Episode 45 : The Wedding

104 15 2
                                    

Pak Chen duduk di antara para hadirin di atas roof top sebuah gedung. Di sebelahnya duduk sang istri dan juga anaknya yang remaja, yang terus asyik dengan smartphone-nya.

Lalu duduklah di sebelahnya Bo Hyun, menyapa dirinya. Dia menunjuk ke arah Walikota Jo dan Ibu Jang yang duduk terpisah karena mereka mewakili sebagai orang tua dari sang mempelai pria. Sang mempelai pria adalah yatim piatu. Chen ingat itu. Dan Chen pernah bertemu orang tuanya puluhan tahun silam. Semoga mereka beristirahat dengan tenang.

Jo Myun dan Ibu Jang terlihat berbicara dengan wanita yang memakai baju adat yang asing. Kemungkinan merupakan ibu dari mempelai wanita.

Sebuah panggung panjang pendek selebar 2 orang manusia memotong deretan kursi yang diletakkan menghadap panggung panjang menuju panggung altar. Di belakang panggung altar terdapat layar yang cukup besar di hiasi bunga-bunga putih yang indah.

Lalu acara pun dimulai dengan seorang MC yang membuka acara tersebut dengan menjelaskan betapa istimewanya acara itu karena itu adalah pernikahan yang menyatukan dua negara berbeda. Chen dapat melihat betapa asingnya orang-orang duduk di seberangnya, menghadap kepadanya. Chen menyukainya, karena ia menyukai keragaman.

Di antara mereka terlihat Gi yang  tersenyum padanya. Sungguh terpatri jelas kenangan indah bersama idol wanita itu. Masih terasa rangsangan kenikmatan yang luar biasa, di seluruh sel-sel tubuhnya.

Lalu sang mempelai pria akhirnya muncul. Berjalan di panggung panjang menuju panggung altar. Berdiri di sana, menunggu mempelai wanita. Mempelai wanita yang cantik pun muncul. Dia memiliki paras imut. Pak Chen ingat pernah bertemu dengannya. Mereka memiliki seorang anak perempuan. Yang entah kenapa tidak ada disana. Dia memakai gaun pengantin putih yang lebar dan digandeng oleh seseorang pria asing dengan pakaian adat aneh. Sepertinya adalah ayah dari sang pengantin pria.

Sesampainya mereka di panggung altar, para pengantin saling membungkuk hormat satu sama lain.
Lalu Jo Myun dan istri juga orangtua pengantin pria mendatangi mereka dan saling berpelukan satu sama lain. Penyanyi wanita di sudut kiri menyanyikan lagu yang indah.

Setelah itu video perjalanan cinta dari para pengantin dimainkan. Foto-foto mereka bersama yang entah kenapa menjadi buram digantikan oleh wajahnya. Wajah dirinya. Bukan pengantin. Wajahnya yang sumringah   saat dia memasuki lobby hotel, koridor hotel. Kamar hotel lalu terbuka dengan wanita telanjang di dalamnya. Chen lalu duduk di kursi dalam keadaan telanjang lalu seorang wanita duduk naik turun melenguh dengan mulut yang terbuka. Lalu video itu men-zoom wajah Chen yang memuntahkan segala fakta mengenai kematian walikota sebelumnya.

Semua mata hadirin melihat padanya. Chen menjadi malu. Sangat malu. Tidak ada sehelai benang pun di tubuhnya seperti video itu. Chen berdiri dan berusaha lari keluar mencari pintu tapi dia tidak menemukannya di atas rooftop itu.

Tidak ada pintu ke bawah. Mulut-mulut nyinyir mulai menyuruhnya untuk mati. Menyebut dirinya menjijikan dan tidak beradab. Menyebut karirnya sudah tamat. Chen tidak tahan lagi. Terlalu banyak orang di atas gedung itu. Dan akhirnya dia memutuskan untuk melompat.

Saat Chen menghempas ke aspal, dia justru bisa membuka matanya. Chen melihat langit plafon rumah dan merasakan empuknya kasur. Sang istri masih terlelap di sampingnya. Ternyata hanya mimpi. Mimpi yang terasa sangat nyata sampai-sampai jantungnya berdegup sangat kencang. Tak mungkin. Gi? Tak mungkin dia menjatuhkan karirnya sendiri.

Chen menghela nafas panjang berpikir bahwa itu hanya mimpi. Mimpi itu bunga tidur dan kalau pun punya pengertian itu mungkin karena hal beresiko yang baru saja dia lakukan bersama Gi.

Sama seperti dirinya yang memutuskan untuk terjun tuntas ke politik yang penuh resiko. Dia mengenang hari-hari dimana dia merasa tak bisa tidur. Tapi lihat apa yang dia dapatkan sekarang.

Mistake in Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang