38. Putus?

2.7K 241 105
                                    

Menangis di halte bus memang bukan ide yang bagus. Tapi apadaya jika keadaan membuatnya harus melakukan hal konyol seperti ini. Iya, menangis sendiri di halte bus.

Memang tak ada perasaan sekali cowok jahanam itu membacakan suratnya. Bukan hanya malu yang menimpanya tapi nanti Vira pasti akan menjadi pusat pembicaraan di seluruh grup kelas. Dirinya pasti akan dikenal banyak orang, walaupun sebelumnya mereka memang tahu pada Vira karena gadis itu menjabat sebagai pacar dari Dio Wijaya. Tapi sungguh Vira sangat membenci hal itu, kehidupan yang tadinya tak diketahui banyak orang kini semua orang telah mengetahuinya, dan mereka benar-benar tahu keberadaan Vira.

"Besok nggak sekolah aja kali ya," ujarnya sembari menimbang-nimbang, dirinya masih tak berani menunjukkan wajah di saat situasi seperti ini.

Di saat berkecamuk dengan pikirinnya, tiba-tiba mobil putih berhenti dihadapannya. Vira yang sudah mengetahui siapa si pemilik mobil itu langsung menyeka air mata yang sempat jatuh membasahi pipinya.

"Lo lagi ngapain? Kagak sekolah?" tanya cowok itu saat keluar dari mobilnya.

Vira tak menjawab, ia hanya memperhatikan Felix dengan pakaian futsalnya. Lalu tak selang lama ia ikut duduk di samping Vira, membuat gadis itu mengernyit keheranan.

"Ngapain duduk?"

"Emang ada larangan kalo gue nggak boleh duduk?"

Vira mengerling malas, setiap kata yang diucapkan dari mulut Felix memang tak beda jauh dari Dio. Kedua cowok itu memiliki sikap yang tak mau kalah.

"Gue tanya lo sekali lagi, lagi ngapain di sini?"

"Kepo!"

"Ahh... gue tau! Lo bolos?"

"Enggak!" bantah Vira cepat.

"Terus?"

"Pengen diem aja di sini."

"Ck.. nggak ada kerjaan!" decak Felix menggelengkan kepalanya.

"Biarin."

"Yaudah mau ikut gue latihan futsal nggak? Biar ada kerjaan," tawar Felix yang langsung ditolak gelengan oleh Vira.

"Kenapa?"

"Males aja."

"Mending ikut aja, gue tau lo lagi badmood." Vira memicingkan matanya. Bagaimana cowok itu tahu bahwa keadaannya benar-benar kacau gara-gara Dio. Apa matanya masih memerah? Atau suaranya yang terdengar terisak seperti orang yang selesai menangis?

"Ngapain liatin gue? Gue tau kalo gue tambah cakep pas pake baju futsal."

Vira memutar bola mata malas, bisa-bisanya dia mempunyai sikap kepedean tingkat dewa seperti itu.

"Yaudah yuk buruan!" ajak Felix sembari melangkah lebih dulu menuju mobilnya.

Setelah diam beberapa saat akhirnya Vira menyusul masuk ke dalam mobil itu. Dirinya mungkin akan lebih baik jika ikut Felix latihan daripada harus diam di halte sampai jam pulang sekolah. Ia juga tak mungkin pulang pada saat jam sekolah seperti ini, dirinya pasti akan ditanya-tanya oleh Linda.

"Kok kamu nggak sekolah?" tanya Vira membuka pembicaraan ketika keduanya saling diam tanpa membuka suara.

"Hah?" Felix mengecilkan volume musik yang sedang diputar keras-keras itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cupu vs Troublemaker [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang