4 🌻🌻 Penjajakan Kilat

62.8K 8.2K 1.2K
                                    

Hai, terima kasih untuk kebaikan kalian di bab 3 kemarin

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Hai, terima kasih untuk kebaikan kalian di bab 3 kemarin. Aku semangat banget baca semua komentarnya.

Di bab ini, aku harap juga sama.

Vote dulu sebelum baca.

Komentari paragrafnya juga 😘

Selamat menyelami kisah Dinara dan Arya ❤

🌻🌻🌻🌻🌻

Calon Suami:
[10.03] Di, kamu di mana?
[10.07] Bisa kita ketemu hari ini?
[11.28] Di, kamu nggak berubah pikiran, kan?

Pesan itu datang dua jam yang lalu, dan Dinara menarik sudut bibir diam-diam saat membaca nama pengirimnya. Dengan Haikal saja dia tidak pernah melakukan hal semacam ini, bagaimana bisa Arya melakukan ini padanya setelah pertemuan sekaligus perkenalan pertama? Menulis kontaknya sendiri se-alay itu di ponsel Dinara.

Hai, Mas. Maaf saya baru balas.
Kita ketemu beberapa hari lagi, ya. Ada yang harus saya urus lebih dulu.

Calon Suami:
Urusan apa, Di? Barangkali saya bisa bantu.

Nggak perlu, Mas. Cuma urusan kecil, urusan pribadi saya.

Calon Suami:
Kamu di mana memangnya?
Saya cuma mau kasih tahu, kalau dihitung per-hari ini, pernikahan kita cuma tinggal 3 minggu lagi. Kita belum urus apa-apa, Di. Belum daftar ke KUA juga.

Dinara mengembuskan napas keras-keras. Dia baru saja mendarat di bandar udara Internasional Ngurah Rai, Bali. Setelah mengumumkan rencana pernikahannya dengan Arya kemarin, Dinara melarikan diri ke tempat paling terkenal di negara ini.

Sudah lama dia tidak berlibur ke Bali, harusnya dia bisa pergi kapan pun dia mau andai bertahun-tahun tidak menghemat anggaran demi tabungan masa depan sialan itu.

Calon Suami:
Dinara...

Orang ini sepertinya berubah pikiran dan malah bernafsu sekali untuk menikahinya. Padahal Dinara melarikan diri ke Bali untuk mengevaluasi keputusan itu. Dia terluka melihat sorot mata Melia kemarin. Ibunya yang tidak rela—itu sudah pasti, serta tidak bisa membantah, sebab Dinara bisa sangat marah. Dan dia tahu itu salah.

Mas, saya lagi di Bali. Kalau Mas Arya benar-benar mau ketemu saya hari ini, silakan datang kemari. Saya tunggu, nanti saya kirim alamatnya.

Mana mungkin Arya se-tidak kurang kerjaan itu untuk menyusulnya ke tempat ini, kan? Dia kelihatan seperti orang yang sibuk.

DINARA [Tersedia Di Gramedia] ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя