"Halah , ngalihin topik lu." Bumi menimpali ikut mengompori.

"Sorakin-sorakin,"

"HUUU." sorak SEMESTA, serempak.

Bintang meremas roknya erat, ia malu sekaligus kesal. Teman-temannya yang tau ia badmood saja tidak membantu, pasti bisa ngerasain kan mood lagi gak bener malah di tambah kesel.

Kedua mata Bintang semakin buram, hitungan detik di mulai cairan bening pun jatuh dari pelupuk mata dan turun ke pipinya. Bintang menangis.

"Bi? Kok nangis?" Aurora yang melihat Bintang jelas terkejut dan langsung memegang kedua pundak sahabatnya itu.

Suara isakan tangis Bintang pun mulai terdengar perlahan. Aurora menyorot tatapan tajam pada Bumi, bisa-bisanya membuat sahabatnya itu mengeluarkan air mata.

"HEH BUMI! MINTA MAAP SAMA BINTANG!" sentaknya Aurora bukan main.

"Idih minta maap? Emangnya lebaran,"

Aurora tersenyum kecut, ciri-ciri anak bego itulah Bumi. "Emang lo pikir kalo minta maap harus lebaran aja? Bego banget lo!"

"Ya nggak juga sih, tapi gue males ah,"

"Bener-bener, minta gue tendang tuh aset lo," pungkas Aurora menggebu-gebu dan mulai maju menghampiri Bumi dan menghiraukan Bintang.

"WOY! JANGAN BUANG INGUS DI BAJU GUE DONG HUAAA." Semua yang ada disana tersentak tiba-tiba mendengar pekikan keras dari Venus yang sedang heboh itu.

"Lengan baju gue Bintang ... " seorang perempuan yang ia sebut namanya tadi mendongak dari pundak Venus dan menunjukkan kedua mata yang masih ada jejak habis menangis dengan raut wajah yang sedang cengengesan.

Bintang menarik kembali cairan kental di hidungnya. Slrup. "Maapin gue, ingusnya kelepasan soalnya hehe."

"Bomat! Gue kesel, Bulan anter gue ke toilet buru." Ajak Venus yang jalan mendahului disusul Bulan.

Bintang pun mengambil tissue di meja seraya menghapus jejak air matanya dan mengeluarkan semua ingusnya dari hidung.

"Jorok lo." Sarkas Langit sambil duduk di hadapan Bintang. Aurora masih sibuk adu skill dengan Bumi  begitu juga Matahari dan Bima yang membantu di belakang Bumi.

"Emang."

"Kenapa nangis?"

Salah satu alis Bintang mengangkat mendengar pertanyaan dari Langit. Tumben sekali ia bertanya.

"Badmood"

"Badmood kenapa?" sejak kapan Langit menjadi kepo seperti ini ya?

"Siapa?"

"Yang nanya."

"Yauda."

"Gue serius nanya Bintang ... "

"Gue juga duarius Langit ... "

"Setan, serah lo."

"Hehe maap, ya biasalah cewek kan suka badmood." Jawab Bintang bohong.

Langit tentu saja tidak percaya, tanya lagi ah daripada kepo. "Mana ada cewek badmood tanpa alesan,"

"Yauda sih kal—"

"Si Bintang badmood gara-gara nanti kelas 11 sekelas sama lo,"

"Uhuk-uhuk," Langit tersedak bukan karena minuman atau makanan ia tersedak salivanya sendiri mendengar penuturan yang diucapkan Aurora. Karena jujur ia sendiri sama sekali belum tau tentang hal ini.

MANTAN [ REVISI BERJALAN ]Where stories live. Discover now