Episode 11 : Practice Room

406 30 1
                                    

Are you lost little girl?
Where's your mama? Good grief
Skin thick as bricks
Was it karma? How old are ya?
Watch your back, watch your step
Watch your weight, watch your words too
They'll come at you with their teeth
And their rhinestone-covered sheaths

I hope you listen
There're too many demons
So girl don't you give in
To all of the voices around you
Saying you can spread your wings
Only if you spread those legs first, huh
That's the bread and butter of this place

NIKI
(Wide Open)

***

Setelah membalik tubuh Dita, Kyung Soo dapat melihat wajahnya. Dan mata besar dengan bulu mata lentik yang kosong dan sembab itu.

Tanda kehidupan masih terlihat pada air matanya yang terus mengalir lamban ke telinga dan gerakan naik turun nafas di dadanya yang penuh pasir.

Kyung Soo tidak akan membekap mulutnya seperti yang kedua kawannya lakukan. Dita telah diam.

Itu adalah hal yang bagus karena dia dapat menikmati setiap centi tubuh gadis itu tanpa perlawanan, tanpa energi lebih.

Kyung Soo melepas kaosnya lalu membersihkan tubuh itu polos itu secara perlahan. Semuanya terlihat sempurna.

Sekarang dia dapat mencumbu bibir mungil di antara pipi menggemaskan yang memar itu, dapat menikmati kenyalnya payudara dan puting di dalam mulut dan ujung lidahnya, dapat menikmati setiap gerakan saat dia memasuki liang tubuh gadis cantik itu.

Di puncak hasrat setannya yang terpuaskan, Kyung Soo merasa melayang, kepalanya tertarik ke belakang dan kedua matanya berotasi ke atas. Saat dia menghujam bumi, tiba-tiba duduk bersila seorang gadis cilik di hadapannya. Mata Kyung Soo membelalak, "Su-Suci?!"

Dengan berderai air mata Suci menjawab, "Ayah."

"Haaaaahh!! " Dengan tubuh penuh peluh Kyung Soo terbangun.

Sudah 2 hari berturut-turut dia mimpi buruk. Rasa bersalah telah menggantunginya selama 8 tahun, akan tetapi rasanya tidak pernah senyata ini. Kepalanya terasa sakit karena kurang tidur. Dia mengobrak-abrik isi laci side table, berharap ada sebutir aspirin di dalamnya. Hasilnya nihil. Dia harus pergi ke apotik. Dia juga akan membeli obat tidur.

Di bawah guyuran air shower yang panas setelah dia menanggalkan semua pakaiannya, Kyung Soo berpikir. Anak siapakah Suci? Anak salah satu dari kami?

Kyung Soo menggeleng. Tidak mungkin. Suci mengatakan bahwa ayah ibunya bernama Shinta dan William.

Kyung Soo meletakkan kedua tangannya, menumpu pada dinding marmer. Air mengalir deras pada rambut basah yang menutupi wajahnya.

Bagaimana dengan dugaan Suci sendiri? Kalau dia anak Hyuk?
Kyung Soo menyibak rambut basah dari wajahnya. Apakah Jihoon yang mengatakan sendiri?

Ini semua percuma. Tidak ada dasar apapun untuk pikiran-pikiranku ini.
Kyung Soo mengambil mantel handuk yang disampirkan di handle pintu kaca. Setelah memakai memakai dan menyimpulkan tali mantel, dia berjalan ke depan cermin. Memandang wajahnya. Bagaimana kalau dia anakmu Kyung Soo?

Mistake in Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang