Fato 2.1

378 5 0
                                    

"Dan dia adalah pembantai yang menebarkan kematian pada siapapun.." Tutur Lawu angkuh.

"kenapa kau begitu membencinya?apakah kau mengenalnya?" sahut sang putri tidak terima adik kecilnya disebut pembantai.

Terlintas senyum sedingin es diwajah Lawu di ikuti tatapan bengis yang memancarkan kobaran api dendam.

"Ha..ha..ha,aku lebih mengenalnya dari pada kau Santi." ujar Lawu disertai tawa anehnya.

"Apa yang kau tau tentang dia?"tanya sang putri.

Lawu pun bercerita betapa Fato adalah seorang pembunuh kejam dan seorang pemetik bunga,ia bercerita dengan menambahkan kebohongan disana sini. Entah apa yang merasuki Lawu hingga ia menjelek2an Fato yang sesungguhnya adalah pemimpin yang di ikutinya dimasa depan.

"Terima kasih sudah menolongku. Mulai sekarang jangan kau temui aku lagi..!!" Ujar sang putri seraya mengusap air matanya.

Putri Santi berlari meninggalkan Lawu dalam ketidakpercayaan, kata2 Lawu telah mencetuskan perang antara hati dan pikirannya. Kemunculan Fato bersama perempuan dipapahannya dan Pukulan Fato yang melukai bahunya memaksa logika sang putri untuk mempercayai cerita Lawu,akan tetapi hati nuraninya tetap saja mendambakan Fato. Gadis belia itu terus berlari menembus kedalaman hutan tanpa memiliki tujuan,ia hanya ingin pergi sejauh mungkin dari Lawu yang telah menimbulkan kesedihan di hatinya.

Di lain tempat,Lawu tampak terdiam ditempatnya berdiri. Sorot mata kebencian yang tadi ia tunjukkan pada sang putri kini tiada lagi,berganti dengan tatapan mata yang penuh kesabaran.

"Maafkan aku putri, aku terpaksa melakukan ini.." Ujarnya lirih.

---

"Huaa..haa..ha."

Terdengar bunyi tawa seseorang membahana didalam sebuah goa. Suara seraknya menggetarkan dinding2 goa. Sesosok tubuh kurus tinggi tampak bersujud dihadapan seseorang bertubuh tinggi besar dengan seluruh tubuh ditumbuhi bulu yang lebat.

"Ternyata si cebol itu rakus juga sampai penyihir tua bangka pun dimangsanya.haa..ha.." Tutur raja Butakala ketika mendapat laporan dari Setro yang merupakan adik kembar Sastro sang panglima nagageni.

"Lalu kenapa baru sekarang kau melapor Tro?" ujar raja Butakala menambahkan.

"Ampun gusti,hamba sama sekali tidak mengetahui tempat gusti bertapa andai gusti tidak mengirim siluman tanduk menjemput hamba." jawab Setro gugup.

"1 purnama lagi laku ritualku akan selesai, kau carilah keris Nagageni dipuncak merapi. Dan menyingkirlah bila kau bertemu ular yang mengenakan mahkota dikepalanya. karena ular itu tak mempan terhadap senjata atau ilmu apapun." perintah raja Butakala seraya memakan tulang manusia dengan lahapnya.

"Sendiko gusti." sahut Setro yang kemudian meninggalkan goa lumpang tempat raja Butakala melakoni ritual.

Setro pun langsung melakukan perjalanan ke gunung Merapi malam itu juga. Lebatnya hutan dan gelapnya malam tak lagi menggetarkan hatinya,ia lebih takut juga jijik melihat junjungannya yang memakan tulang dan minum darah manusia.

Setro adalah orang kepercayaan raja Wonojati setelah Sastro. Raja yang tak mendapat laporan dari Sastro pada purnama keenam segera mengira ada kejadian buruk yang menimpa Sastro,karena sang panglima nagageni selalu menepati pertemuan dengan raja. Sang raja wonojati pun memanggil Setro melalui siluman bertanduk yang biasa menculik korban anak laki2 untuknya. Dari Setro,raja mengetahui betapa Sastro telah tewas dan Wonokala adiknya telah dikutuk menjadi monyet betina oleh penyihir kepercayaannya. Raja Butakala sedikit kecewa karena ia telah berniat menghukum Wonokala yang berani mengganggu tumbal istimewanya setelah laku ritual Pujakala selesai.

"Nduk cah ayu,tunggulah 1purnama lagi..,"

Ujar raja butakala dengan mata melotot ketika melihat sosok gadis berambut kemerahan yang ada dalam cermin kecil digenggamannya.

Dari cermin itu tampak putri santi tengah duduk terdiam didepan batu besar yang terpahat sebuah puisi.

Air liur raja Wonojati menetes membasahi lantai goa diikuti bagian tubuhnya yang menegang saat melihat tubuh langsing sang putri,,

...ciuut...praaaangg...

Kaca dalam genggamannya terlempar dan hancur berantakan.

"Keparat..siapa yang berani melakukan ini?" ujarnya murka.

Lalu terdengar suara seram dari kegelapan disudut goa.

"Apa kau ingin gagal Wonojati?"

Raja pun teringat akan ritualnya.

"Sontoloyo..hampir saja ritualku gagal." ujarnya Geram.

Raja Butakala pun melanjutkan ritualnya tanpa memperdulikan kaca pemantau putri santi yang telah pecah.

***

Putri berambut kemerahan itu meraba huruf demi huruf yang terpahat pada batu dihadapannya. Pancaran sang rembulan membuat huruf2 itu tampak dengan sangat jelas. 2bulan yang lalu ia menemukan pahatan tulisan itu secara tidak sengaja. Saat itu adalah beberapa malam setelah ia dipertontonkan kelakuan liar monyet2 jantan yang menggagahi seekor monyet betina yang tak lain adalah jelmaan Wonokala.

Hampir tiap malam sang putri mendatangi tempat itu karena terdorong rasa ingin tahu siapa pembuatnya. Hingga pada malam dimana ia melihat Fato muncul tiba2 bersama seorang gadis asing.

Pendekar Lubang HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang