BAB 25

14.4K 1.8K 71
                                    

Siapin kopi atau susu yak..

~ Happy reading ~

======================

That I'd fallen for a lie?

You were never on my side

Fool me once, fool me twice

Are you death or paradise?

Now you'll never see me cry

There's just no time to die

(No Time To Die - BillieEilish)


=======================

Aku melenguh pelan, bagian belakang kepalaku terasa sakit. Tersamar, aku mendengar dengung suara seseorang berbicara. Aku ingin melihat situasi di sekitarku, tetapi tubuhku kaku dan kepalaku terasa masih sedikit berputar.

Aku baru menyadari kalau aku dalam posisi duduk dengan kepala terkulai.

Pelan-pelan, aku mengangkat kepala lalu mengerjapkan kelopak mataku untuk menjernihkan isinya. Sesuatu mengotori pandanganku, sepertinya helaian rambutku sendiri. Aku ingin menyingkirkannya dengan tanganku.

Aku hendak menarik kedua tanganku, tetapi aku tak tak sanggup menggerakannya.

Apa?! Aku mencoba sekali lagi menariknya.

Oh, shit! Kedua tanganku terikat kuat di punggungku.

Apa yang terjadi?!

Apa yang terjadi?!

Pantas saja tubuhku terasa begitu kaku, sulit untukku menggerakkannya.

Di tengah rasa nyeri yang menyengat kepala juga kepanikan, aku mencoba mengumpulkan ingatanku yang berserak. Selintas ingatan pahit itu datang kembali perlahan dan sangat jelas. Percakapan menyakitkanku dengan Naomi, yang membawa pertemuanku dengan Nyonya Alma. Dan, terakhir adalah panggilanku kepada Alexander.

Sampai di sini rasa nyeri di kepalaku bergeser turun ke bawah, pada ulu hatiku.

Kemudian aku pulang ke apartemen, dan ingatanku berakhir di sana. Seseorang sudah memukul kepalaku dan bisa saja dia adalah orang yang sama yang sudah mengikat tanganku dengan kursi.

Shit.

Shit.

Apakah aku diculik? Aku diculik! Aku diculik!

Tetapi, untuk apa? Mau meminta uang tebusan? Aku miskin. Aku juga tak punya apa-apa. Lantas, untuk apa aku diculik?

Jangan-jangan aku hendak dijual untuk dijadikan pekerja seks. Bayangan wajah mama, yang dipaksa menjadi pekerja seks dan dipukuli seketika membangkitan mimpi buruk dalam diriku.

Darah seketika surut dari wajahku. Jantungku merenyut tanpa terkendali.

Ya Tuhan. Tidak! Tidak! Tidak!

Aku dilanda ketakutan dan kepanikan luar biasa. Udara dari dadaku naik dan mencekik leherku sendiri, membuatku ingin muntah. Keringat membanjiri sekujur tubuhku saat aku berusaha menarik-narik lagi kedua tanganku yang terikat di belakang.

Gagal.

Aku diam. Terengah-engah. Mengatupkan kedua kelopak mata, aku mencoba menenangkan diriku atau aku akan mati sendiri dicekik oleh kepanikanku.

Bodoh! Takut dan panik tidak akan bisa membawamu kemana-mana!

Sy yang berbicara? Bukan. Bukan. Bukan.

[ END ] Broken ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang