11. Rencana

8.4K 454 20
                                    

Perlahan tapi pasti, jarak di antara keduanya mulai menipis, Dio juga semakin menggenggam erat tangan mungil gadisnya itu. Hingga akhirnya...

Cup

Hujan malam ini telah menjadi saksi bisu antara keduanya. Satu kecupan yang cukup lama itu mendarat di punggung tangan Vira. Ia menatap Dio bingung, serasa tak percaya bahwa Dio akan mencium tangannya malam ini.

"Udah nggak dingin kan?" tanya Dio masih menggengam erat tangan pacar-nya itu.

Vira menggelengkan kepalanya pelan. Kali ini jantungnya benar-benar berdegup cukup cepat, rasanya banyak kupu-kupu yang terbang di perutnya. Mungkin untuk beberapa kaum hawa ini adalah hal biasa, tapi menurut Vira, ini merupakan hal tersederhana yang benar-benar bisa membuat pikirannya bertanya kenapa Dio melakukan ini? Apa Dio suka padanya? Atau mungkin Dio memang cinta pada Vira?

Tapi ia mencoba menangkis itu semua. Ingatlah! Vira itu hanya pacar candaan, mana mungkin Dio melakukan ini dengan adanya unsur cinta. Mungkin cowok itu hanya ingin membuat Vira terbang tinggi lalu dihempaskan lagi ke dalam rasa sakit yang pastinya akan Dio berikan beberapa hari kedepan.

"Tapi ini tangannya masih dingin." Dio memegang tangan Vira dengan kedua tangannya. Lalu dengan cepat Vira menarik tangannya dari genggaman Dio, kali ini rasa gugup benar-benar menyelimuti dirinya.

Vira menatap lurus, kini tangannya kembali memainkan hoodie hitam milik Dio. Ia masih ragu untuk menatap cowok berkaos coklat polos itu, rasanya begitu aneh dan salah tingkah.

Setelah menunggu hampir satu jam, hujan pun mulai mereda. Kini hanya ada tetesan air yang turun dari balik pohon-pohon.

"Yuk, pulang." ajak Dio yang langsung dapat anggukan kecil dari Vira.

Vira menaiki motor matik besar itu dengan kesusahan. Setelah duduk dengan nyaman ia mulai berani menyimpan kedua tangannya pada kaos yang dipakai sang pacar.

Dio yang dapat melihat ekspresi menggemaskan Vira dari balik spion hanya bisa tersenyum tipis.

"Gemes banget jadi pengen cium, astagfirullah." batinnya yang memang penuh dosa.

Setelah itu ia mulai menjalankan motornya. Melaju dengan kecepatan sedang, melewati jalanan yang cukup sepi dengan gemercik air hujan dan ditambah lagi hembusan angin malam yang membuat malam ini semakin sempurna. Mungkin jika kehidupan keduanya ada di dalam sinetron pasti adegan ini akan diberi lagu tentang cinta agar terkesan lebih romantis.

"Apa gue terlalu lancang nyium tangan lo?" tanya Dio sambil melirik ke spion motornya. Dirinya hanya takut Vira risih dengan apa yang telah dilakukannya.

"Sedikit." jawaban dari gadis itu langsung membuat Dio terkekeh. Masih baik ia hanya mengecup punggung tangannya dan tak melakukan hal lebih.

Jarak yang ditempuh dari halte bus tadi memang tidak terlalu jauh dengan rumah Linda. Jadi dengan seperti ini Vira tak perlu berlama-lama dengan Dio, ia masih merasa canggung jika harus berlama-lama bersama cowok itu.

"Makasih," ucap Vira sambil menatap Dio yang sengaja tak memakai helmnya.

"Iya."

"Ini, hoodie nya?" Vira menunjuk hoodie yang masih dipakainya.

"Hari senin aja."

Cupu vs Troublemaker [REVISI]Where stories live. Discover now