saling tutup menutupi | 27

41 28 178
                                    

|| Fatin — Jangan Kau Bohong ||

Jaman sekarang ada sahabat sejati? Haduh mustahil deh.

Usahakan vote n komen ya, jangan lupa!

Yang banyak-banyak komennya okay? Sip!

HAPPY READING sayang ✨

✧✎✧

Bintang jalan tertatih-tatih dipinggir lapangan, kaki sebelah kirinya luka dibagian lutut dan memerah, sedaritadi ia mendumel berkali-k9ali karena kesal tubuhna terjatuh gara-gara tertabrak 2 orang laki-laki yang sedang berlarian mengingat sekarang sedang jam istirahat.

"Gila kali ya mereka? Udah tau lutut gue luka berdarah gini cuman minta maaf doang eh nganterin mah kagak. Dasar gak peka kayak si mantan" ujar Bintang dengan nada yang terdengar kesal.

"Mantan? Gue dong" detik itu juga Bintang menoleh membekap sendiri mulutnya karena kaget

"Kok lo bisa ada disini?! Kenapa setiap gue ngomongin mantan lo selalu muncul?" timpal Bintang dengan nada ngegas.

Langit menggaruk tengkuknya sambil menyengir, "hehe judul wattpadnya ae MANTAN dan alurnya tentang MANTAN ya kalo gak berhubungan sama lo ya sama gue ya gak thor?"

"That's right" - author.

Bintang menatap tak suka Langit sambil mengibaskan tangan. "Yaya terserah lo, asal lo bahagia" lanjutnya sembari jalan terpincang-pincang. Tapi, tanpa diduga Langit mengambil lengan Bintang dan menaruhnya diatas pundak bertujuan ia akan membantunya menuntun untuk berjalan.

Bintang, menatap intens Langit jujur ia sama sekali tidak mengharapkan belas kasihan atau pertolongan dari dia tapi... daripada ditolak yowes terima saja.

"Lo jatuh dimana?" tanya Langit.

"Di-di sa-sawah eh kok? Di rum-- di lapangan maksudnya"

"Njem ni mulut kok bisa sampe salah ucap sih? Efek udah lama gak dirangkul plus gak ada pendamping sih, dasar gue"

"Haha lucu, sampe mulut aja bisa typo. Eh iya lo duduk disini aja ya tungguin gue ambil handsaplas sama obat merah" Langit melepaskan rangkulannya dan membantu Bintang duduk dengan hati-hati.

"Dih nolong kok setengah-setengah bawa sekalian ke UKS kek"

Langit mengulas senyum paksa, sangat dipaksa. Kedua tangannya dipakai untuk menangkup wajah Bintang. "Lo tuh ya udah gue papah masih aja ngode, lo tau kan UKS itu ada di lantai 2 yakali gue angkut lo sampe UKS jadi mending lo tunggu aja disini jangan ngomong dan jangan ngilang" kemudian kedua tangannya pun berhenti menangkup wajah Bintang.

Bintang hanya mengangguk dengan tatapan yang kosong, setelah Langit pergi ia buru-buru memgang kedua pipinya yang bekas ditangkup mantan. ''Gak percaya, pipi gue... pipi gue dipegang mantan. Nikmat mana lagi yang aku dustakan?'' sembari senyam-senyum sendiri. Otw rsj inimah.

Sesuai ucapan yang Langit lontarkan, Bintang tetap duduk dan menunggu. Tak harus menunggu lama sih, buktinya sekarang Langit sudah datang membawa kotak P3K di kedua tangannya.

Ia lalu berjongkok mengambil kaki Bintang dengan sangat hati-hati dan telaten ia hapuskan dulu darah di lututnya secara perlahan.

"Ahs, perih tau! Pelan-pelan dong" protes Bintang yang merasa kesakitan.

MANTAN [ REVISI BERJALAN ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن