5

3.4K 420 5
                                    

Pintu apartemen terbuka dan Alex masuk agak terburu-buru. Melihat Joshua yang kaget di sofa ruang tengah membuat gadis itu agak malu, ia sempat mengucap maaf kemudian bergegas masuk ke kamar. Pintu kamarnya dikunci rapat dan Joshua bisa mendengar kesibukan gadis itu di dalam. Ia tentu saja heran bukan main, sampai tidak bisa mengalihkan kepala dari kamar gadis itu.

"So sorry." Kata Alex saat membuka pintu. Bajunya berubah lebih casual dan tas selempangnya berubah menjadi tote bag. "Aku harus pergi bekerja." Sahutnya sembari berjalan menuju pintu keluar.

"A-Alex! Tunggu!" Seru Joshua dengan mata terbelalak.

Alex terhenti, ia agak terkejut mendengar Joshua memanggil namanya. Sejak pertemuan mereka kemarin, Alex sadar kalau Joshua merasa tidak nyaman dengannya. Tidak nyaman karena ia mengenalnya sebagai seorang idola--dan artis mana pula akan nyaman tinggal bersama seorang fans di apartemen yang sama?

"Y-ya?"

"Kau balik jam berapa?" Tanya Joshua kikuk. Ia menggaruk sisi kanan kepalanya yang tidak gatal.

"Jam 11 malam... kenapa?"

"Ah... aku mau pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari, tapi, masalahnya aku tidak bisa berbahasa Perancis. Aku ingin kau menemaniku." Jelas Joshua menahan malu.

Mendengar hal itu membuat Alex menggembungkan pipi. Ia mengacak pinggang, lalu mengecek jam tangannya. Selama 2 menit ia diam berpikir di depan pintu.

"Bagaimana?" Tanya Joshua penuh harap.

"Kalau kau bisa pergi sekarang, aku bisa menemanimu selama 30 menit berbelanja di Supermarket dekat tempatku bekerja." Jawab Alex pada akhirnya.

Tanpa perlu disuruh, Joshua bergegas ke kamarnya. Ia melihat pria itu meraih topi, masker dan jaket di koper lalu keluar menghampirinya. Saat Joshua menggunakan masker, Alex mengerutkan dahi. Gadis itu tahu Joshua adalah seorang artis, akan tetapi di Lausanne, ia yakin tidak banyak orang mengenalnya dan kalau pun tahu, mereka tidak akan ribut karena tahu privasi orang yang harus dihormati.

"In case." Ucap Joshua menjawab keheranannya dan Alex hanya bisa mengedikkan bahu.

"Ayo! Aku tidak begitu suka datang last minute saat bekerja." Kata Alex kemudian. Joshua mengangguk, pria itu tampak excited, seakan lupa dengan fakta bahwa Alex adalah penggemarnya.

~~~

Alex bukan orang yang suka berbicara dengan orang yang baru ia kenal, tapi ia benci sekali dengan keheningan saat sedang bersama seseorang. Begitulah keadaannya dengan Joshua sekarang, keduanya berjalan menuju Supermarket. Bukan hanya berjalan, Alex bahkan menuntun sepedanya karena tidak mungkin membonceng Joshua (karena sepedanya hanya untuk satu orang). Sedangkan Joshua asyik memotret apa saja yang ia lihat menarik--tidak lupa melakukan selfie pula. Tapi Alex tidak merasa sangsi, saat pertama kali sampai di Lausanne, ia pun dibuat takjub dengan pemandangan kota yang sangat indah dan menarik.

"Kau sudah punya Swiss Pass, belum, Joshua?" Tanya Alex sambil melirik Joshua yang tengah asyik menatap foto-fotonya di galeri ponsel.

"Ah... Swiss Pass." Joshua merogoh saku celana, ia membuka dompet dan memperlihatkan sebuah kartu kepada Alex. "Ini, bukan?"

"Iya. Kau tahu penggunaannya, kan?"

Joshua berdehem. "Untuk... naik kendaraan umum, kan?"

"Iya, betul." Ucap Alex membuat Joshua tersenyum di balik maskernya. Pria itu sudah mencari tahu cara berlibur dengan baik dan benar di Swiss, bahkan ia sudah mempersiapkan banyak hal sebelum memutuskan perjalanannya itu. Ya, meski ia sendiri tidak tahu bagaimana cara merealisasikan rencana-rencananya itu.

Joshua Hong is My Roomate! [Complete]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ