23 - Rehat

828 116 16
                                    

Happy reading 💙

Apa sih yang paling berat bagi mahasiswa? Dulu saat Aji masih SMP, dia pengen cepet-cepet kuliah. Padahal setelah SMP masih ada SMA. Namun karena jiwa menggebu-gebu Aji, dia pengen ngelewatin SMA dan langsung kuliah saja. Dalam imajinasinya, ketika kuliah nanti dia pasti udah punya motor sendiri. Motor ninja berwarna merah lengkap dengan helm teropongnya. Memasuki gerbang kampus sambil membonceng pacarnya. Dulu Aji sering membayangkan itu sambil rebahan di teras rumah setelah pulang sekolah.

Padahal nyatanya...mana ada kuliah seindah di imajinasinya itu. Mana ada motor ninja berwarna merah dan helm teropong, yang ada dia nebeng Mahesa dengan vespa kuningnya. Mau minta dibelikan motor, kata Bapak masih ada motor bang Eja. Ini Bapak ngga tau aja kalau bang Eja pelitnya minta ampun. Sampai Aji kadang meminjam tanpa menjawab terlebih dulu.

Kalau punya pacar? Tenang aja. Untuk imajinasinya yang satu ternyata bisa dia capai. Ya walaupun tidak bisa dibonceng sambil melewati gerbang kampus karena pacarnya berbeda kampus dengannya. Tapi, tidak apa-apa lah. Aji masih bisa kencan di luar kampus kan? Kalau yang satu ini, Aji masih bisa membanggakan diri.

Melewati semester 6, tandanya Aji harus sudah mulai serius dengan kuliahnya. Tugas dan laporan sudah seperti makanan sehari-hari. Suka ataupun tidak suka, Aji harus tetap ngerjain tugas karena kalau tidak nilai bisa menjadi ancaman karena dosen tidak memberi ampunan jika Aji tidak mengerjakan tugas.

Ya, Aji telan bulat-bulat imajinasi indahnya tentang kuliah waktu SMP. Omong kosong kuliah cuma haha hihi lalu pulang ke rumah sambil telponan sama pacar kaya kisah di sinetron. Mana ada. Yang ada Aji sampai merasa pening nyerempet ke stress karena kebanyakan tugas.

Ada kalanya Aji kehilangan semangat. Sampai tugasnya dianggurkan dan jadinya dia kerjakan dengan sistem kebut semalam. Ada kalanya juga dia kehilangan motivasi sampai mau menyerah karena tidak tahu harus bagaimana lagi. Tapi, syukurlah Aji masih punya Tuhan, Bapak Ibu serta Bang Eja, punya sahabat-sahabat yang tidak meninggalkannya, dan juga...punya dia.

“Capek Ya Tuhan... Aji pengen bobo. ” ucapnya siang itu. Kepalanya tergeletak dengan tangan sebagai tumpuan. Sedang mengeluh, tiba-tiba tangannya di geplak oleh seseorang. Aji sampai mengaduh.

“Tugasnya di selesaiin dulu. Biar bisa cepet pulang, terus bobo.” balas gadis di sampingnya, Cheryll.

Ceritanya mereka berdua sedang ngerjain tugas bareng di cafe. Karena Aji sambat ngga punya temen di rumah buat nugas, jadilah di temani sama Cheryll. Tapi Aji masih belum semangat juga.

Karena Aji tidak kunjung menjawab. Cheryll jadi menghentikan sejenak aktivitas ngetiknya. Lalu beralih menatap Aji yang matanya kini terpejam.

“Ji? Hei? Tidur?” gadis itu mengusap pelan dahi Aji. Menyingkap surai hitam yang menutupi jidat cowok itu.

“Iya..capek. ” balas Aji dengan mata yang terpejam. Cheryll jadi merasa tidak enak karena kelihatannya Aji beneran capek.

“Maaf ya tadi ngomel. Yaudah, tidur yang nyenyak Jinendra. ” ucapnya setengah berbisik. Tangannya kembali mengusap rambut Aji sebentar sebelum gadis itu melanjutkan tugasnya lagi.

Beberapa menit kemudian dirinya dibuat terkejut karena kepala Aji tiba-tiba jatuh di pundaknya. Awalnya Cheryll membiarkan, namun makin lama jadi berat juga. Dia jadi tidak bisa ngetik dengan nyaman. Akhirnya gadis itu mengalah. Dia menyimpan file nya terlebih dahulu sebelum kemudian lanjut mengamati Aji yang berubah jadi manja.

STEP OUT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang