat memiringkan tubuh, laptopnya yang tertutup tadi dibuka kembali, beberapa pekerjaan sangat menunggu, dia harus menyelesaikannya sebelum pengajuan cuti disetujui oleh Diamanta Mahera. Dinara sudah melalaikan proses tender yang masuk beberapa hari ini.

DINARA [Tersedia Di Gramedia] ✔Where stories live. Discover now