membingungkan 2

502 4 4
                                    

"hoo..ho,Sampai mampus pun gerbang baja ini tak akan mampu kau tembus..!!" terdengar suara tua menggema dari dalam benteng menyambut makian Fato.

Belum hilang gema suara itu,tiba2 ada sesuatu yang bergerak didalam tanah dengan sangat cepatnya kearah penyihir tua yang baru saja berteriak.

"Duaarr...!! Aaacrggh..!!"

sebuah ledakan dari dalam tanah melemparkan si penyihir ke udara,disusul pekiknya.

Tubuh renta itu jatuh ditanah dengan mata mendelik dan tubuh hangus seperti terbakar.

"Haa..ha..ha,Formasi 10 tikus merahmu hancur raja tolol..!! suruh panglimamu keluar atau kuhabisi kalian semua,,"

ujar Fato dengan suara menggelegar dari luar gerbang baja.

Si penyihir tua telah melakukan kesalahan besar karena menganggap remeh Fato, ketika ia menyambut makian Fato konsentrasinya sedikit buyar hingga formasi benteng gaib yang melibatkan 10orang penyihir berbaju merah menjadi tidak sempurna.Hal ini dimanfaatkan sosok kedua fato sedemikian rupa dengan mengirimkan pukulan Ambles Bumi (pukulan jarak jauh yang memanfaatkan media tanah). Kehilangan seorang penyihir membuat formasi benteng gaib menjadi sedikit rapuh.

"..Duarrrr.."

kembali terjadi ledakan,kali ini benteng baja yang dibangga2kan para penyihir pecah berkeping2 di ikuti terjengkangnya sisa penyihir yang ada. Tampak muka orang2 berbaju merah itu pucat pasi ketakutan mendapati ilmu sihir yang mereka pelajari selama puluhan tahun begitu mudah dikalahkan oleh seorang pemuda kecil.

Fato melangkah perlahan menembus kepulan asap ledakan dan melewati puing2 baja yang beterbangan dengan begitu santainya seolah tidak memperdulikan tatapan bengis orang2 yang menjaga gerbang ketiga.

Seperti dikomando, pendekar2 berbaju hijau serempak melemparkan pisau mereka kala melihat sosok pemuda berpakaian serba hitam yang melenggang melewati gerbang.

"Siut..siut..siut..cepp.. cepp..ceppp,,"

Puluhan pisau bengkok sepanjang 1jengkal itu menancap sempurna didada fato,

Mata orang2 itu terbelalak melihat fato yang tetap berjalan dengan santainya meski dada tertancap puluhan pisau.

Sontak pendekar2 berbaju hijau itu Maju menodongkan senjata dan mengepung Fato dari semua penjuru hingga tak ada sedikitpun celah yang bisa dimanfaatkannya untuk menghindar.

"Kirim iblis ini ke neraka..," teriak seseorang memberi komando.

Orang2 itu pun maju menerjang fato meski kengerian menyelimuti benak mereka. Terjadilah kejadian aneh. Fato sama sekali tidak menghindar ataupun menangkis,ia hanya tampak terus melangkah dan tidak menghiraukan serangan mematikan dari para pendekar hijau.

..*#.,=*..##?!?..#**..

"aargh..arrgh..arghh.."

Tiba2 para pendekar berpakaian hijau itu jatuh tersungkur ditanah diiringi jerit kesakitan yang memecah sang malam. Mata mereka melotot melihat dada masing2, rasa takut bercampur rasa tak percaya mendera hati ke 10 pendekar berbaju hijau yang tengah meregang nyawa itu.

Pisau yang baru saja mereka lempar dan mereka lihat tepat mengenai sasaran kini telah menembus dada tuannya sendiri. Mereka pun menghembuskan nyawa dengan mata terbuka seolah masih ingin mengetahui kapan pisau itu menancap perut mereka??

Tanpa diketahui seorangpun prajurit kerajaan india, Fato telah menggunakan jurus ilusi yang dikirimkan melalui bunyi ledakan juga melalui kepulan asap saat benteng baja ia hancurkan.

"Ada lagi tikus yang ingin mati konyol?" bentak fato dingin.

Puluhan sisa prajurit menyingkir bagaikan pasukan semut yang disapu ombak lautan. Fato pun melangkah lurus ke gerbang terakhir tanpa ada lagi rintangan.

Dihadapannya terpampang gerbang kayu berukir gambar pandawa lima dengan tinggi pintu 4x lipat tinggi tubuhnya. Ia mengangkat tangan kirinya tinggi2 dan bersiap menghantam gerbang itu,,

"HENTIKAN.."

Teriakan seseorang membuat fato menghentikan tangannya diudara.

Dari sebelah kiri fato berdiri,tampak seorang gadis berlari kearahnya.

"Madu??" ujar fato lirih saat melihat gadis itu.

Gadis itu terus berlari mendekat dan langsung melancarkan sebuah pukulan yang membawa hawa panas ke perut Fato.

"..pLaaakk.."

pukulan si gadis diterima begitu saja oleh fato meski sangat mudah baginya jika ingin menangkis ataupun menghindar.

"uuhhuk..uhuukk.."

tampak darah mengalir disudut bibir fato yang tersenyum.

"Madu?! kau kembali?!"

ujar Fato diikuti pudarnya warna hitam di kedua bola matanya.

"Diam kau pembunuh?!" ujar si gadis seraya kembali melayangkan pukulannya ke dada fato.

Pukulan itu kembali diterima fato tanpa sedikitpun pelawanan.Hanya senyuman pahit Fato yang membuat si gadis mundur beberapa langkah karena tak mengerti kenapa orang pertama yang mampu memporakporandakan kerajaannya, begitu saja menerima pukulan maut yang ia lancarkan dan hanya membalas dengan senyum.

'Pandangan mata fato kabur dan perlahan menghitam'.

.....

"putriku Chandra gandasari..!! karena kau yang telah mengalahkan pengacau ini,maka kuserahkan nasibnya padamu.Hukumlah ia sesuka hatimu." Titah sang raja pada putrinya.

"Terima kasih ayah. Akan kubalaskan dendam Ayunda Madu saat purnama nanti." ujar si gadis.

Pendekar Lubang HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang