07 - Rasa Gula

954 203 27
                                    

Happy reading 💙

Malam itu, bermodalkan vespa kuning milik Mahesa, Aji mengantarkan Cheryll pulang ke tempat kost gadis itu setelah seharian tadi di markas untuk mengisi Podcast.

"Cher, udah nyampe depan kost kamu nih. " ucap Aji, mengamati Cheryll yang bersandar di bahunya lewat kaca spion. Tadi sih katanya capek, makanya Aji suruh tidur aja.

Tapi Cheryll tampak tidak bergeming mendengar ucapan Aji. Membuat Aji sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Kemudian tersenyum kala melihat Cheryll masih betah bersandar di bahunya dan terlelap dengan helaan nafas yang teratur.

Tidurnya terlihat nyaman sekali, Aji jadi ngga tega buat ngebangunin pacarnya itu. Tapi bagaimanapun juga harus tetep dibangunin, kasian juga lama-lama, dia harus tidur di kasur yang lebih nyaman daripada di pundaknya.

Maka dari itu Aji menepuk-nepuk pelan pipi gadis itu, berharap agar dia segera bangun.

Dan benar saja, gadis itu terbangun dan segera mengangkat kepalanya dari bahu Aji, kemudian melepas pegangan tangannya pada hoodie yang dikenakan Aji.

"Udah nyampe ya? " tanya Cheryll sambil mengerjap-ngerjapkan mata, berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya sebelum kemudian turun dari vespa kuning itu.

"Iya, udah nyampe dari tadi. " sahut Aji. Cowok itu kemudian turun dari motornya untuk mengantar Cheryll masuk ke depan gerbang. Mereka berjalan beriringan, dengan Cheryll yang sesekali menguap menahan kantuk. Dan pemandangan itu tak luput dari pandangan Aji, membuat cowok itu terkekeh.

"Capek ya? " tanya Aji, Cheryll mengangguk jujur. Karena hari ini beneran capek banget.

"Iya capek, tapi ada senengnya juga. Karena hari ini aku bisa ngewujudin salah satu keinginan aku, dan itu karena bantuan kamu. Makasih ya, Ji udah dukung aku. " ucap Cheryll tulus, pandangannya lurus menatap Aji yang sedang tersenyum menatapnya.

"Sama-sama. Tapi apapun itu, asalkan hal itu bermanfaat buat orang lain dan bikin kamu seneng, aku bakal selalu dukung kamu. " balas Aji tak kalah tulus. Membuat afeksi gadis itu menghangat seketika.

Cheryll yang mendengarnya tersenyum, manis sekali. Sampai Aji tidak bisa untuk tidak mengusak gemas rambut gadis itu.

"Dah, masuk sana. Katanya besok ada jam pagi? " kata Aji yang dibalas anggukan oleh Cheryll.

"Iya, kamu juga kan? Harusnya jam segini udah tidur tapi malah nganterin aku, maaf ya jadi ngerepotin. " ucap Cheryll, membuat Aji berdecak tidak suka.

"Nggak, sama sekali nggak. Itu sebuah keharusan buat nganterin pacar aku malem-malem gini. Kalo bilang ngerepotin lagi, Aji ngambek. " balas Aji sok imut sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Cheryll tertawa geli.

"Udah, pulang sana. "

Aji mendelik mendengarnya, "Dih? Ngusir nih? " tanya Aji, menggoda.

"Pulang Ajiii, besok kamu ada jam pagi juga. "

"Iya-iya, aku pulang kalo gitu. Hati-hati ya masuk gerbangnya. " ucap Aji, membuat Cheryll memutar bola mata dengan malas mendengar celotehan Aji.

"Hati-hati, jangan ngebut! " ucap Cheryll, Aji mengangguk. Kemudian cowok itu berbalik setelah sekali lagi mengusak lembut rambut Cheryll.

Sebenarnya dia masih ingin bersama lebih lama lagi sih, tapi Aji sadar diri. Pasti pacarnya itu capek banget.

Aji masih kangen. Mana mereka juga jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Sepasang kekasih itu memang berkomitmen untuk bertemu di waktu senggang saja, karena mereka sadar kalau mereka ini sama-sama sibuk dan ngga mungkin bisa sama-sama terus. Tapi meskipun begitu mereka saling mempercayai dan tidak absen untuk chat setiap hari.

STEP OUT ✔Where stories live. Discover now