Cerita 14

6.7K 447 1
                                    

🌺🌺

Empat hari berlalu..

Dan seandainya Kalliandra bisa, ingin sekali ia berteriak bahwa ketenangan yang ia miliki telah hilang sepenuhnya dan itu sangat membuatnya tidak terima.

Namun apa yang bisa Kalliandra lakukan? melihat ibunya dan Calista berbincang hangat sembari menyiapkan makan siang justru membuat Kalliandra bungkam. Ia tidak mungkin mengamuk di depan ibu dan ayahnya. Terlebih berkumpul secara lengkap begini sudah jarang Kalliandra temui

Dimana Abraham, ayahnya memilih tidak melakukan apapun di hari sabtu kecuali bersantai, dan mentari yang juga memilih pulang menghabiskan waktu liburnya di rumah. Maklum saja, mentari memilih tinggal di apartment yang jaraknya dekat dari kampus

Seharusnya itu adalah momen keluarga sempurna. Seharusnya, jika Calista tidak datang tiba-tiba.

"kenapa sih muka lo? kusut amat" Kalliandra tidak menanggapi omongan sang adik, ia memilih memainkan ponselnya. Melakukan apa saja mengecek email, mengecek jadwal, apa saja agar ia terlihat sibuk.

"kalo lo gak nyaman sama adanya Calista, suruh dia pulang aja" Mentari yang sedari awal memang tidak begitu akrab dengan Calista nampak biasa saja. Hampir kearah senang saat Andra bercerita bahwa hubungan mereka telah berakhir

"gak mungkin" sahut Andra singkat

"makan siang siap, ayo semuanya makan dulu" Mentari dan Andra yang tadinya duduk bersama di ruang tengah bangkit menuju meja makan

"kamu mau makan apa mas? biar aku ambilin"? Calista bertanya lembut, jujur saja itu membuat Kalliandra muak.

"Calista nya udah cocok jadi istri, Andra kapan ngelamarnya"? Mira mulai melontarkan godaan, disaat Calista justru tersenyum malu-malu. Andra justru diam saja membiarkan Calista mengisi piringnya dengan nasi. Lalu saat Calista hendak mengambilkan lauk untuknya Andra menghentikan

"biar saya aja" kata Andra mengambil piringnya dari tangan Calista. Itu tak luput dari perhatian Mira. Ia bukan tidak tau bahwa ada yang aneh antara Calista dan Andra

mungkin saja mereka sedang bertengkar

Makan siang berlangsung riuh, Mentari dengan riang menceritakan hari-harinya selama kuliah. Abraham sesekali menyahut mira sesekali bertanya. Calista juga menanggapi namun mentari seakan tidak dengar. Andra lupa, ia tidak bisa tidak jujur dengan adiknya sendiri.

Maka saat ia menceritakan perihal hubungan mereka yang telah berakhir. Andra tidak menutupi apapun termasuk alasan mengapa Calista memilih meninggalkannya

Lalu dengan tidak tau dirinya kembali lagi

Selepas makan siang, Andra memilih kembali ke kamarnya dengan alasan ada pekerjaan penting yang tidak bisa ia tinggalkan. Tentu saja dengan mengabaikan perintah ibunya yang memintanya tetap duduk bersama Calista

Di kamarnya yang sengaja Andra penuhi dengan buku-buku, ia justru bersandar pada sandaran sofa di pojok ruangan Memejamkan mata. Menenangkan pikiran

Araminta

Andra mengubah posisinya menjadi tegak kembali, ia tidak habis pikir. Empat hari berlalu sejak kejadian malam itu dimana ia mendatangi ara di kost, namun sampai saat ini pikirannya masih penuh tentang gadis itu.

Empat hari belakangan pula, Andra dengan baik memahami bahwa Ara sedang dalam usaha menghindari dirinya. Saat Andra mencoba menjahili Ara di kelas seperti biasanya, Ara hanya diam. Tidak memandangnya kesal seperti biasa, saat Andra memintanya membantunya membawa buku-buku ke ruangannya Ara justru menyuruh Hanum yang tentu dengan senang hati mengiyakan.

STRUMFREI✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon