Joshua Hong is My Roomate! [Complete]

Sequel II [LDR Part 1]

Time Stamp: After Sequel I before Epilog

"Mon belle! Venez ici!"

Hélène berseru dengan penuh semangat kepada Alex yang baru pulang dari kampus setelah mengurus pendaftaran untuk menjadi akademisi di École hôtelière de Lausanne setelah disarankan oleh dosen-dosennya selama ia berkuliah. Selain bisa membantu kampus untuk melebarkan pangsa--dengan mencari calon mahasiswa dari Indonesia lewat dirinya--Alex juga bisa melanjutkan studinya kapan saja di tempat itu secara gratis, menggunakan beasiswa karyawan sehingga Alex mengiyakan ajakan itu tanpa ragu meski ia harus menunda kepulangannya ke Indonesia untuk kesekian kali.

"Alex! Rapide! Cepat ke sini!" Seru Hélène tanpa ampun kepada Alex yang kesulitan berlari karena map-map berisi dokumen pendaftaran yang ia bawa dari kampus. Ia memeluk map itu dengan erat, tidak ingin kehilangan dokumen satu lembar pun karena akan sulit diurus.

"Ada apa Hélène?" Tanya Alex keheranan, sedikit terengah saat sampai di depan Hélène yang berdiri di sebuah pintu apartemen yang tidak begitu jauh dari unitnya.

Hélène terkekeh, tidak menjawab pertanyaan Alex, malah menggerakkan tangan mengetuk pintu apartemen di depan mereka dengan cukup keras. Alex, meski bingung, tetap berdiri di sana. Ia penasaran mampus dengan tingkah Hélène yang kadang berada di luar nalarnya--sangat berbeda dengan orang Lausanne kebanyakan yang tampak normal.

"Oui? Qui est-ce?" Suara seorang pria menyeruak saat pintu itu terbuka.

Alex sontak membelalakkan mata dan melangkah mundur, kaget karena kemunculan pria yang memiliki badan yang sangat tegap dengan tinggi semampai itu. Berbanding terbalik dengan Hélène yang melangkah maju, tersenyum lebar kepada sang pria yang disadari Alex memiliki fitur wajah seperti dirinya.

Asian.

"Aaron! Ini Alex yang ku ceritakan padamu! Malaysia!" Seru Hélène dengan super ramah kepada pria bernama Aaron itu, mengerutkan dahi Alex yang langsung mengelak meski ia masih tidak paham dengan apa yang dilakukan housekeeper gedung apartemennya tersebut.

"Indonesia, Hélène!"

Aaron mengerjapkan mata beberapa kali, menatap Alex dengan penasaran setelah perempuan itu menyebut Indonesia, negara yang sangat tidak asing bagi telinganya.

"Orang Indonesia ke? Ou race indonésienne?" Tanya Aaron terdengar senang dan Alex segera menganggukkan kepala, terkejut karena Aaron sempat berbahasa Melayu dengan aksen yang terdengar aneh di telinga.

"Aku Alex, dari Indonesia. Kau sendiri?"

"Aaron Kim. Technically, kebangsaanku Prancis tapi Ibuku berasal dari Malaysia." Kata Aaron menerima uluaran tangan Alex yang auto terjulur saat memperkenalkan diri.

Melihat kedua orang Asia di dekatnya saling berkenalan, Hélène pun bertepuk tangan, senyumnya sumringah sekali seperti baru mendapatkan rezeki nomplok. Masih mengherankan Alex, bahkan juga Aaron yang menatap Hélène dengan kening berkerut. Alex dan Aaron sempat bertatapan, bertanya lewat sorot mata masing-masing lalu mengedikkan bahu karena sama-sama tidak mengerti.

"Mamie Manola menyuruhku mempertemukan kalian. Ia bilang sesama orang Asia, kalian bisa berteman dan bantu-membantu selama tinggal di Lausanne." Jelas Hélène sambil meraih ponsel dari dalam kantong apron bersih-bersihnya. Alex dan Aaron pun ber-ah-ria.

"Kita bisa berfoto bersama, kan? Aku mau memberikan bukti kepada Mamie." Kata Hélène, mengarahkan kamera depan ponselnya ke arah mereka.

Dengan kikuk Alex menurut, ia melirik Aaron yang kelihatan sedikit ragu sebelum mengangkat dua jarinya membentuk tanda damai di dekat wajah--membuat Alex menggulum senyum dan ikut membentuk dua jarinya menjadi tanda damai di depan kamera ponsel Hélène yang memotret mereka tanpa sungkan. Cukup aneh pikir Alex tapi kebiasaan Mamie yang ingin memberikannya teman satu 'ras' di Lausanne, lebih tepatnya di gedung apartemen itu memang sudah terjadi sejak lama. Bahkan teman satu ras sebelumnya pernah menjadi teman satu apartemen Alex, menjadi pacarnya sekarang yang tinggal jauh dari Benua Eropa.