18. Lab Kesenian

7K 420 32
                                    

'Niatnya memang bercanda, tapi entah kenapa rasa itu muncul tanpa disengaja'

~Dio Alvadian Sukma Wijaya~

***

Vira masih menatap punggung tegap Dio, dirinya benar-benar rindu sosoknya yang selalu membuat Vira tersenyum singkat hanya karena hal-hal yang sangat sederhana.

"Gue balik ke kelas." pamit Zando yang hanya dijawab anggukan singkat oleh Vira. Setelah Zando pergi kini suasana kantin menjadi ramai dan tak ada keheningan seperti tadi.

"Dio marah kayaknya," bisik Yasmine.

"Sama Vira?" tanya Vira sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya lah, masa iya sama Teh Selena!"

"Lo ada desiran aneh nggak?" tanya Yasmine membuat Vira menautkan alisnya.

"Desiran aneh gimana?"

"Kayaknya Dio suka deh sama lo," ungkap Yasmine membuat Vira membulatkan matanya, mana mungkin hal itu terjadi? It's impossible.

"Kata siapa?"

"Kata gue barusan." ucapnya tersenyum bangga.

Vira berdecak sebal, Yasmine selalu saja bercanda di saat yang tidak tepat seperti ini.

"Ya... Buktinya dia marah pas lo ngobrol sama Zando, apalagi keciduk main bareng coba?" tanya Yasmine seolah tebakannya benar-benar nyata.

"Dio mah emang gitu, Vira ngobrol sama Sutisna juga suka marah." pungkas Vira membenarkan.

"Tapi ini itu beda," ujar Yasmine masih keukeuh.

"Beda gimana?"

"Beda aja gitu, kayak gim--"

"Udah lah, kalo ngomongin Dio terus kapan berhasil ngelanjutin misinya?" potong Vira lalu meminum teh manisnya.

"Oke, kita tunggu aja dua hari lagi!"

***

Kini kelima cowok brandal itu sedang berada di rooftop. Pikirannya kali ini benar-benar tak bisa jernih untuk belajar. Apalagi Dio, sekarang dia masih saja galau memikirkan pacar-nya.

"Lo semua yakin mau diem di sini?" tanya Azhar takut jika tiba-tiba ada guru yang menggrebeknya.

"Yakin!" tukas Raya yang memang selalu semangat jika bolos.

"Padahal hari ini pelajaran bu Fina, guru paling montok di sini." ujar Candra ngeres, masih sempat-sempatnya ia nafsu pada guru.

"Terus lo mau belajar dan tinggalin Dio di sini?" tanya Brian yang benar-benar peduli pada Dio. Ia juga takut jika nanti Dio frustasi lalu lompat kebawah untuk bunuh diri.

"Kalo lo semua mau ribut mending turun ke bawah dan tinggalin gue di sini!" ujar Dio dingin tanpa melihat mereka sedikit pun.

"Lagian lo kenapa sih? Sama cewek aja jadi frustasi, dasar lemah!" cibir Raya langsung membuat Dio melirik sinis.

"Gue cuma males liat muka si Cupu!" elak Dio seolah acuh, padahal di dalam otak masih selalu kepikiran.

"Harusnya lo itu bersikap biasa aja pas si Cupu jauhin lo, nggak perlu berlarut-larut dalam kesedihan kayak gini,"

Cupu vs Troublemaker [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang