Episode 17 : The Gift

217 22 0
                                    

Glossy lips, lavish lies
Before you trust anybody, think twice
Harpoon hands warm you fast
Hook you smooth while they pat you on the back

Always alert, always aware
Always keep track of who's there
Always keep track of who cares
So many sharks here, beware

Niki (TIDE)

***

Smartphone Dita berdering.

SUCI!

Dita segera berlari dari halaman belakang. Meninggalkan cucian basah dalam ember. Menuju meja makan tempat dia meletakkan smartphone. Tampak raut kecewa di wajahnya.

Di layar smartphone tertulis Jihoon.

Dita berbalik dan berjalan kembali ke halaman belakang.

Jihoon tidak menyerah. Ia menelpon kembali.

Sun Woo melihat Dita yang tidak peduli, meneruskan pekerjaannya menjemur pakaian. Berjalan perlahan lalu berinisiatif mengangkat telpon dari Jihoon.

"Halo."

Mendengar suara pria di ujung sambungan telpon. Jihoon terdiam.

"Halo."

"Bisa saya bicara dengan Dita?"

"Dita enggan Jihoon." Sun Woo sengaja tidak memakai tambahan Eonnie di belakang nama Dita.

Jihoon menghirup dan menghela nafas panjang. Menahan perasaannya yang terbakar.

"Tolong sampaikan ke Dita. Saya akan menceraikannya, lalu saya akan mencari Suci sampai ketemu." Sun Woo melirik ke arah Dita yang masih terlihat tak acuh.

"Kalau Suci sudah ketemu. Saya akan menyerahkan hak asuh ke Dita." Jihoon tercekat. Perasaannya menentang kalimatnya yang diucapkannya sendiri.

"Mungkin bagi Suci akan sulit, karena Dita tahu kami berdua sangat dekat. Tapi saya yakin Suci—"

Tiba-tiba Dita berjalan cepat ke arah Sun Woo dan langsung mengambil smartphone itu dari tangannya.

"Jihoon ..." ucap Dita lemah.

"Dita?!" Mata Jihoon terbelalak, jantungnya berdebar.

"Aku melihat Suci, Jihoon." Suara Dita bergetar."Suci bersama Kyung Soo."

***

"Bagaimana Ibu? Jadi?" kata sang penjual abalone .
Wajahnya yang berjenggot menyembul di antara akuarium yang berderet setinggi orang dewasa. Sungut lobster terlihat seperti menggelitik wajahnya.

"Sepertinya tidak pak. Saya tinggal sendiri. Ikan kakap merah saja satu kilo." Ibu Yeo menyaut, sambil memegang abalone di dalam ember. Berharap sang putra ada di Korea sehingga bisa menikmati segarnya abalone yang dia pegang.

Sang penjual mengangguk. Mengambil ikan di salah satu akuariumnya untuk diproses lebih lanjut.

"Ibu Yeo?"

Tiba-tiba ada suara di belakangnya. Ibu Yeo kurang mengenal suara itu, akan tetapi secara refleks dia berbalik melihat wanita yang memanggilnya.

"Ibu apa kabar?" Wanita itu tersenyum.

Mistake in Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang