32

2.7K 287 5
                                    

Jadwal kereta Alex masih lama, ia akan kembali ke Lausanne siang-siang setelah menemani Joshua serta Vernon pergi ke BärenPark dan Gurten. Semuanya dibiayai oleh kedua pria itu, karena tentu saja Alex tidak mau mengeluarkan uang, apalagi setelah ia harus absen tidak bekerja selama dua hari. Bukan potong gaji, hanya biaya dua hari service tidak didapatkannya--padahal biaya itu yang menyumbang banyak jumlah gajinya di restoran.

Di BärenPark tadi mereka melihat beruang, mengikuti tur yang disediakan pihak BärenPark, memotret beruang di dekat Sungai Aar dan selfie bersama beberapa miniatur beruang. Memang taman itu dikhususkan untuk bintang mamalia tersebut. Untung saja mereka datangnya bukan saat musim dingin, karena para beruang itu akan hibernasi. Tidak keluar dari sarangnya.

Lepas dari sana, mereka melanjutkan perjalanan ke Gurten. Vernon sudah tidak sabar ingin mencoba Toboggan Run. Bahkan saat menaiki trem ke Gunung lokal Bern itu, ia tidak pernah melepas pandangan dari seluncuran yang sedikit tampak dari jendela. Bahkan Alex dan Joshua bisa melihat anak-anak berseluncur dengan orangtua mereka.

"Gurten disebut the 'only' local mountain-nya Bern. Salah satu gunung tempat masyarakat Bern hiking, berlibur dengan keluarga, mengadakan pesta dan festival. Sebenarnya gunung ini dimiliki oleh perusahaan swasta, makanya nanti kita bakal melihat banyak bangunan yang biasanya disewa sebagai tempat diadakannya acara-acara private." Jelas Alex yang sudah hapal di luar kepalanya. Ia tahu karena sering ikut Mamie Manola atau Mia ke Gurten untuk menghadiri acara pernikahan kerabat mereka.

"Acara-acara apa?" Tanya Joshua sembari memotret pemandangan di luar trem.

"Wedding, meeting, pokoknya Gurten jadi seperti resort tapi di gunung."

"Menarik juga." Kata Joshua yang masih mendengarkan Alex. Tidak seperti Vernon yang sudah tidak sabar. Ia bahkan berdiri di dekat pintu keluar, sehingga apabila Trem mereka sudah sampai ia bisa berlari menuju tempat sewa kereta kecil yang menjadi 'kursi' menuruni seluncuran panjang itu.

Alex sendiri sudah puas dengan Tobbogan Run. Dulu, setiap diajak ke Gurten, ia selalu menaiki Tobbogan Run. Selain menyenangkan, seluncuran itu cukup meningkatkan adrenalin. Kecepatan seluncurannya luar biasa, ditambah lokasinya berada di pegunungan--rasanya seperti terbang dengan kereta kecil.

"Kau mau naik Tobbogan Run juga, Alex?" Tanya Joshua saat mereka diam dengan pikiran masing-masing. Trem mereka masih menanjak ke atas Gurten dan untung saja karena bukan hari libur, Gurten jadi tidak begitu ramai.

"Tidak. Aku sudah puas menaikinya selama tinggal di Swiss." Jawab Alex sembari tersenyum lebar. Ia teringat kembali rasanya menaiki Tobbogan Run.

"Apakah asyik?"

"Kalau kau suka roller coaster, kau mungkin akan menyukainya."

Joshua tiba-tiba mendelik. "Memangnya kau suka naik roller coaster?"

"Permainan wajib yang harus ku naiki setiap ke taman bermain." Jawab Alex dengan bangganya.

"Memang menyenangkan! Aku pun suka dengan roller coaster." Seru Vernon dengan mata yang tertuju pada ponselnya. Ia tengah memotret pemandangan di luar Trem, lalu memotret supir Trem dan apapun yang menarik di matanya. Saat mendengar hal itu Joshua sebenarnya ingin mencibir. Ia tahu benar Vernon tidak sepemberani itu. Alex bahkan sudah tertawa di sampingnya.

"Kau tahu dia, kan?" Tanya Joshua. Alex mengangguk. "Kejadian Bungee Jumping waktu itu, kan?" Tanyanya balik dan Joshua mengangguk puas.

"Dan... kau tidak perlu ku tanya." Alex menggerling ke arahnya tiba-tiba. Joshua menaikkan kedua alisnya. "Kenapa?"

"Sudah jelas kau menyukainya, bukan?"

Joshua berdehem. "Bukan menyukainya, aku sebenarnya hanya sering tertantang saja, jadi ingin mencobanya."

Alex mengedikkan bahu. Ia teringat wajah Joshua saat melakukan Bungee Jumping di sebuah acara TV bersama dengan Vernon. Pria itu santai sekali, bahkan tidak segan melompat. Berbeda dengan Vernon yang selalu ketakutan saat ingin melompat. Padahal kalau dipikir, wajah Joshua tampak seperti pria yang tidak begitu pemberani.

Tidak lama Trem pun berhenti karena mereka telah sampai di puncak Gurten. Ketiganya segera turun dan Vernon berlari ke tempat penyewaan kereta sangking inginnya mencoba Tobbogan Run.

"Taruhan! Vernon akan berteriak ketakutan atau tidak?"

Terkejut karena Joshua berbisik begitu dekat dengannya, Alex refleks mundur beberapa langkah. Ia menatap Joshua ragu. "Mungkin... tidak?"

"Kenapa?"

"Sebenarnya tidak semengerikan Roller coaster, sih. Tapi tetap memacu adrenalin." Kata Alex sembari mengedikkan bahu. Diam-diam ia mencoba menetralkan degup jantungnya.

"Oke. Kalau begitu menurutku ia akan berteriak ketakutan." Ujar Joshua yang mencoba tenang meski awalnya ia agak tidak nyaman dengan sikap Alex saat gadis itu memundurkan langkahnya. "Yang menang boleh meminta apapun kepada yang kalah. Bagaimana?" Tanyanya kemudian.

"Traktir makan siang saja di Lausanne saja, bagaimana?"

Joshua menggeleng. "Tidak seru."

"Ei... aku kalau disuruh mengeluarkan uang agak susah, loh. Aku tidak bisa mentraktirmu makan di Gurten." Keluh Alex mengingat restoran di tempat ini cukup mahal.

"Yang minta traktir siapa?"

"In case."

"Kenapa kau jadi pesimis? Mengaku kalah?" Goda Joshua agak heran mendengar elakan gadis itu.

Alex mengerucutkan bibir. "Tidak! Vernon pasti lebih berani. Ini tidak semengerikan Bungee Jumping!"

"Kita lihat nanti. Deal?"

"Deal!!"

"Deal!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Joshua Hong is My Roomate! [Complete]Where stories live. Discover now