19. Ice Cream

6.6K 426 13
                                    

Setelah mendengarkan materi panjang lebar dari Bu Yanti, akhirnya bell berbunyi. Semua murid pun langsung bersorak dan segera membereskan alat tulisnya masing-masing.

"Minggu depan kita teruskan." tutup Bu Yanti sambil beranjak pergi.

"Iya, Bu." jawab semua serempak.

"Oh satu lagi, untuk Ghevira dan Dio jangan lupa hukumannya." peringatannya lalu keluar dari kelas itu.

"Cerewet!" gumam Dio tak peduli. Bahkan sejak pelajaran berlangsung ia sama sekali tak memperhatikan bu Yanti, dirinya terus saja fokus bermain game.

"Lo dihukum apa, Yo?"

"Bersihin Lab." jawabnya.

Vira yang sudah selesai membereskan alat tulisnya pun langsung menghampiri Yasmine. Dirinya tak mau buang-buang waktu, apalagi kalau semakin sore Lab akan terlihat menyeramkan.

"Yuk!" ajak Vira langsung membuat Yasmine mengangguk. Ia juga tak lupa berpamitan pada Raya yang masih menjabat sebagai pacarnya.

"Raya, gue nemenin Vira dulu." ujarnya pada Raya yang masih sibuk memakai hoodienya.

"Kemana?"

"Bersihin Lab. Kalo mau pulang duluan gapapa, nanti gue pulang naik ojek online." jelasnya yang langsung membuat Raya menggeleng pelan.

"Kenapa?" tanya Yasmine.

"Gue tungguin aja, kalo udah selesai tinggal chat." jawab cowok itu yang memang sangat bucin pada Yasmine. Bahkan keempat sahabatnya pun agak sedikit aneh melihat sang playboy yang kini sedang tobat.

"Yaudah, kalo nanti selesai gue langsung ngabarin." pamitnya lalu beranjak pergi bersama Vira menuju tempat misterius itu.

"Yasmine janji tungguin sampe beres!" ujar Vira kembali mengingatkan janji Yasmine di perpustakaan tadi siang.

"Iya, gue janji!"

Mereka berdua kini sudah sampai di depan ruang Lab Kesenian. Dan seperti yang dikatakan orang-orang, bahwa Lab ini benar-benar menyeramkan. Ditambah lagi sarang laba-laba yang memang membuat Lab ini terkesan lebih horror.

Vira menatap aneh, sungguh ruangan yang sangat unik. Ia kira sekolah sebagus dan se-elite SMA Wijaya tidak ada ruangan yang tak terurus seperti ini, tapi nyatanya masih ada. Kini yang ia pikirkan hanya satu, yaitu; cara membersihkan ruangan ini.

"Vira,"

"Apa?"

"Kita beneran beresin tempat ini?" tanya Yasmine masih terdiam seperti tak bisa berkata-kata melihatnya.

"Iya."

"Gue tunggu di luar aja kalo gitu," ujarnya malah berdiri menjauh.

"Nggak bisa! Yasmine kan udah janji mau nemenin!" tandas Vira tak terima, dirinya segera menarik lengan Yasmine agar lebih mendekat.

"Kalo tau tempatnya serem kayak gini gue ajak Raya,"

"Kenapa?"

"Biar ada yang jagain." jawabnya dengan disusul cengiran manis.

"BUCIN!" cetus Vira lalu perlahan membuka knop pintu Lab.

Ceklek

Setelah pintu terbuka yang terlintas dipikiran Vira saat ini hanya satu 'gelap'. Ruangan yang benar-benar sangat minim pencahayaan.

"Saklarnya mana?" tanya Vira yang mulai masuk ke dalam ruangan itu.

"Gue juga nggak tau, cari aja." suruh Yasmine yang masih berdiri diambang pintu. Gadis itu sama sekali tak ada niat untuk membantu Vira mencari saklar.

Cupu vs Troublemaker [REVISI]Where stories live. Discover now