13 - Spring Day

1.9K 392 61
                                    

Apa yang terjadi dengan Haris Januar setelah bertengkar sama Aji?

Yang pasti, cowok itu uring-uringan sendiri. Mau ke markas mikir dulu, mau kuliah mikir dulu, dan mau ngapa-ngapain jadi keinget Jinendra.

Dia marah tentu saja, ngga terima sama apa yang diomongin Aji ke dia yang seolah-olah cowok itu paling tahu tentang dia. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Haris sadar kalau waktu itu emosinya lagi tidak stabil.

Mendengar Aji masuk rumah sakit, Haris khawatir. Haris pengen ikut ngunjungin Aji. Tapi dia belum siap, dia takut dan ada sedikit rasa gengsi juga. Tapi bagaimanapun, mau mengelak dengan cara apapun, Haris bener-bener kangen sama Aji. Kangen ngobrol bareng, kangen ngeledek Aji, kangen Aji ngingetin dia tugas, kangen bacotan Aji. Intinya sekangen itu. Tapi Haris tidak tahu kenapa dia belum siap ketemu Aji.

Oleh karenanya, cowok itu gonjrang-gonjreng ga jelas sore itu, di balkon lantai dua markas. Abis pulang kuliah dia izin ngga pulang karena nanti malam ada acara.

"DOR! "

Haris yang lagi bersenandung sambil memegangi gitar terkejut luar biasa sampai memegangi dadanya, ah rupanya Kirino yang barusan ngagetin.

"Apasih Kak ah elah jangan ngagetin dong, kalo gue jantungan gimana anjir. "

Kirino hanya terkekeh kemudian ikut lesehan disamping Haris. Sedangkan Haris masih merengut kesal kepada Kirino.

"Kangen Aji ya? " tanya Kirino dengan pandangan lurus ke depan. Haris terbelalak kaget. Kok bisa tepat gitu sih Kirino nebaknya? Tapi cowok itu segera menguasai air mukanya sambil berdehem pelan.

"Gatau. " jawabnya.

Kirino terkekeh geli melihat reaksi Haris yang sebenarnya pengen jawab iya tapi ditutupin itu.

"Jawab iya aja susah amat sih yis. "

Haris hanya mendengus sebal. Cowok itu mengikuti arah pandangan Kirino, menatap langit sore yang hampir tertutup awan kelabu.

"Lo tau ngga Aji kenapa? "

Haris segera mengalihkan pandangannya pada Kirino yang kini masih betah menatap langit. Menunggu jawaban cowok berhidung mancung itu. "Aji punya trauma. "

"Trauma? " tanya Haris. Kirino menjawabnya dengan anggukan pelan.

"Abis tengkar sama lo kemaren, dia ketrigger pas nyampe rumah. "

"Separah itu? " tanya Haris dengan raut wajah yang khawatir.

"Buktinya sampe masuk rumah sakit kan? "

Kemudian Kirino menceritakan semuanya. Tentang trauma Aji, tentang sangkut pautnya dia sama masalah Aji. Dan Haris benar-benar tidak bisa untuk tidak kaget dibuatnya. Seorang Aji sekuat itu melalui ini semua? Lalu apa kabar dirinya yang memarahi Aji dengan alasan yang tidak jelas? Haris seketika merasa bersalah, benar-benar merasa bersalah.

"Aji nyimpan itu sendiri dan gaada cerita ke kita? " tanya Haris hampir tidak percaya.

"Bukan cuma Aji. lo, gue, semua dari kita, kurang terbuka satu sama lain. Padahal gue yakin kita dipertemukan bukan cuma saling sekedar temenan doang, tapi lebih dari itu, kita ditakdirkan buat saling melengkapi dan selalu ada satu sama lain. Tapi kita terlalu fokus buat nutupin masalah masing-masing, padahal kita sama-sama butuh buat cerita. "

Benar, Kirino benar.

"Gue gatau masalah lo apa sampe lo bisa bertengkar kaya gitu sama Aji. Tapi gue harap, kalian segera baikan ya? Aji merasa bersalah banget sama lo, dia juga kangen lo. Dia bicarain lo terus kemaren, kemaren dia cerita ke gue kalo lo punya hati yang lembut dan gampang rapuh, dan dia ngga seharusnya nyakitin perasaan lo. "

STEP OUT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang